Halaman

Minggu, 28 Agustus 2011

TEKNIK-TEKNIK MEMANIPULASI DAN MENGONTROL VARIABEL

TEKNIK-TEKNIK MEMANIPULASI DAN

MENGONTROL VARIABEL

Salah satu karakteristik penelitian yang bersifat experimental ialah memungkinkan bagi peneliti melakukan manipulasi dan mengontrol variabe yang tidak dapat dilakukan dalam jenis-jenis penelitian deskriptif ataupun eksploratori. Manipulasi variable mempunyai arti peneliti memberikan suatu perlakuan (treatment) tertentu terhadap variable bebas yang akan diukur pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Tujuan memanipulasi suatu variabel bebas ialah peneliti ingin melihat sebesar apa pengaruh pemberian perlakuan yang berbeda variable bebas terhadap variable tergantung yang dipengaruhinya. Dengan melakukan manipulasi variable bebas, maka peneliti akan dapat mengetahui perlakuan yang mana yang paling efektif hasilnya. Mengontrol variable mempunyai arti peneliti melakukan pengendalian sedemikian rupa sehingga peneliti dapat menghilangkan pengaruh variable tersebut agar tidak mempengaruhi proses pengukuran pengaruh variable-variabel yang diteliti. Tujuan mengontrol variable ialah untuk menghilangkan bias yang kemungkinan akan muncul karena pengaruh variebl tersebut yang tidak dikehendaki oleh peneliti. Di bawah ini akan dibahas teknik-teknik memanipulasi dan mengontrol variable.

9.1 Kelompok Pengendali (Control Group)

Salah satu teknik dalam melakukan manipulasi dan mengontrol variable ialah dengan cara membuat kelompok pengendali (atau pembanding) dengan adanya kelompok pengendali maka peneliti akan dapat mengontrol kemungkinan munculnya factor-faktor yang dapat mempengaruhi proses penilaian yang valid terhadap efek kondisi perlakuan yang dikenakan pada kelompok atau obyek yang sedang diteliti.

9.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas Internal

Dalam penelitian eksperimental, jika tidak dilakukan pengontrolan akan mempengaruhi apa yang disebut dengan validitas internal. Variable-variabel eksternal yang dapat mempengaruhi validitas internal akan dibahas di bawah ini, diantaranya:

9.2.1 “History

Faktor history mengacu pada kejadian-kejadian yang sedang terjadi di lingkungan pada waktu yang sama ketika variable yang sedang dibuat eksperimen sedang diuji atau dilakukan pengukuran. Hal ini dapat dipahami dengan menggunakan contoh sbb: jika anggota suatu kelompok sedang mengalami suatu masalah psikologis ataupun adanya tekanan eksternal diikutsertakan dalam suatu penelitian misalnya pengujian kurikulum baru terhadap kelompok tersebut, maka hasil mengukuran tes ekesperimental mungkin tidak akan mencerminkan masalah pengujian penterapan kurikulum baru tetapi mencerminkan faktor kejadian luar atau disebut “external historical event

9.2.2 Seleksi

Proses seleksi yang tidak baik akan mengakibatkan dalam suatu kelompok yang sedang dilakukan pengetesan terdapat perbedaan dalam kemampuan menerima, merespon, umur, jenis pekerjaan dan lain sebagainya. Akibatnya terjadi respon yang berbeda terhadap perlakuan yang sedang diujikan. Proses seleksi anggota kelompok yang diteliti secara tidak benar akan menghasilkan kesimpulan yang salah atau bias.

9.2.3 Maturasi

Maturasi mempunyai pengertian bahwa adanya proses perubahan yang terjadi pada obyek yang sedang diteliti (responden) pada saat mereka sedang berpartisipasi dalam penelitian eksperimen. Biasanya hal ini terjadi pada penelitian yang memerlukan waktu panjang. Orang-orang yang dijadikan obyek penelitian atau responden secara terus menerus berubah baik secara fisik maupun mental. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri responden ini dapat mengakibatkan bias pada hasil pengukurannya.

