Halaman

Jumat, 16 September 2011

PEMINDAHAN DAN PENGANGKUTAN PASIEN


Oleh: Triyo Rachmadi,S.Kep.

A. Pendahuluan

Manusia bukan kambing, karena itu pengangkatan penderita membutuhkan cara-cara tersendiri. Setiap penderita diangkat dan dipindahkan, dan banyak pula petugas kesehatan yang melakukan pemindahan penderita menderita cedera karena salah mengangkat, mungkin karena tidak tahu, tetapi mungkin pula karena sikap acuh. Keadaan cuaca yang menyertai penderita beraneka ragam, dan tidak ada satu rumus pasti bagaimana mengangkat dan memmindahkan penderita. Tulisan ini bertujuan memberikan garis-garis besar yang harus diperhatikan pada saat mengangkat dan memindahkan penderita.

B. Mekanika tubuh pada saat pengangkatan

Tulang yang paling kuat ditubuh manusia adalah tulang panjang, dan yang paling kuat diantaranya adalah tulang paha (femur). Otot-otot yang yang beraksi pada tulang tulang tersebut juga paling kuat.

Dengan demikian maka pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga terutama pada paha, dan bukan dengan membungkuk.

Angkatlah dengan paha, bukan dengan punggung

Diantara kelompok otot, maka kelompok fleksor lebih kuat dibandingkan kelompok ekstensor. Dengan demikian pada saat mengangkat tandu, tangan harus menghadap ke depan, dan bukan kebelakang. Semakin dekat akan kesumbu tubuh, semakin ringan pengangkatan. Dengan demikian maka usahakan agar tubuh sedekat mungkin kebeban (tandu dan sebagainya) yang akan diangkat. Kaki menjadi tumpuan utama saat mengangkat. Jarak antara kedua kaki yang paling baik saat mengangkat adalah berjarak sebahu kita. Kenali kemampuan diri sendiri bila merasa tidak mampu, mintalah pertolongan petugas lain, dan jangan memaksakan mengangkat karena akan membahayakan penderita, pasangan dan kita sendiri.

C. Panduan Dalam Pengangkatan Penderita

1. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita. Nilailah beban yang akan diangkat secara bersama, dan bila merasa tidak mampu, jangan paksakan, selalu komunikasi secara teratur dengan pasangan kita

2. Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sebelahnya

3. Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat, punggung harus selalu dijaga lurus

4. Tangan yang memegang menghadap kedepan. Jarak antara kedua tangan yang memegang (misalnya tandu) minimal 30 cm

5. Tubuh sedekat mungkin kebeban yang harus diangkat. Bila terpaksa, jarak maksimal tangan kita ketubuh kita adalah 50 cm

6. Tangan memutar tubuh saaat mengangkat

7. Panduan diatas juga berlaku saat menarik atau mendorong penderita

E. Panduan Untuk Memindahkan Penderita

Pemindahan penderita dapat secara :

a. Emergensi

b. Non emergensi

Pemindahan penderita dalam keadaan emergensi contohnya adalah :

1. Ada api, atau bahaya api atau ledakan

2. Ketidak mampuan menjaga penderita terhadap bahaya lain pada TKP (benda jatuh dan sebagainya)

3. Usaha mencapai penderita lain yang urgen

4. Ingin RJP penderita, yang tidak mungkin dilakukan ditempat tersebut

Apapun cara pemindahan penderita, selalu ingat kemungkinan pada patah tulang leher (vertikal) bila penderita trauma.

1. Pemindahan emergensi

a. Tarikan baju

Kedua tangan penderita harus diikat untuk mencegah naik kearah kepala waktu baju ditarik. Bila tidak sempat, masukkan kedua tangan dalam celananya sendiri.

b. Tarikan selimut

Penderita ditaruh dalam selimut, yang kemudian ditarik

c. Tarikan lengan

Dari belakang penderita, kedua lengan paramedik masuk dibawah ketiak penderita, memegang

d. Ekstrikasi cepat

Dilakukan pada penderita dalam kendaraan yang harus dikeluarkan secara cepat.

2. Pemindahan Non-emergensi

Dalam keadaan ini dapat dilakukan urutan pekerjaan normal, seperti kontrol TKP, survai lingkungan, stabilisasi kendaraan dan sebagainya.

a. Pengangkatan dan pemindahan secara langsung

Oleh 2 atau 3 petugas, harus diingat bahwa cara ini tidak boleh dilakukan bila ada kemungkinan fraktur servikal. Prinsip pengangkatan tetap harus diindahkan.

b. Pemindahan dan pengangkatan memakai seperei

Sering dilakukan dirumah sakit. Juga tidak boleh dilakukan bila ada dugaan fraktur vertikal.

F. Perlengkapan Untuk Pemindahan Penderitan

1. Brankar (Wheeled Stretcher)

Hal-hal yang harus diperhatikan :

a. Penderita selalu diselimuti

b. Kepada penderita/keluarga selalu diterangkan tujuan perjalanan

c. Penderita sedapat mungkin selalu dilakukan “strapping” (fiksasi) sebelum pemindahan

d. Brankar berjalan dengan kaki penderita didepan kepala, kepala dibelakang, supaya penderita dapat melihat arah perjalanan brankar. Posisi ini dibalik bila akan naik tangga (jarang terjadi).

Sewaktu dalam ambulan menjadi terbalik, kepala didepan (dekat pengemudi) supaya paramedik dapat bekerja (bila perlu intubasi dan sebagainya)

Pada wanita inpartu, posisi dalam ambulan boleh dibalik, supaya paramedik dapat membentu partus.

e. Jangan sekali-kali meninggalkan penderita sendirian diatas brankar. Penderita mungkin berusaha membalik, yang berakibat terbaliknya brankar

f. Selalu berjalan berhati-hati

2. Tandu sekop (scoop stretcher, orthopaedic strether)

Alat yang sangat bermanfaat untuk pemindahan penderita. bila ada dugaan fraktur vertikal, maka alat yang dipilih adalah LSB (long spine board). Harus diingat bahwa tandu sekop bukan alat transportasi dan hanya alat pemindah. Waktu proses pengangkatan, sebaiknya 4 petugas, masing-masing satu pada sisi tandu sekop, karena kemungkinan akan melengkung (alat ini mahal harganya, karena terbuat dari logam khusus).

3. Long spine board

Sebenarnya bukan alat pemindahan, tetapi alat fiksasi. Sekali penderita di fiksasi atas LSB ini. Tidaka akan diturunkan lagi, sampai terbukti tidak ada fraktur vertikal, karena itu harus terbuat dari bahan yang tidak akan mengganggu pemeriksaan ronsen.

Pemindahan penderita ke atas LSB memerlukan tehnik khusus yaitu memakai “log roll” setelah penderita diatas LSB selalu dilakukan “Strapping”, lalu LSB diletakkan diatas stretcher.

4. Short spine board dan KED (Kendrick extrication device)

Lebih merupakan alat ekstrikasi. Setelah selesai ekstriksi, tetap penderita harus diletakkan pada alat pemindah yang lain.

Dipersilahkan kepada semua linatih untuk mempraktekan bermacam- macam pengangkutan pasien, dengan secara kelompok atau berpasangan sesuai dengan pengangkutan yang akan dipraktekan.

Contoh- contoh pengangkutan pasien.