Halaman

Selasa, 08 Juni 2021

Analis

 

Analisis Kelengkapan Pengisian Formulir Kartu Pengobatan Pasien TB (TB.01) dan Standar Etik Kodifikasi Penyakit Tuberculosis of Lung Bacteriologically and Histologically Negative (A16) di Puskesmas Karangsambung

 

                                                          Triyo Rachmadi¹,Vita Aprillia²

Teknik Elektro dan Rekam Medis, Politeknik Dharma Patria

email: triyo.rachmadi@gmail.com, vita26pril@gmail.com

 

 

Abstrak

Rekam medis menjadi salah satu factor pendukung terpenting, salah satunya ialah penerapan pengkodean. Rekam medis harus memuat dokumen yang akan dikode seperti pada lembar formulir kartu pengobatan pasien TB (TB.01). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil dari analisis kelengkapan pengisian form TB.01 dan standar etik kodifikasi penyakit tuberculosis of lung bacteriologically and histologically negative (A16). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan indikator 42 kriteria yang diklarifikasikan oleh Program Pengendalian Tuberkulosis Nasional dan 4 kriteria pada pedoman manajemen informasi kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk standar etik kodifikasi. Jumlah  responden yang diambil adalah 3 yaitu terdiri dari satu orang Kepala Puskesmas, satu orang Koordinator Rekam Medis, dan satu orang bagian coding. Hasil observasi pengisian kartu pengobatan pasien TB (TB.01) dari 42 kriteria yang memenuhi 23, sedangkan yang tidak memenuhi kriteria adalah 19. Hasil observasi standar etik kodifikasi penyakit dalam rekam medis telah memenuhi 4 kriteria standar etik kodifikasi. Dalam hal ini ada pengaruh antara pengisian form TB.01 terhadap standar etik kodifikasi penyakit tuberculosis of lung bacteriologically and histologically negative (A16). Dalam hal ini, antara pemegang program TB dan bagian coding diperlukan kerjasama yang baik untuk mencapai rekam medis yang baik. Pengisian form TB.01 harus diisi dengan lengkap sesuai prosedur sehingga tidak menghambat proses coding.

 

Kata Kunci: Pengobatan, kodifikasi, tuberculosis.

 

 

Abstract

Medical record is one of the most important supporting factors, one of which is the application of coding. Medical records must contain documents that will be encoded as in the TB patient treatment card form sheet (TB.01). The purpose of this study was to determine the results of the analysis of the completeness of the TB.01 form filling and the standard ethical codification of bacteriologically and histologically negative tuberculosis of lung disease (A16). The research method used is descriptive research with a qualitative approach. With indicators 42 criteria clarified by the National Tuberculosis Control Program and 4 criteria on health information management guidelines in health care facilities for codified ethical standards. The number of respondents taken was 3, consisting of one Head of Community Health Center, one Medical Record Coordinator, and one coding officer. Observation results of TB card treatment filling in patients (TB.01) from 42 criteria that meet 23, while those who do not meet the criteria are 19. Observations of disease codification ethical standards that the results of disease codification in medical records have met 4 standards of codic  ethics. In this case there is an effect between filling in form TB.01 against the standard codification of tuberculosis of lung disease bacteriologically and histologically negative (A16). In this case, collaboration between TB program holders and the coding department is needed to achieve a good medical record. Filling in form TB.01 is filled in completely according to procedures so as not to impede the coding process.

 

Keywords: Treatment, codification, tuberculosis.

 

 

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam perkembangan pelayanan kesehatan, rekam medis menjadi salah satu faktor pendukung terpenting, salah satunya ialah penerapan pengkodean. Pengkodean yang akurat diperlukan rekam medis yang lengkap. Rekam medis harus memuat dokumen yang akan dikode seperti pada lembar depan formulir kartu pengobatan pasien TB (Form TB.01). Oleh karena itu, standar etik koding bergantung pada kelengkapan diagnosis, kejelasan tulisan dokter, serta profesionalisme dokter dan petugas pengkodean.