9.2.4 Testing

Testing mengacu pada efek-efek yang terjadi karena adanya pra-test yang mendahului test yang sebenarnya yang akan dikenakan pada para responden. Kegiatan pra-test ini akan mempengaruhi para responden dalam mengerjakan test yang sebenarnya. Terdapat kemungkinan adanya kecenderungan bagi individu yang sudah melakukan pra-test akan lebih baik hasilnya dalam mengerjakan test yang sebenarnya.

9.2.5 Instrumentasi

Instrumentasi mempunyai pengertian bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada pengukuran atau prosedur observasi selama eksperimen berlangsung. Prosedur tersebut diantaranya ialah test, instrumen pengukuran yang bersifat mekanik, petugas yang melakukan observasi atau yang melakukan penilaian. Salah satu bentuk ancaman yang dapat mempengaruhi validitas internal misalnya: jika petugas observasi, penilai atau pewawancara baik secara disengaja atau tidak disengaja melakukan pencocokkan terhadap hipotesa penelitian yang diinginkan. Kejadian ini memungkinkan para petugas tersebut mengarahkan responden dalam hipotesa yang diinginkan.

9.2.6 Mortalitas Eksperimental

Dalam suatu penelitian yang membutuhkan data post-test dari semua responden yang semula diikutkan dalam studi karena para responden yang mengundurkan diri dari studi ekeperimen berbeda dengan responden yang masih aktif dalam kelompok tersebut; maka perbedaan status ini akan memunculkan apa yang disebut dengan bias pasca test (post-test bias) atau bias karena tidak adanya validitas internal berdasarkan pada mortalitas. Contoh, dalam suatu penelitian ekperimen, peneliti menggunakan para lulusan dari dua kelompok disiplin ilmu yang berbeda, karena alasan tertentu beberapa anggota dari kelompok masing-masing tidak hadir atau mundur sehingga salah satu dari kelompok tersebut kehilangan anggotanya lebih banyak dari kelompok lain. Karena jumlah kedua kelompok menjadi tidak sama, maka akan menimbulkan bias.

9.2.7 Stabilitas

Yang dimaksud dengan bias stabilitas ialah hasil temuan penelitian tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (unreliable). Bias ini dapat diuji dengan menggunakan penghitungan statistik.

9.2.8 Kombinasi Interaktif dari Beberapa Faktor

Ada kemungkinan pula terjadinya hasil penelitian yang validitas internalnya tidak ada disebabkan oleh beberapa factor kombinasi secara bersamaan, misalnya sumber kehilangan validitas internal karena interaksi kombinasi faktor seleski dan maturasi. Dalam menentukan / seleksi kelompok yang didasarkan pada umur, maka beberapa anggota ada yang sudah dewasa / matang (mature) sementara anggota lain masih pada tahap perubahan fisik atau mental.

9.2.10 Pengharapan

Yang dimaksud dengan factor pengharapan ialah adanya pengharapan pihak peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian tertentu yang sesuai dengan keinginannya. Agar tujuannya tercapai, maka peneliti secara sadar ataupun tidak sadar berusaha mempengaruhi proses penelitian dan obyek yang sedang ditelitinya. Tindakan seperti ini dapat mengakibatkan hilangnya factor validitas internal.

9.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas Eksternal

Validitas eksternal mempunyai arti adanya generalibitas atau kemampuan mewakili (populasi) hasil penelitian. Hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam konteks waktu, tempat dan kelompok orang (obyek penelitian) yang berbeda. Hanya penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang hasil dapat dikatakan mencerminkan populasi.

Di bawah ini akan dibahas beberapa factor yang dapat mempengaruhi ada dan tidaknya validitas eksternal pada penelitian yang sedang dijalankan.

9.3.1 Dampak Reaktif Suatu Testing

Jika peneliti mengenakan kegiatan pretest yang dapat mempengaruhi para responden yang sedang diteliti dalam suatu penelitian eksperimental, maka dampak perlakuan dapat dipengaruhi oleh sebagian kegiatan pretest tersebut. Jika tidak pretest tidak dilakukan, maka dampak perlakukan tidak akan sama.

9.3.2 9.3.2 Efek Interaksi Bias Seleksi

Jika peneliti membuat kesalahan dalam penarikan sample yang mengakibatkan sample tersebut tidak mewakili populasi yang lebih besar, maka peneliti akan mengalami kesulitan dalam menggeneralisasi penemuan-penemuan studinya dari tingkatan sample ke populasi. Contoh: jika peneliti mengambil sample dari suatu bagian kota A, maka hasilnya tidak akan valid jika diterapkan kebagian yang lain di kota tersebut.

9.3.3 9.3.3 Efek Reaktif Pengaturan Eksperimen

Peneliti dalam melakukan pengaturan eksperimen secara sengaja atau tidak sengaja dapat menciptakan suatu kondisi yang bersifat dibuat-buat untuk membatasi kemungkinan hasil penelitian yang dapat digeneralisasi dalam pengujian suatu perlakuan yang bukan eksperimen.

9.3.4 9.3.4 Inferensi Perlakuan Jamak

Dalam melakukan studi peneliti memberikan beberapa perlakuan secara bersamaan kepada para responden dimana perlakuan-perlakuan tersebut dapat berupa perlakukan yang bersifat eksperimental atau bukan eksperimental; perlakuan-perlakuan tersebut dapat berinteraksi dengan berbagai cara sehingga dapat menyebabkan keterwakilan dampak perlakukan tersebut berkurang.

9.4 9.4 Menyamakan Kelompok Eksperimental dan Pengontrol

Untuk mendapatkan hasil eksperimen yang baik, peneliti perlu memilih anggota kelompok pengontrol (control group) yang mempunyai kemiripan karakteristik dengan anggota kelompok eksperimen (experiment group). Dengan melakukan proses seleksi tersebut, maka kemungkinan hilangnya validitas seleksi akan berkurang. Di bawah ini akan diberikan contoh beberapa cara untuk menyamakan kelompok eksperimen dan kelompok pengontrol.

a. a. Randomisasi

Teknik randomisasi merupakan suatu prosedur untuk mengontrol variable-variabel seleksi dengan tanpa mengidentifikasinya terlebih dahulu. Tujuannya ialah untuk menghindari kemungkinan munculnya perbedaan tipe orang yang dipilih sebagai anggota terdapat dalam kelompok pengontrol ataupun kelompok pengendali

b. b. Teknik Pasangan yang Cocok

Sebelum menggunakan teknik pasangan yang cocok, peneliti harus terlebih dahulu menentukan variable kontrol mana yang dapat diaplikasikan kepada individu-individu yang berbeda. Biasanya variabel yang digunakan ialah jenis kelamin, umur, status sosio-ekonomi, I.Q, prestasi; sedang pada variable tergantung, peneliti bisanya menggunakan nilai-nilai pretest. Dalam menentukan anggota pasangan, misalnya peneliti membuat pasangan antara satu anggota yang beumur 30 tahun dengan anggota lain yang mempunyai umur sama. Semua anggota yang dijadikan obyek penelitian dibuat berpasang-pasangan. Sehinggan jika peneliti membutuhkan 50 anggota maka akan menjadi 25 pasangan. Kemudian dengan melakukan pemilihan secara random satu anggota setiap pasangan akan dijadikan sebagai anggota dalam kelompok eksperimental, sedang anggota yang lain akan dijadikan sebagai anggota kelompok pengontrol.

c. c. Teknik Kelompok yang Cocok

Menggunakan teknik kelompok yang cocok dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan teknik pasangan yang cocok. Pada kelompok eksperimen dipilih anggota tertentu dengan menggunakan variable yang sama, misanya umur; maka pada kelompok pengontrol dilakukan pemilihan dengan menggunakan variabel yang sama.

d. d. Membatasi Populasi

Sampel peneletian pada dasarnya diambil dari populasi. Dengan membatasi karakteristik populasi maka secara otomatis peneliti akan dapat membatasi karakteristik sample. Misalnya peneliti ingin melakukan penelitian dengan menggunakan obyek mahasiswa perguruan tinggi, sebaiknya dilakukan pembatasan, misalnya hanya mahasiswa universitas, kemudian dibatasi lagi hanya mahaisiswa universitas jurusan teknik. Pembatasan ini akan menghasilkan karakteristik yang sama pada populasi dan jika dari populasi tersebut ditarik sample, maka sample akan mempunyai karakteristik yang sama.

Aplikasi dalam Penelitian

Bagaimanakah menggunakan metode penelusuran tersebut?

Sebagai contoh kita coba melakukan analisis pada data penderita depresi seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini, kemudian beberapa pertanyaan dicoba dijawab dengan menggunakan konsep uji statistik yang sesuai.

No.

Var

Nama Variable

Keterangan

1.

NO

Nomor identitas (mulai nomor 1 sampai 100)

2.

SEKS

1=Pria; 2=Wanita

3.

UMUR

Umur dalam tahun (umur maksimal 99 tahun)

4.

KAWIN

1=belum kawin; 2=kawin; 3=cerai; 4=janda(mati)

5.

DIDIK

1=tidak sekolah; 2=SD; 3=SLTP; 4=SLTA; 5=Sarjana

6.

KERJA

1=petani; 2=buruh; 3=pegawai negeri; 4=wiraswasta; 5=tidak bekerja; 6=lain-lain

7.

HASIL

Penghasilan per bulan dalam rupiah (ribuan)

8.

AGAMA

1=Islam; 2=Kristen; 3=Katolik; 4=Hindu; 5=Budha

9-28

C1-C20

“Bacalah lembaran ini, dan tulislah nomor yang paling sesuai dengan keadaan anda selama satu minggu terakhir” (20 butir pertanyaan dari skala depresi).

0=jarang sekali atau tidak pernah (hari); 1=kadang-kadang (1-2 hari); 2=agak sering (3-4 hari); 3=hampir setiap saat (5-7 hari)

29

CESD

Jumlah dari C1-C20 (skor antara 0-60)

30

KASUS

0=norma; 1=depresi, dimana kriteria depresi bila CESD ³16

31

MINUM

Peminum alkohol ? 1 = ya; 2 = tidak

32

SEHAT

Keadaan umum ? 1=sangat baik; 2=baik; 3=cukup; 4=jelek

33

KONTROL

Kontrol teratur ke Dokter ? 1=ya; 2=tidak

34

TERAPI

Apakah Dokter memberikan resep atau memberi nasihat ? 1=ya; 2=tidak

35

BARING

Berbaring terus di ranjang selama dua bulan terakhir ? 0=ya; 1=tidak

36

AKUT

Adakah sakit akut selama dua bulan terakhir ? 0=tidak; 1=ya

37

KRONIS

Adakah sakit kronis selama satu tahun terakhir ? 0=tidak; 1=ya

PERTANYAAN :

1. Apakah ada perbedaan rata-rata umur berdasarkan status kawin ?

JAWAB:

Untuk menjawab pertanyaan ini harus diketahui :

a. tujuan: uji perbedaan

b. skala ukuran :

- umur : interval

- status kawin : nomilal

Oleh karena skala umur adalah interval maka digunakan statistik parametrik.

Oleh karena yang dibedakan ada empat kelomok (lebih dari 2 kelompok) (status kawin : 1=belum kawin; 2=kawin; 3=cerai; 4=janda), maka uji statistik yang tepat adalah ANOVA.

Contoh penyajian data pada keadaan ini :

Umur Rata-rata

SD

Belum Kawin

24,94

6,67

Kawin

33,00

8,27

Erai

42,45

7,27

Janda

43,40

3,77

Misalnya, dalam status kawin hanya membedakan dua kelompok saja (status kawin : 1=kawin; 2=tidak kawin), maka uji statistik yang digunakan adalah T-TEST (INDEPENDENT).

PERTANYAAN

2. Apakah ada beda tingkat CESD berdasar status kawin ?

JAWAB

Tujuan analisis statistik adalah untuk membedakan variabel, maka digunakan uji signifikansi.

Skala ukuran : CESD adalah interval; status kawin adalah nominal

Bila yang diuji adalah CESD, maka digunakan uji statistik ANOVA

Contoh penyajian data :

Skor CESD Rata-rata

SD

Belum Kawin

10,78

8,36

Kawin

13,90

10,07

Cerai

22,00

14,48

Janda

21,00

12,27

ERTANYAAN

3. Apakah status perkawinan memberikan perbedaan terhadap kejadian depresi ?

JAWAB :

Status kawin : nominal (belum kawin, kawin, cerai, janda)

Kasus depresi : nominal (ya, tidak)

Status kawin = variabel independent;

Depresi = variabel dependent

Uji statistik yang digunakan adalah CHISQUARE POLINOMINAL (MANTLE-HAENSZEL)

Dengan Depresi

Tanpa Depresi

Belum Kawin

14

4

Kawin

12

9

Cerai

5

6

Janda

5

5

PERTANYAAN :

4. Apakah tingkat pendidikan memberikan perbedaan pada tingkat CESD ?

JAWAB :

Tingkat pendidikan = nominal

Skor CESD = interval

Status pendidikan = variabel independent; CESD = variabel dependent.

Uji statistik yang digunakan adalah ANOVA

Skor CESD Rata-rata

SD

Tidak Sekolah

25,50

24,75

SD

23,22

13,72

SLTP

16,00

12,66

SLTA

14,06

10,03

Sarjana

9,14

4,14

Bila pada tingkat pendidikan hanya membedakan antara pendidikan tinggi dan pendidikan rendah saja, maka digunakan T-TEST independent.

Skor CESD Rata-rata

SD

Pendidikan tinggi

19,65

13,86

Pendidikan rendah

13,16

9,36

Bila pada penderita di atas dikerjakan dua kali pemeriksaan skor CESD, yaitu sebelum dan sesudah terapi, maka untuk mengetahui apakah ada perbedaan skor CESD pre dan post terapi, digunakan T-TEST DEPENDENT (PAIRED T-TEST).

PERTANYAAN :

5. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kasus depresi ?

JAWAB :

Oleh karena untuk mencari hubungan antara variabel, maka digunakan uji korelasi

Skala ukuran jenis kelamin adalah nominal; skala ukuran kasus depresi adalah nominal, maka digunakan uji korelasi nonparametrik PHI COEFICIENT (CONTINGENCY COEFFICIENT).

LATIHAN:

Berdasarkan tabel tersebut tentukan apakah jenis atau nama analisis statistiknya?

1. Apakah ada perbedaan rata-rata umur berdasarkan status kawin?

2. Adakah perbedaan tingkat depresi (CESD) berdasarkan status kawin?

3. Apakah kejadian kasus depresi (CESD) tergantung pada status perkawinan?

4. Adakah hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian kasus depresi?

5. Adakah perbedaan tingkat depresi (CESD) berdasarkan tingkat pendidikan?

6. Adakah hubungan antara tingkat kesehatan dengan usia?

PUSTAKA:

Analisis Statistik tabulasi

Metode analisis yang dipergunakan adalah analisis table silang (cross tabulation). Metode analisis tabulasi ini mencakup analisis univariate, bivariate, dan multivariate.

Rumusan dan aplikasinya

Tabel biasanya disajikan dalam bentuk baris (b) x kolom (k), Banyaknya baris sangat bervariasi biasanya antara 2 sampai dengan 10, tetapi juga banyak dijumpai sampai 20 atau 40 an. Banyaknya baris lazimnya disimbolkan dengn i sehingga untuk menunjuk besaran isi tabel pada baris ke i disimbolkan bi . Selanjutnya banyak kolom juga bervariasi, umumnya antara 1 (satu) sampai dengan 5, tetapi banyak juga panjang untuk tabel besar sampai 10 atau 20, bahkan ada dijumpai sampai 40 kolom. Banyaknya kolom lazimnya disimbolkan dengan j sehingga untuk menunjuk besaran isi tabel pada kolom ke j disimbolkan bj .

Selanjutnya pada analisis bivariate dan multivariate ada suatu teori non statistik yang harus difahami oleh para analis. Teori tersebut adalah teori kausalitas. Teori kausalitas ini banyak dijumpai pada berbagai buku ilmu ilmu sosial, buku metodologi penelitian, bahkan pada disiplin ilmu ilmu lainnya. Secara umum ada variabel yang hanya berperan sebagai variabel independen misalnya untuk kajian dengan unit analisisnya orang atau ketenagakerjaan, maka variable background seperti tempat lahir, suku, asal daerah, jenis kelamin, tanggal lahir, jumlah anak, hubungan dengan kepala rumhatangga, merupakan variable independent atau yang mempengaruhi. Selanjutnya varaiabel yang dependen atau dipengaruhi pada umumnya yang bukan variable dasar seperti: Umur, Status pekerjaan, Status Perkawinan, Pendidikan, Jam kerja, Upah, dll.

Univariate

Analisis univariate dengan menggunakan analisis table menunjukkan bahwa dalam satu tabel tersebut hanya memuat informasi satu variabel saja. Biasanya tabel ini disebut tabel distribusi frekwensi atau di sederhanakan sebagai tabel frekwensi saja. Analisis univariate dengan menggunakan analisis tabel menunjukkan bahwa dalam satu tabel tersebut hanya memuat informasi satu variabel saja. Biasanya tabel ini disebut tabel 3 distribusi frekwensi atau di sederhanakan sebagai tabel frekwensi saja. Analisis tabel univariate ini biasanya disajikan sekaligus dalam table memuat angka mutlak, persentase, dan persentase kumulatif, Bahkan pada umumnya dilengkapi dengan sajian gambar yang

disebut: histogram, poligon, dan ogive (baca oh-jaiv);

Bivariate

Analisis bivariate, atau analisis tabel silang (cross tabulation) penyajiannya disarankan dengan aturan berikut. Aturan umum yang ada di berbagai buku teori sebagai kesepakan adalah sebagai berikut. Tabel silang pada umumnya terdiri dari baris dan kolom. Aturan pertama adalah variable independent (X) ada diatas terdiri dari kolom-kolom sebagai komponen-konponennya atau sub-heading terdiri dari {X1, X2,…, Xk}, dan variable dependen (Y) disamping kiri terdiri dari baris-baris {Y1, Y2, …., Yb}. Aturan Kedua jumlah mutlak dihitung baik variable X mauoun variable Y. Aturan ketiga penyajian persentase dilakukan pada kolom kolom tertentu termasuk jumlah pada kolom terakhir. Aturan keempat, apabila data X atau Y merupakan data ordinal atau lebih tinggi skalanya makan penyajiannya sub kolom atau sub baris dimulai dari yang terendah ujung atas kiri. Variabel X dengan sub kolom {X1, X2,…, Xk} dari kiri kekanan, dan variable Y dengan baris baris {Y1, Y2, …., Yb} dari atas kebawah.

Multivariate

Analisis multivariate, atau analisis tabel silang ganda (multiple cross tabulation) mengikuti pola umum sebagai berikut. Pola piker metode ini antara lain mengikuti pola analisis yang disarankan oleh Monette, dkk. Monette mendefinisikan multivariate sebagai berikut dalam glosarinya. Multivariet statistics: statistics that describe the relationships among three or more variables.

BAB VI

STUDI LITERATURE

6.1. Tujuan

Tujuan utama melakukan studi literature ialah 1) menemukan variable-variabel yang akan diteliti. 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan, 3) melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru, 4) menentukan makna dan hubungan antar variable.

Tujuan pertama melakukan studi literature ialah menemukan variable-variabel yang akan diteliti. Pada praktiknya, peneliti sering mengalami kesulitan untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti. Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti. Disamping membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, studi literature juga dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting ialah membantu dalam mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti.

Tujuan kedua ialah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain. Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak-tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan dilakukan saat ini, khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini. Kita sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut / mendalam mengenai topik yang sudah diteliti.

Tujuan yang ketiga ialah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru, maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu, maka ada kemungkinan peneliti tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini. Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum.

Tujuan keempat ialah menentukan makna dan hubungan antar variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama, didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta hipotesanya. Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh ialah kesalahan dalam pendefenisian variabel. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara-cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan-kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh peneliti sebelumnya. Khususnya dalam ilmu-ilmu social dan psikologi, pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan operasional dalam buku-buku teori yang ada.


6.2 Sumber-Sumber

Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti diantaranya ialah 1) abstrak hasil penelitian, 2) indeks, 3) review, 4) jurnal 5) buku referensi.

Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang meliputi: metode yang digunakan, perumusan masalah, hasil penelitian dan kesimpulan. Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan gambaran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilakukan. Keuntungan utama membaca abstrak ialah kita dapat mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut, sehingga memberikan inspirasi kepada kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda.

Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya, misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut: bagian heading (kepala berita) Internet, proxy server. Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet, hal utama yang dibahas ialah mengenai proxy server.

Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesa karya-karya atau buku yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu. Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi. Dalam review biasanya penulisnya memberikan perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview oleh yang bersangkutan. Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya ialah agar pembaca dapat memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya.

Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama, misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam ilmu komputer. Kegunaan utama jurnal ialah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal merupakan hasil penelitian. Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana buku-buku referensi.

Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu. Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu. Buku referensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut.

6.3 Cara Pencarian

Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara online. Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan, tempat-tempat sumber informasi, seperti Biro Pusat Statistik. Jika dilakukan secara online, maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet. Cara melakukan pencarian secara online sebagai berikut:

o Carilah web site yang berfungsi sebagai “search engine”, misalnya www.google.com

o Masukkan kata kunci kedalam kolom pencarian, misalnya “bahasa pemrograman PHP”

o Klik kata “search” atau “go”, maka anda akan memperoleh alamat-alamat yang berisi masalah yang kita cari terebut.

o Tip dalam melakukan pencarian di Internet:

a. Tentukan tujuan pencarian

b. Definisikan secara jelas dan detil tipe informasi yang seperti apa yang dibutuhkan

c. Identifikasikan kata kunci (key word), frasa, atau kategori subyek

d. Pelajari mekanisme pencarian dalam web site tersebut, misalnya penggunaan Logika Boolean yang menggunakan operator pencarian utama: AND, OR, NOT. Menggunakan kata AND berarti kita menyempitkan hasil pencarian dalam mesin tersebut. Menggunakan OR berarti kita memperluas hasil pencarian. Menggunakan NOT akan membuat operator menghilangkan munculnya dokumen-dokumen yang tidak diikutsertakan.

e. Selain Logika Boolean, banyak web site menggunakan metode “Relevancy Ranking” atau menggunakan istilah yang dikenal dengan WAIS (Wide Area Information Information Server). Metode ini menggunakan 3 (tiga) ekspresi sbb: ALL (yang mirip dengan penggunaan AND pada logika Boolean), ANY (yang mirip dengan penggunaan OR pada logika Boolean), dan PHRASE yang mencarikan dokumen yang mirip atau berdekatan dengan yang dicarinya.

Dikarenakan tidak adanya sensor dalam Internet, maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan / buku / acuan yang ada di Internet. Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di Internet:

a. Reliabilitas: referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan reliabilitasnya, khususnya dari sisi pengarangnya. Jika pengarangnya memang ahli di bidangnya, maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya. Pada bagian kover belakang buku, biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya, misalnya pengalaman menulis buku, studinya, dan jenjang kariernya. Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku.

b. CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist: Cars checklist (Robert Harris, 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet.

o o Pertama, kredibiltas menyangkut sumber informasinya yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya; kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan, alamat, pengalaman, kedudukan, dan penilaian sesama penulis; adanya kontrol kualitas dari sesama penulis; refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya.

o o Kedua, akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date), bersifat factual, detil, pasti, komprehensive, berorientasi pada pembaca dan tujuan, menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa, dan dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh.

o o Ketiga, dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak memihak, memberikan keseimbangan, bersifat obyektif, tidak memunculkan konflik kepentingan, tidak bersifat menghasut; mempunyai tujuan untuk dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang utuh.

o o Keempat, adanya dukungan seperti sumber-sumber acuan, informasi kontak, memungkinkan adanya layanan tuntutan, tujuannya ialah memberikan bukti yang meyakinkan kepada para pembaca jika pembaca melakukan tuntutan.

6.4. Alamat Mesin Pencari

Berikut ini beberapa alamat web site yang mempunyai mesin pencari sangat baik:

a. a. http://www.google.com

b. b. http://www.yahoo.com

c. c. http://www.pusatriset.com/netseeker.htm

d. d. http://www.msn.com

Tidak ada komentar: