Halaman

Senin, 10 Februari 2020

Hak Alam


                                       Oleh: H. Triyo Rachmadi, S.Kep., M.H.Kes.

Semua manusia pasti memiliki hak. Hak adalah sesuatu yang kita terima. Sebagai manusia, hak dapat diterima, dapat pula tidak. Hak yang paling hakiki pada manusia yaitu hak asasi. Hak asasi manusia meliputi hak untuk merdek, hak untuk bebas berpendapat, hak untuk bebas menentukan nasibnya sendiri, hak mendapatkan pendidikan dan hak mendapatkan pelayanan kesehatan. Tetapi ada beberapa benda mati yang juga memiliki hak seperti layaknya manusia. Hewan dan tumbuhan sebagai makhluk hidup juga memiliki hak. Dalam Buku Filsafat yang berjudul “Should Must Tree Have Standing” karya Christopher Djonathan Stone, menjelaskan ternyata pohon juga memiliki hak sepert manusia, mereka berhak tidak ditebang, mereka berhak dirawat dan berhak untuk tumbuh, mekar dan berkembang. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Manusia memiliki hak, tetapi bagaimana dengan manusia yang sedang sakit, manusia yang mengalami gangguan jiwa dan manusia yang memiliki keterbelakangan mental? Apakah mereka memiliki hak?
Dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) di negara kita, orang yang tidak sadar atau sakit, orang yang memiliki gangguan mental, bayi dan anak-anak tidak dianggap sebagai subyek hukum atau orang yang dikenai hukuman, berarti mereka seolah-olah bukan dianggap sebagai manusia. Hal ini sama perlakuannya seperti hewan, tumbuhan dan benda mati. Tetapi jangan salah, mereka masih memiliki pengampunya yaitu orang tuanya atau orang yang dianggap wali nya.
Bagaimana dengan Alam ataupun Pohon tadi.
Menurut Djonatan Stone dalam Bukunya, Pohon masih memiliki pengampunya yaitu pemiliknya sehingga Pohon juga sama seperti orang yang sakit, orang yang memiliki gangguan mental, bayi dan anak-anak. Pohon juga meilki hak.
Selain pohon, benda apalagi yang memiliki hak. Gunung, air, udara, tanah, musim dan yang lainnya juga memiliki hak. Hak gunung untuk tumbuh besar, hak air untuk mengalir, hak udara untuk terbang, hak tanah untuk selalu senantasa dalam keadaan subur, hak musim untuk selalu berganti dan yang lainnya.
Buku yang berjuduk “ Silent Spring” karya Rachel Carson yang ditrebitkan tanggal 27 September 1962 merupakan buku yang menceritakan tentang sifat diamnya musim bunga (Spring) di Amerika. Buku ini pernah menghebohkan pengadilan negeri di Amerika dikarenakan pihak perusahaan swasta yang akan mengeksekusi lahan hutan di Amerika untuk dijadikan daerah industry harus berhadapan dengan kelompok penyelamat lingkungan hidup yang menuntutnya di Pengadilan. Dengan diterbitkannya buku ini, menjadikan pihak kelompok penyelamat lingkungan memenangkan gugatannya di Pengadilan dan mengharuskan Pihak perusahaan tersebut menghentikan eksekusi lahan tersebut.
Bagaimana dengan kita?
Banyak sekali tumbuhan, tanaman dan hewan di sekitar kita yang memiliki hak selayaknya hak makhluk hidup yang lainnya. Mari kita renungkan bersama-sama.



Mulailah Segala Aktivitas Kita dengan Mengucapkan Basmalah


Oleh: H. Triyo Rachmadi, M.H.Kes.

Mulailah segala aktifitas kita dengan mengucapkan Basmalah yakni Bi Ism Allah Al-Rahman Al-Rahiim. Dengan mengucapkan ucapan ini, kita bukan sekedar mengharapkan “berkah”, tetapi juga menghayati maknanya sehingga dapat melahirkan sikap dan karya yang positif.
Kata bi yang diterjemahkan ‘dengan’, oleh para ulama dikaitkan dengan kata’memu;ai’ sehingga pengucap basmalah pada hakikatnya berkata: “Dengan (atau demi) Allah saya memulai (pekerjaan ini)”. Apabila Anda menjadikan pekerjaan Anda ‘atas nama” dan “demi” Allah maka pekerjaan tersebut pasti tidak akan mengakibatkan kerugian pihak lain. Karena ketika itu Anda telah membentengi diri dan pekerjaan Anda dari godaan nafsu serta ambisi pribadi.
Kata bi juga dikaitkan dengan “kekuasaan dan pertolongan” sehingga si pengucap menyadari bahwa pekerjaan yang dilakukannya terlaksana atas kodrat (kekuasaan) Allah. Ia memohon bantuan-Nya agar pekerjaannya dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna. Dengan permohonan itu, di dalam jiwa si pengucap tertanam rasa kelemahan di hadapan Allah SWT. Namun, pada saat yang sama, tertanam pula kekuatan, rasa percaya diri dan optimism karena ia merasa memperoleh bantuan dan kekuatan dari Allah- sumber segala kekuatan. Apabila suatu pekerjaan dilakukan atas bantuan Allah maka pasti ia sempurna, indah baik dan benar karena sifat-sifat Allah “berbekas” pada pekerjaan tersebut.
Allah yang dimohonkan bantuan-Nya itu memiliki sifat-sifat yang Maha Sempurna. Ada dua sifat kesempurnaan yang ditekankan yaitu Al-Rahman dan Al-Rahiim. Al-Rahman adalah curahan rahmat-Nya secara actual yang diberikan di dunia ini kepada alam raya termasuk manusia (muknim maupun kafir). Sedangkan Al-Rahiim adalah curahan rahmat-Nya kepada mereka yang beriman yang diberikan kelak di akhirat.
Kedua sifat tersbut – yang akan ditanamkan dan yang diusahakan untuk memenuhi jiwa setiap pengucap basmalah agar seeluruh sikap dan perbuatannya diwarnai oleh curahan rahmat dan kasih sayang – bukan hanya ditanamkan pada sesame mukmin atau sesame manusia tetapi juga pada binatang, tumbuh-tumbuhan bahkan juga pada makhluk-makhluk tak bernyawa sekalipun.
Ucapkanlah basmalah pada saat Anda mulai menulis, niscaya tulisan dana pa yang Anda tulis akan menjadi indah dan benar. Kasih saying akan tercurah pada pena dan kertas sehingga Anda tidak menyia-nyiakannya. Ucapkanlah basmalah pada saat Anda memakai pakaia, berjalan, menyembelih binatang, bekerja, berbaring dan sebagainya, agar kasih sayang tercurah kepada Anda dan Anda pun mampu mencurahkannya kepada yang lain.
Salah dan keliru – jika enggan berkata berdosa – orang yang beranggapan bahwa “empat tambah empat sama dengan delapan, baik dengan basmalah atau tidak”. Salah dan keliru anggapan ini karena dengan basmalah paling tidak jumlah tersebut diucapkan dan dipaparkan dengan indah dan baik. Sementara bila tanpa basmalah, tidak mustahil jumlahnya dalam catatan delapan tetapi dalam kenyataan hanya tujuh; yang satu tercecer mungkin ke saku yang enggan mengucapkannya. Maha Benar dan Maha Indah Petunjuk Allah serta Rasul-Nya.

Lentera Hati, Kisah dan Hikmah Kehidupan, Quraish Shihab