3.    Rumusan Tujuan Penelitian

a.      Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran mengenai analisis kelengkapan pengisian formulir TB.01 dan standar etik kodifikasi penyakit Tuberculosis of Lung Bacteriologically and Histologically Negative (A16) di Puskesmas Karangsambung.

b.      Tujuan Khusus

1)      Untuk mengetahui bagaimana kelengkapan pengisian formulir TB.01 pada pasien TB di Puskesmas Karangsambung

2)      Untuk mengetahui bagaimana standar etik kodifikasi penyakit Tuberculosis of Lung       Bacteriologically and Histologically Negative (A16) di Puskesmas Karangsambung

3)      Untuk mengetahui hasil analisis kelengkapan pengisian formulir TB.01 dan standar etik kodifikasi penyakit Tuberculosis of Lung Bacteriologically and Histologically Negative (A16) di Puskesmas Karangsambung

4.    Kajian Ilmiah

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Myctobacterium yaitu Myctobacterium tuberculosis. Gejala klinis TB biasanya terduga TB datang ke fasilitas kesehatan dengan berbagai keluhan dan gejala yang mungkin akan menunjukkan bahwa yang bersangkutan termasuk terduga, yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.

Berdasarkan         Permenkes         Nomor 269/ Men. Kes/ Per/ III/ 2008 tentang  Rekam Medis menyatakan rekam medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana pelayanan kesehatan.

Coding adalah salah satu kegiatan pengolahan data rekam medis untuk memberikan kode dengan huruf atau dengan angka atau kombinasi huruf dan angka yang mewakili komponen data. Standar etik pengodean (coding) yang dikembangkan AHIMA, meliputi beberapa standar yang harus dipenuhi oleh seorang pengode (coder) profesional, antara lain:

a.      Akurat, komplet, dan konsisten untuk menghasilkan data yang berkualitas

b.      Pengode harus mengikuti sistem klasifikasi yang sedang berlaku dengan memilih pengodean diagnosis dan tindakan yang tepat

c.      Pengodean harus ditandai dengan laporan kode yang jelas dan konsisten pada dokumentasi dokter dalam rekam medis pasien

d.      Pengode profesional harus berkonsultasi dengan dokter untuk klarifikasi dan kelengkapan pengisian data diagnosis dan tindakan

Formulir rekam medis adalah suatu lembar kertas yang berisikan keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas pasien, anamnase, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa, segala pelayanan dan tindakan medis yang dipergunakan pada pasien baik pasien rawat inap, rawat jalan maupun pasien gawat darurat.

 

METODE

Metode penelitian yang digunakan pada paper ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

a.      Populasi Penelitian

Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah berkas rekam medis lembar formulir pengobatan pasien TB di Puskesmas Karangsambung periode bulan Desember 2017 sampai dengan Februari 2018, sebanyak 30 berkas rekam medis lembar formulir pengobatan pasien TB dengan diagnosa penyakit tuberculosis of lung bacteriologically and histologically negative (A16) dengan pemeriksaan dahak dan berkas rekam medis yang dikodifikasi dengan diagnosa penyakit tuberculosis of lung bacteriologically and histologically negative (A16). Responden yang dijadikan populasi adalah seluruh karyawan Puskesmas Karangsambung.

b.      Sampel Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel minimal. Sampe yang diambil adalah 30 berkas rekam medis lembar formulir pengobatan pasien TB dengan diagnosa penyakit tuberculosis of lung bacteriologically and histologically negative (A16) dengan menggunakan sampel minimal. Responden yang diambil berjumlah 3 responden yang terdiri dari satu orang Kepala Puskesmas, satu orang Koordinator Rekam Medis, dan satu orang bagian Koding.

Teknik Pengumpulan Data

a.      Observasi

Berdasarkan metode pengumpulan data diatas peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan alat ukur pengumpulan data tersebut berupa observasi. Observasi yang digunakan menggunakan 30 rekam medis lembar formulir pengobatan pasien TB dengan diagnosa penyakit tuberculosis of lung bacteriologically and histologically negative (A16) dan 30 berkas rekam medis yang di kodifikasi dengan diagnosa penyakit tuberculosis of lung bacteriologically and histologically negative (A16).

b.    Wawancara

Peneliti dalam melakukan wawancara menggunakan teknik interview bebas, penulis bebas menanyakan apapun, tetapi mengacu pada data yang akan dikumpulkan. Peneliti melakukan wawancara kepada satu orang Kepala Puskesmas, satu orang Koordinator Rekam Medis, dan satu orang bagian Koding. Dalam hal ini prosedur yang ditempuh ialah pengadaan instrumen yang baik yaitu dengan cara menerapkan pedoman wawancara, dimana pedoman wawancara ini berisi daftar pertanyaan mengenai kelengkapan pengisian formulir kartu pengobatan pasien TB dan standar etik kodifikasi penyakit tuberculosis of lung bacteriologically and histologically negative (A16) sehingga memudahkan penelitian dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Selain it alat bantu yang digunakan adalah alat tulis dan buku catatan.

c.      Studi Pustaka

Cara pengumpulan data dengan cara mengambil beberapa teori dari beberapa buku ilmiah serta kajian-kajian pustaka yang bermanfaat untuk penulisan laporan ini sehingga diketahui permasalahan yang sedang diteliti.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Pengisian Formulir Kartu Pengobatan Pasien TB (Form TB.01)

Dalam pelaksanaan tatalaksana pasien TB khususnya pengobatan TB diperlukan monitoring dan evaluasi dalam bentuk sistem pencatatan dan pelaporan baku. Pemegang program atau perawat yang membantu akan melakukan pencatatan dengan mengisi TB.01 sebagai bentuk rekam medis.

Berdasarkan hasil observasi pengisian form TB.01 dengan metode ceklist, penulis dapat menggambarkan kelengkapan pengisian form TB.01 pada bulan Desember 2017-Februari 2018 di Puskesmas Karangsambung yang meliputi:

1.      Nama Penderita

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item nama penderita terisi lengkap sebanyak 100% dan tidak terisi lengkap sebanyak 0%.

2.      No.Telepon

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item no.telepon terisi lengkap sebanyak 46% dan tidak terisi lengkap sebanyak 54%.

3.      Alamat

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item alamat terisi lengkap sebanyak 100% dan tidak terisi lengkap sebanyak 0%.

4.      Nama PMO

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item nama PMO terisi lengkap sebanyak 77% dan tidak terisi lengkap sebanyak 23%.

5.      No.Telepon PMO

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item no.telepon PMO terisi lengkap sebanyak 10% dan tidak terisi lengkap sebanyak 90%.

6.      Alamat PMO

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018,


hasil observasi pengisian item alamat PMO terisi lengkap sebanyak 73% dan tidak terisi lengkap sebanyak 27%.

7.      Tahun

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item tahun terisi lengkap sebanyak 73% dan tidak terisi lengkap sebanyak 27%.

8.      No.Reg.TB.03.UPK

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item no.reg.TB.03.UPK terisi lengkap sebanyak 43% dan tidak terisi lengkap sebanyak 57%.

9.      No.Reg.TB.03.Kab/Kota

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item no.reg.TB.03.Kab/Kota terisi lengkap sebanyak 67% dan tidak terisi lengkap sebanyak 33%.

10.   Nama Faskes

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item nama faskes terisi lengkap sebanyak 80% dan tidak terisi lengkap sebanyak 20%.

11.   Jenis Kelamin

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item jenis kelamin terisi lengkap sebanyak 93% dan tidak terisi lengkap sebanyak 7%.

12.   Umur

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item umur terisi lengkap sebanyak 63% dan tidak terisi lengkap sebanyak 37%.

13.   Parut BCG

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item parut BCG terisi lengkap sebanyak 37% dan tidak terisi lengkap sebanyak 63%.

14.   Riwayat Pengobatan Sebelumnya Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item riwayat pengobatan     sebeumnya      terisi    lengkap sebanyak 43% dan tidak terisi lengkap sebanyak 57%.

15.   Klasifikasi Penyakit

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item klasifikasi penyakit terisi lengkap sebanyak 70% dan tidak terisi lengkap sebanyak 30%.

16.   Catatan

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item catatan terisi lengkap sebanyak 47% dan tidak terisi lengkap sebanyak 53%.

17.   Tipe Penderita

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item tipe penderita terisi lengkap sebanyak 83% dan tidak terisi lengkap sebanyak 17%.

18.   Pemeriksaan Kontak Serumah

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item pemeriksaan kontak serumah terisi lengkap sebanyak 70% dan tidak terisi lengkap sebanyak 30%.

19.   Hasil Pemeriksaan Dahak

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item hasil pemeriksaan dahak terisi lengkap sebanyak 80% dan tidak terisi lengkap sebanyak 20%.

20.   Tanggal

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item tanggal terisi lengkap sebanyak 80% dan tidak terisi lengkap sebanyak 20%.

21.   No.Reg.Lab

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item no.reg.lab terisi lengkap sebanyak 67% dan tidak terisi lengkap sebanyak 33%.

22.   BTA

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item BTA terisi lengkap sebanyak 77% dan tidak terisi lengkap sebanyak 23%.

23.   BB

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item BB terisi lengkap sebanyak 80% dan tidak terisi lengkap sebanyak 20%.

24.   Tahap Awal

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item tahap awal terisi lengkap sebanyak 93% dan tidak terisi lengkap sebanyak 7%.

25.   Tahap Awal Sesuai

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item tahap awal sesuai terisi lengkap sebanyak 60% dan tidak terisi lengkap sebanyak 40%.

26.   Sediaan Obat

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item sediaan obat terisi lengkap sebanyak 60% dan tidak terisi lengkap sebanyak 40%.

27.   Kolom Pemberian Obat

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item kolom pemberian obat terisi lengkap sebanyak 100% dan tidak terisi lengkap sebanyak 0%.

28.   Tahap Lanjutan

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item tahap lanjutan terisi lengkap sebanyak 77% dan tidak terisi lengkap sebanyak 23%.

29.   Kolom PO Lanjutan

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item kolom PO lanjutan terisi lengkap sebanyak 77% dan tidak terisi lengkap sebanyak 23%.

30.   Catatan

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item catatan terisi lengkap sebanyak 47% dan tidak terisi lengkap sebanyak 53%.

31.   Hasil Akhir Pengobatan

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item hasil akhir pengobatan terisi lengkap sebanyak 37% dan tidak terisi lengkap sebanyak 63%.

32.   Pasien dengan Ko-Infeksi TB-HIV Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil           observasi    pengisian         item     pasien dengan ko-infeksi TB-HIV terisi lengkap sebanyak 0% dan tidak terisi lengkap sebanyak 100%.

33.   Riwayat Tes HIV

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item riwayat tes HIV terisi lengkap sebanyak 0% dan tidak terisi lengkap sebanyak 100%.

34.   Tanggal Tes HIV Terakhir

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item tanggal tes HIV terakhir terisi lengkap sebanyak 0% dan tidak terisi lengkap sebanyak 100%.

35.   Hasil

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item hasil terisi lengkap sebanyak 0% dan tidak terisi lengkap sebanyak 100%.

36.   Layanan Konseling dan Tes Sukarela Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item layanan konseling dan tes sukarela terisi lengkap sebanyak 0% dan tidak terisi lengkap sebanyak 100%.

37.   Tanggal Dianjurkan

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item tanggal dianjurkan terisi lengkap sebanyak 0% dan tidak terisi lengkap sebanyak 100%.

38.   Tanggal Pre-Tes Konseling

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item tanggal pre- tes konseling terisi lengkap sebanyak 0% dan tidak terisi lengkap sebanyak 100%.

39.   Tempat Tes

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item tempat tes terisi lengkap sebanyak 0% dan tidak terisi lengkap sebanyak 100%.

40.   Tanggal Tes

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item tanggal tes terisi lengkap sebanyak 0% dan tidak terisi lengkap sebanyak 100%.

41.   Hasil Tes

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item hasil tes terisi lengkap sebanyak 0% dan tidak terisi lengkap sebanyak 100%.

42.   Tanggal Pasca Tes Konseling

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi pengisian item tanggal pasca tes konseling terisi lengkap sebanyak 0% dan tidak terisi lengkap sebanyak 100%.

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, untuk mengetahui maksud dari setiap item yang ada di lembar form TB.01 dan standar etik kodifikasi penyakit maka yang perlu dilakukan adalah mendapat informasi tentang maksud dari setiap kriteria yang diantaranya 42 kriteria pada indikator.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan item yang ada di lembar form TB.01 terdapat  42 item dari Program Pengendalian Tuberkulosis Nasional. Melihat indikator yang tertera pada definisi operasional bahwa pengisian tidak lengkap dan tidak berkualitas jika tidak memenuhi minimal 29 kriteria yaitu nama penderita, no.telepon, alamat, nama PMO, no.telepon PMO, alamat PMO, tahun, no.reg.TB.03.UPK, no.reg.TB.03.Kab/Kota, nama faskes, jenis kelamin, umur, parut BCG, riwayat pengobatan sebelumnya, klasifikasi penyakit, catatan, tipe penderita, pemeriksaan kontak serumah, hasil pemeriksaan dahak, tanggal, no.reg.lab, BTA, BB, tahap awal, tahap awal sesuai, sediaan obat, KPO, tahap lanjutan, dan KPO lanjutan yang terisi lengkap dan hasil wawancara menunjukkan 29 kriteria tersebut harus diisi dengan jelas untuk kevalidan data da nada 8 item yaitu alamat PMO, no.reg.TB.03.UPK, no.reg.TB.03.Kab/Kota, nama faskes, parut BCG, riwayat pengobatan sebelumnya, catatan, dan tipe penderita yang tidak sesuai dengan kriteria yang ada pada indikator dikarenakan keterbatasan biaya dan keefektivan waktu petugas dalam menganamnesis pasien sehingga untuk mengefektivkan waktu pada lembar form TB.01 dibuat sesuai dengan yang sudah ditentukan.

B.     Standar Etik Kodifikasi Penyakit Tuberculosis Of Lung Bacteriologically and Histologically Negative (A16)

Standar etik kodifikasi penyakit adalah salah satu hal-hal yang penting dalam pengkodean. Dalam mengkode suatu diagnosis diperlukan kerjasama yang baik dan professional antar tenaga kesehatan yaitu tenaga medis dalam menetapkan diagnosis dan tenaga rekam medis sebagai pemberi kode.

Berikut hasil observasi standar etik kodifikasi penyakit tuberculosis of lung bacteriologically and histologically negative (A16) di puskesmas Karangsambung meliputi:

1.      Akurat, Komplet  dan Konsisten Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi item akurat, komplet, dan konsisten terisi lengkap sebanyak 83% dan tidak terisi lengkap sebanyak 17%.

2.      Sistem Klasifikasi yang Berlaku Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi item sistem klasifikasi yang berlaku terisi lengkap sebanyak 83% dan tidak terisi lengkap sebanyak 17%.

3.      Laporan Kode yang Jelas dan Konsisten Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi item laporan kode yang jelas dan konsisten terisi lengkap sebanyak 83% dan tidak terisi lengkap sebanyak 17%.

4.      Berkonsultasi dengan Dokter

Berdasarkan data analisis yang telah diolah pada bulan Desember 2017-Februari 2018, hasil observasi item berkonsultasi dengan dokter terisi lengkap sebanyak 83% dan tidak terisi lengkap sebanyak 17%.

Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa hasil wawancara yang memenuhi 4 kriteria yang ada pada indikator berjumlah 4 kriteria tersebut. Dari hasil wawancara bahwa untuk memberikan kode yang baik yaitu harus sesuai dengan standar etik kodifikasi penyakit agar kode penyakit terlihat akuran, komplet dan konsisten, memiliki laporan yang jelas dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur kodifikasi.

 

C.     Analisis Kelengkapan Formulir Kartu Pengobatan Pasien TB (TB.01) dan Standar Etik Kodifikasi Penyakit Tuberculosis of Lung Bacteriologically and Histologically Negative (A16)

Hasil analisis penelitian ini  tentang kelengkapan pengisian form TB.01 dan standar etik kodifikasi penyakit tuberculosis of lung bacteriologically and histologically negative (A16) bahwa ada pengaruh antara pengisian form TB.01 dengan standar etik kodfikasi penyakit A16. Ketika pengisian form TB.01 hasilnya baik maka untuk standar etik kodifikasi penyakit A16 hasilnya pun baik, sedangkan jika pengisian form TB.01 hasilnya baik tetapi standar etik kodifikasi penyakit A16 hasilnya tidak baik maka tidak ada pengaruh antara keduanya.

Dari hal tersebut disimpulkan bahwa keduanya ada pengaruh karena ketika pemegang program atau dokter mendiagnosa pasien dengan penyakit TB maka pemegang program atau dokter membutuhkan pemeriksaan tes dahak. Dalam pemeriksaan tes dahak terdapat hasil tes yang menjelaskan tentang hasil pemeriksaan dahak. Ketika hasil pemeriksaan tes dahak hasilnya negative, maka untuk diperlukan pasien menjalani pemeriksaan rontgen.setelah hasil keluar dan dokter melihat hasil rontgen tersebut maka dokter baru bias menegakkan diagnose apakah terkena penyakit A16 atau tidak. Diagnosa tersebut nantinya akan dikode oleh bagian koding dan prosedur dalam pengkodean inilah yang akan mempengaruhi standar etik kodifikasi penyakit formulir kartu pengobatan pasien TB (TB.01) dan standar etik kodifikasi penyakit tuberculosis of lung bacteriologically and histologically negative (A16).

 

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil observasi dan wawancara penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.      Adapun dari hasil observasi kelengkapan pengisian kartu pengobatan pasien TB (TB.01) dari 42 kriteria yang memenuhi ada 23 kriteria dan yang tidak memenuhi ada 19 kriteria. Maka dari hasil penelitian ini adalah hasilnya baik.

2.      Dari hasil wawancara menunjukkan ada 29 kriteria tersebut yang harus diisi dengan jelas untuk kevalidan data dan 8 kriteria yang tidak sesuai dengan kriteria yang ada pada indikator karena keterbatasan biaya dan keefektifan waktu petugas dalam menganamnesis pasien sehingga untuk mengefektivkan waktu pada lembar form TB.01 dibuat sesuai dengan yang sudah ditentukan.

3.      Dari hasil observasi standar etik kodifikasi penyakit disimpulkan bahwa hasilnya pada rekam medis telah memenuhi 4 kriteria standar etik kodifikasi yang ada dan kevalidan data yang baik.

4.      Dari hasil wawancara standar etik kodifikasi disimpulkan bahwa hasilnya sudah memenuhi 4 kriteria standar etik kodifikasi. Maka hasil wawancara tersebut tentang standar etik kodifikasi penyakit hasilnya baik.

5.      Pengisian form TB.01 terutama pada hasil wawancara 3 responden hasilnya baik sedangkan untuk standar etik kodifikasi penyakit hasilnya pun baik. Melihat dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa ada pengaruh antara pengisian form TB.01 dan standar etik kodifikasi penyakit.

Saran

Dari penelitian ini penulis memberi saran sebagai berikut:

1.      Pemegang program TB mengikuti prosedur serta setiap kebijakan Program Pengendalian Tuberkulosis Nasional yang ada dalam pengisian form TB.01 agar pengisiannya ditulis secara lengkap dan jelas dapat dibaca.

2.      Diharapkan kepada pemegang program agar dapat mengisi lembar rekam medis dengan lengkap sesuai dengan prosedur yang ada, agar tidak menghambat dalam pelaksanaan coding.

3.      Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara petugas koding dan pemegang program TB sehigga terjalin hubungan kerja yang baik dan dapat membantu tercapainya penyelenggaraan rekam medis yang baik.

 

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pngendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. (2015). Program Pengendalian Tuberkulosis Nasional.

Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik. (2006). Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis, Jakarta.

Hatta, Gemala R. (2008). Pedoman Penyelenggaraan Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Universitas Indonesia.

Profil Puskesmas Karangsambung

 Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

  

Tidak ada komentar: