Halaman

Kamis, 25 Agustus 2011

Home Visit

BAB I

PENDAHULUAN

Perawat yang bekerja di berbagai area praktek dan dengan berbagai kelompok usia, dalam melaksanakan tugasnya dapat menggunakan keluarga sebagai focus intervensi. Asuhan keperawatan yang diberikan berdasarkan pada masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga dan memperhatikan efek kedekatan antar anggota keluarga terhadap kesehatan keluarga. Asuhan keperawatan yang berfokus pada kelompok merupakan suatu filosofi dan dapat dilakukan disetiap area praktek. Namun, tempat tinggal keluarga adalah tempat khusus untuk dilakukannya keperawatan yang berfokus pada keluarga.

Di masa yang lalu, perawat-perawat komunitas meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui kunjungan ke rumah-rumah (Zerwekh, 1990). Perawat-perawat komunitas bertugas untuk mencegah penyakitpenyakit tertentu, cedera, kematian dini dan menurunkan tingkat penderitaan manusia. Melalui kunjungan rumah, perawat-perawat komunitas memberikan kesempatan bagi keluarga-keluarga untuk lebih menyadari akan resiko masalah kesehatan, mempelajari cara-cara pencegahan dan cara menggunakan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesehatan, mempelajari cara-cara pencegahan dan cara menggunakan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesehatan dan pencegahan utama. Selama kunjungan rumah, perawat-perawat komunitas dapat mengkaji ancaman kesehatan yang tidak nampak saat keluarga datang ke dokter, klinik atau Puskesmas.

Perawat di rumah merupakan aspek keperawatan komunitas yang berkembang paling pesat. Antara tahun 1988 – 1992, jumlah perawat yang melakukan perawatan di rumah meningkat menjadi 50 %. Pada awalnya, keperawatan komunitas dimulai dengan yang diberikan bagi orang-orang miskin di rumah mereka.

William Rathbone memulai program perawat yang berkunjung kerumah (visiting nurse) di tahun 1859, setelah istrinya meninggal dan di rawat oleh seorang perawat di rumahnya. Selanjutnya diakhir 1800-an, Amaerika Serikat mendirikan perkumpulan perawat yang datang kerumah karena tingginya imigrasi di amerika yang mengakibatkan terjadinya penyakit-penyakit menular sampai dengan awal abad ke-19, perawat bagi orang sakit dan orang cacat di rumah-rumah mereka menjadi bentuk tradisional dari pelayanan kesehatan bagi kebanyakan orang (Spiegel, 1987).

Di tahun 1940-an, rumah sakit mulai menunjukan keberhasilannya pada perawatan di rumah karena meningkatnya jumlah orang yang sakit kronis. Perkumpulan-perkumpulan visiting nurse semakin manjamur diberbagai kota besar dan kecil sampai akhirnya diawal tahun 1980-an digunakan sistem Diagnotic Related Groups (DRGs) untuk menurunkan lama rawat inap dari seorang pasien tetapi juga menjadi cara yang paling murah.

Berdasarkan pada perkembangan pelayanan keperawatan di rumah yang terjadi di Luar negeri, pada dasarnya kondisi masyarakat Indonesia sangat memungkinkan untuk dilaksanakan hal tersebut. Namun, untuk memulainya diperlukan kesiapan dari para perawat komunitas. Selanjutnya akan di jelaskan pengertian dan tujuan pelayanan keperawatan di rumah, hubungan perawat-klien dengan keluarga, standar dan tanggung jawab dari perawat yang melaksanakan perawatan di rumah.


BAB II

PELAYANAN

1. Pengertian Dan Tujuan Keperawatan Di Rumah

pelayanan keperawatan di rumah adalah interaksi yang dilakukan di tempat tinggal keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan keluarga dan anggotanya. Dari pengertian tersebut dapat di garis bawahi bahwa tenaga kesehatanlah yang bergerak dalam hal ini mengunjungi klien, bukan klien yang datang ke tenaga kesehatan. Hampir semua pelayanan kesehatan dapat diberikan melalui keperawatan di rumah, kecuali dalam keadaan gawat darurat cukup sehat untuk tetap tinggal di masyarakatnya dan melakukan perawatan sendiri setelah ditinggal oleh perawat.

2. Pelayanan Keperawatan di Rumah Memiliki Lima Tujuan Dasar, yaitu :

1. Meningkakan “support system” yang adekuat dan efektif serta mendorong digunakannya pelayanan kesehatan.

2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.

3. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari seluruh anggota keluarga serta memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang peningkatan dan kesehatan pencegahan.

4. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar anggota keluarga.

5. Meningkatkan kesehatan keluarga.

(Smith, 1995)

Kelima tujuan dasar dari pelayanan keperawatan di rumah pada hakekatnya bertujuan untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah-masalahnya yang oleh Simmon (1980), dikategorikan menjadi :

  1. Sikap hidup dan sumber-sumber pelayanan kesehatan.
  2. Penyimpangan status kesehatan.
  3. Pola dan pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan.
  4. Dinamika dan struktur keluarga.

3. Hubungan Perawat Klien dengan Keluarga

perawat-perawat yang berkunjung ke rumah memiliki perhatian terhadap seluruh masalah-masalah kesehatan yang teridentifikasi dari keluarga tertentu atau sekelompok keluarga. Perawat tersebut memiliki kemampuan klinik yang general dan dapat bekerja dengan klien dari seluruh sekelompok usia.

Untuk dapat berhubungan dengan keluarga, perawat tidak perlu bertemu secara langsung dengan seluruh anggota keluarga. Salah satu anggota keluarga dapat menjadi sumber informasi, tetapi perawat harus menyadari adanya kemungkinan bahwa informasi yang diberikan tersebut, dipengaruhi oleh persepsi dari sumber.

Perawat memerlukan waktu untuk memperkenalkan diri kepada keluarga. Gunakan panggilan yang formal kecuali jika keluarga menghendaki lain. Sangat penting bagi perawat untuk berinteraksi dengan sebanyak mungkin anggota keluarga.

Melalui pengkajian, perawat berusaha untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang aktual maupun yang potensional yang terdapat pada setiap anggota keluarga. Issue-issue tentang peningkatan kesehatan seperti diet dan perlindungan khusus seperti imunisasi mungkin ditemukan sebagai masalah yang memerlukan rujukan. Koping keluarga terhadap penyakit yang terjadi atau kecacatan merupakan masalah aktual yang mungkin memerlukan interveksi langsung.

Hubungan perawat-klien dengan keluarga merupakan hal yang penting bagi komunitas. Fase-fase hubungan dari perawat-klien dengan keluarga memiliki kesamaan dengan hubungan perawat-klien secara individual.

4. Prinsip hubungan perawat-klien dengan keluarga :

- Fokus interveksi perawat adalah keluarga.

- Interveksi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan kesehatan dan meliputi tiga level pencegahan.

- Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap kesehatannya.

- Perawat adalah tamu di rumah keluarga.

5. Fase hubungan perawat-klien dengan keluarga

1. Fase Preinisiasi atau Pesiapan

Pada fase pertama, perawat data mendapat data tentang keluarga yang akan dikunjungi dari Puskesmas atau Ibu kader. Perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk kunjungan yang dilakukan. Bagi perawat yang sudah berpengalaman fase ini dapat diperpendek jangka waktunya. Sangat penting untuk dilakukan pada fase ini adalah kontrak waktu kunjungan dengan keluarga.

2. Fase Inisiasi atau Perkenalan

Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama fase ini, perawat dan keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan.

3. Fase Implementasi

Pada fase ini, kerja perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki keluarga bersama-sama dengan keluarga. Lakukan intervensi sesuai perencanaan. Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan tingkat pendidikan dan sediakan pula informasi tertulis.

4. Fase Terminasi

Di fase ini, perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga. Menyusun rencana tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan yang mungkin dialami keluarga penting dilakukan difase teriminasi. Tinggalkan nama dan alamat perawat dengan nomor telepon.

5. Fase pasca kunjungan

Pada fase terakhir ini sering terabaikan. Di fase ini perawat hendaknya membuat dokumentasi lengkap tentang kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan, tempat perawat bertugas.

Selanjutnya akan dibahas tentang standar dan tanggung jawab dari perawat komunitas yang melakukan kunjungan rumah.


BAB III

STANDAR DAN TANGGUNG JAWAB

1. Standar merupakan alat untuk mempertahankan mutu pelayanan yang diberikan. Berbeda dengan diluar negeri, standar keperawatan di Indonesia belum bersifat nasional. Standar keperawatan di Indonesia mengacu pada pelaksanaan proses keperawatan. Sementara ini standar keperawatan bagi perawat yang melakukan kunjungan rumah dapat mengacu pada standar yang dibuat oleh The American Nurses Association (1986).

Standar Keperawatan Di Rumah

Standar 1 : Organisasi pelayanan kesehatan di rumah

Seluruh pemberi pelayanan kesehatan termasuk perawat, dokter, physioterapist, occupatiaon therapist, speech therapist dan pekerja sosial perlu diorganisasi dan diatur dengan system manajeman tertentu.

Stabdar 2 : Teori

Perawat mengaplikasikan konsep dan teori sebagai dasar pengambilan keputusan dalam tugasnya.

Standar 3 : Pengumpulan Data

Perawat secara terus-menerus mengumpulkan dan mencatat data dengan teliti, sistematis dan komprehensif.

Standar 4 : Diagnosis

Perawat menggunakan data hasil pengkajian untuk menentukan diagnosis keperawatan.

Standar 5 : Perencanaan

Perawat mengembangkan perencanaan keperawatan untuk mencapai tujuan. Rencana perawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan dan menggunakan tindakan-tindakan pencegahan, perawatan, dan pemulihan.

Standar 6 : Intervensi

Perawat dengan pedoman rencana perawatan memberikan intervensi untuk meningkatkan rasa nyaman, memulihkan, memperbaiki dan meningkatkan kesehatan, mencegah komplikasi dan meningkatkan hasil rehabilitasi.

Standar 7 : Evaluasi

Perawat mengevaluasi respon klien dan keluarga terhadap terhadap intervensi perawatan secara berkelanjutan untuk menentukan kemajuan terhadap pencapaian tujuan dan mereview data dasar, diagnosis keperawatan dan rencana perawatan.

Standar 8 : Kesinambungan Perawatan

Perawat bertanggung jawab terhadap pemberian perawatan yang tepat dan tidak terputus bagi klien, untuk itu digunakan rencana pulang, manajemen kasus dan koordinasi dengan sumber-sumber di masyarakat.

Standar 9 : Kolaborasi Interdisiplin

Perawat memulai dan mempertahankan hubungan kerjasama dengan pemberi pelayanan kesehatan yang tepat dan menjamin bahwa seluruh upaya dapat melengkapi satu dengan yang lainnya secara efektif.

Standar 10 : Pengembangan Profesional

Perawat memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan diri secara professional dan membantu perawat lain mengembangkan sikap professional.

Standar 11 : Riset

Perawat berpartisipasi dalam berbagai riset dan berkontribusi dalam pengembangan profesi dan ilmu dari pelayanan kesehatan di rumah.

Standar 12 : Etik

Perawat menggunakan standar yang dikembangkan oleh ANA sebagai pedoman bagi pengambilan keputusan dalam praktek keperawatan.

2. Tanggung jawab perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah meliputi :

1. Pemberian pelayanan secara langsung

Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengkajian fisik atau psikososial, menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan pemberian pendidikan kesehatan. Dalam melakukan pengkajian dan memberikan intervensi, perawat yang datang ke rumah perlu memperhatikan kebutuhan klien selama 24 jam. Kerja sama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan utama di keluarga dalam perencanaan sangat penting untuk menjaga kesinambungan perawatan selama perawat tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawatan dalam waktu terbatas. Perawatan yang dilakukan dirumah lebih merupakan tanggung jawab dari keluarga dari pada perawat. Oleh karena itu pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di rumah. Perawat bertanggung jawab untuk menyiapkan klien dan keluarga dengan pengetahuan dan ketrampilan khusus untuk memberikan perawatan yang aman di antara waktu kunjungan.

2. Dokumentasi

Pendokumentasian yang di lakukan selama perawatan di rumah penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan yang di alaminya. Sayangnya, format-format pendokumentasian yang ada masih banyak menghabiskan waktu perawat untuk mengisinya. Di luar negeri, pendokumentasian juga di gunakan untuk menghitung pembayaran oleh keluarga yang selanjutnya akan diterimakan pada perawat melalui agency.

3. Koordinasi antara pelaayanan dan manajemen kasus

Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran perawat yang menjadi menejer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan klien, menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang di susun.

Sebagai koordinator pelayanan, perawatan harus memiliki informasi terkini tentang pelayanan yang akan di berikan oleh seluruh pemberian pelayanan dan respon keluarga terhadap pelayanan tersebut. Diskusi kasus sebaiknya dilakukan secara rutin antara pemberi pelayanan untuk berbagai informasi, mendiskusikan masalah dan merencanakan tindakan yang dapat memberikan hasil terbaik untuk keluarga.

4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan

Perawat yang berkunjung kerumah bertanggung jawab untuk menentukan frekuensi dan lamanya perawatan yang di berikan. Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang di lakukan selama periode waktu tertentu, sedangkan lamanya perawatan adalah lama waktu yang dilakukannya pelayanan keperawatan dirumah.

5. Advocacy

Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang di maksud disini adalah peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.

Berdasarkan pada penjabaran tentang tujuan pelayanan keperawatan di rumah, hubungan perawat klien dengan keluarga, serta standar dan tanggung jawab perawat, tampak jelas bahwa kunjungan rumah yang di lakukan oleh perawat-perawat Puskesmas di Indonesia merupakan cikal bakal tumbuhnya pelayanan keperawatan di rumah secara professional. Selanjutnya, kegiatan kunjungan rumah perlu di organisir secara kelembagaan. Selain itu, di perlukan adanya standar yang mengatur peran dan tanggung jawab perawat dalam melakukan perawatan di rumah serat lembaga yang mengatur administrasi dan pembayaran untuk perawatan yang dilakukan.


BAB IV

KESIMPULAN

Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang di berikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap mamiliki otonomi untuk memutuskan hal-hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara administratife. Perawatan yang diberikan di rumah-rumah, khususnya oleh perawat-perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada pengaturan imbalan atas jasa yang diberikan.


DAFTAR PUSTAKA

American Nurses’ Association (ANA). 1986. Standards o Home Care

Nursing Practice. Washington, DC : Author.

Milone-Nuzzo, P. 1995. Chapter 29. Home Health Care. In Claudia M.

Smith and FA. Maureen (Eds). Community Health Nursing : Theory

And Practice. Philadelphia : W. B. Saunders.

Smith, CM. 1995. Chapter 7. The Home Visit : Opening Doors for Family

Health. In Claudia M. Smith and FA. Maureen (Eds). Community

Health Nursing : Theory and Practice. Philadelphia ; W. B Saunders.

Tidak ada komentar: