PENATALAKSANAAN PENYAKIT VIRUS
Oleh; Triyo Rachmadi,S.Kep.
Pokok bahasan penetalaksanaan penyakit yang disebabkan oleh virus akan membahas 3 sub pokok bahasan yaitu:
- Campak
- Gonong
- Varisela
Saat ini ketiga penyakit ini banyak dijumpai dimasyarakat sehingga perlu penanganan dan pemanatuan yang baik.
POKOK BAHASAN 11 : PENYAKIT VIRUSSUB POKOK BAHASAN : PENATALAKSANAAN CAMP[AK
WAKTU SESI : 1 jam pelajaran @ 45 menit |
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Memberikan kemampuan kepada peserta latih dalam mengenali dan menangani pasien dengan Campak |
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah mengikuti sesi ini diharapkan :
|
PROSES PEMBELAJARANLangkah 1. Persiapan peserta
Langkah 2. Penyampaian materi pelatihan
Langkah 3. diskusi /tugas individu atau kelompok
|
METODE Ceramah Tanya jawab Diskusi Penugasan/kasus VCD |
ALAT BANTU LATIHOHPWhite board LCD CD |
EVALUASI Evaluasi dilakukan secara tertulis maupun praktek dengan instrumen terlampir |
RUJUKAN Hoole., A. J., Picard G. C., Quimetto M. R., Lohr J. A., Greenberg R. A. (1988). Patient Guidelines for Nurse Practioners. (4 th ed. ), Philadelphia : J. B. Lippincott Company. Ikatan Sarjana Farmasi (2004). ISO Indonesia. Vol. 39. Jakarta. |
PENYAKIT CAMPAK
(MEASLES)
I. Definisi
Adalah penyakit dengan penularan yang tinggi, demam, eksantematous, penyakit virus yang menyebabkan komplikasi yang serius
II. Etiologi:
Virus Campak
III. Gambaran klinis:
A. Gejala klinis
1. Masa inkubasi 8-12 hari
2. Masa prodormal atau Kataral terjadi 3-4 sebelum bercak merah (koplik) keluar yang ditandai dengan:
a. Penderita sangat kesakitan, suhu mencapai 40C
b. Pilek, batuk dan radang konjungtiva
c. Tanda-tanda demam dan berkurangnya nafsu makan
d. Muntah atau diare sering dijumpai
3. Bercak pada umumnya dimulai dari kepala, leher dan perbatasan rambut dan leher keduanya setelah 3 hari atau tahap berikutnya mencapai tungkai
a. Demam dan gejala prodormal berlanjut sesudah munculnya bercak koplik dan bertambah berat pada puncak keluarnya bercak
b. Pada hari ke 2 atau ke 3 setelah bercak keluar gejala mulai berkurang panas badan turun
c. Apa bila demam menetap sampai 4 hari setelah bercak keluar menunjukkan kemungkinan adanya komplikasi
IV. Tanda- tanda
1. Demam sebelum masa prodormal, meningkat bertahap
sampai berat bercak dan cepat menurun pada 2-3 hari setelah bercak keluar.
2. Adanya lendir hidung, radang konjungtiva dan infeksii parapahrangeal yang dimulai pada gejala prodormal sampai periode keluarnya bercak merah/rush.
3. Gejala patognomonik berupa bercak Koplik yang tersebar di mukosa bukal 2 hari sebelum penyebaran rush.
4. Bercak/Rush mukopapular dimulai dari muka dan batas rambut dan menurun, bertahap,berbatas jelas dan seringkai terjadi deskuamasi.
V.Laboratorium
a. Pengambilan serum untuk pemeriksaan.
b. Pemeriksaan lab lain yang menunjang diagnosis sesudah konsultasi
VI.Diagnosis banding
Pada penyakit virus ini penyakit-penyakit yang meneyerupai yang dapat menjadi diagnosis banding adalah :
A.Rubella
B.Roseola
c. Rocky Moutain Spotted fever
d. Enteroviral exantmes
e. Rush oleh karena obat-obatan
VII. Pengobatan
A. Pencegahan
1. Vacinasi Campak yang diberikan pada usia sama atau diatas 9 bulan
2. Pada anak yang telah dimunisasi masa bayi dapat diberikan ulang setelah dewasa
B.Terapi
1. Tidak ada obat spesifik
2 Isolasi pasien pada tahap awal sampai dengan munculnya kataral yaitu pada hari ketiga setelah keluarnya rush.
3. Pemeriksaan ststus imnunisasi dari keluarga dan riwayat kontak sebagai pencegahan dan penilaian kemungkinan terhadap penyebaran virus campak
4. Pemberian anti piretik
5. Antibiotika diberikan bila ada indikasi bila komplikasi infeksi sekunder
6. Pemberian nutrisi dan minum yang adekuat
7. Penempatan diruang yang agak gelap untuk memberi rasa nyaman [asien
VIII. Komplikasi
A. Pneumonia
1. Pneumonia mungkin dapat terjadi selama kasus campak
2. Mungkin perlu pengobatan pneumonia bakteri oleh karena sering menunjukkan adanya penyakit bacterial
B. Otitis media
1. Komplikasi influensa berat
2. Perlu pengobatan Otitis Media Purulenta Akuta
C. Encepalitis
1.Merupakan komplikasi yang serius terjadi pada 0,1 % kasus
2. Kejadian pada umumya pada antara 2 dan 6 hari setelah kejadian keluarnya rush
D. Tuberkulosis
1. Adanya penurunan sensivitas terhadap tes tuberculin selama dan setelah terkena campak
2. Mungkin terjadi peningkatan /kambuh kembali TBC yang sudah tidak aktif dan pada anak dengan tes Tuberkulin positif mendapatkan pengobatan TBC.
VIII. Konsultasi dan rujukan
A. Konsultasi dilakukan pada semua kasus yang suspek campak sebab diperlukan keputusan utnuk mecegah penyebaran campak
B. Pasien dengan gejala klinis menunjukkan gejala campak yang mengarah ke encephalitis harus segera dirujuk.
C. Konsultasi kedokter dilakukan ujtuk pasien yang menunjukkan gejala pneumonia
D. Puskesmas harus segera di beri informasi ketika didapatkan kasus atau suspek Campak untuk segera diambil langkah-langkah untuk menekan penyebaran virus campak.
IX. Tindak lanjut
Pada semua pasien 3- 4 hari setelah keluarnya rush harus dirujuk kedokter
POKOK BAHASAN 11 : PENYAKIT PENYAKIT VIRUSSUB POKOK BAHASAN : PENATALAKSANAAN PENYAKIT GONDONG
WAKTU SESI : 1 jam pelajaran @ 45 menit |
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Memberikan kemampuan kepada peserta latih dalam mengenali dan menangani pasien dengan Gondong |
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah mengikuti sesi ini diharapkan :
|
PROSES PEMBELAJARANLangkah 1. Persiapan peserta a. Pelatih mempersiapkan suasana pelatihan dan mental peserta dalam mengikuti pelatuhan b. Pelatih menjelaskan tujuan pelatihan Langkah 2. Penyampaian materi pelatihan a. Pelatih menjelaskan materi pelatihan b. Pelatih memberikan pertanyaan terkait dengan materi c. Pelatih menyampaikan beberapa masalah/keadaan /isu d. Pelatih melakukan simulasi pemeriksaan dan pemeriksaan Gonong Langkah 3. diskusi /tugas individu atau kelompok a. Pelatih menyampaikan beberapa realita atau kasus/tuga terkait materi b. Pelatih menugaskan untuk diskusi dan membahas tugas/kasus c. Pelatih menyimpulkan, merangkum hasil diskusi dan pembahasan atau penugasan |
METODE Ceramah Tanya jawab Diskusi Penugasan/kasus VCD |
ALAT BANTU LATIHOHPWhite board LCD CD |
EVALUASI Evaluasi dilakukan secara tertulis maupun praktek dengan instrumen terlampir |
RUJUKAN Hoole., A. J., Picard G. C., Quimetto M. R., Lohr J. A., Greenberg R. A. (1988). Patient Guidelines for Nurse Practioners. (4 th ed. ), Philadelphia : J. B. Lippincott Company. Ikatan Sarjana Farmasi (2004). ISO Indonesia. Vol. 39. Jakarta. |
PENYAKIT PAROTITIS/MUMPS
(GONDONG)
I. Definisi
Gondong adalah kumpulan gejala klinis yang ditandai oleh pembengkakan kelenjar Ludah secara akut terutama pada kelenjar Parotis
II. Etiologi
A. Gondong selalu disebabkan oleh Virus yang mserupakan keluarga / strain myxovirus
B. Selain myxovirus sebagian juga dapat disebabkan oleh parainfluensa virus yang merupakan penyebab terbanyak kedua Gondong pada anak-anak.
III. Gambaran klinik
A. Gejala
1. Masa inkubasi sekitar 14-21 hari sampai 18 hari
2. Demam pada umumnya terjadi pada samapi 1-2 hari
3. Gejala konstitusi seperti sakit kepala, kelemahan, tidak nafsu makan, mialgia dan muntah
4. Rasa sakit pada telinga depan dan menurun pada saat makan, penekanan local dan gerakan serta tampak bengkak.
B. Tanda :
1. Mungkin ditemukan adanya demam
2. Gejala –gejala rasa sakit/tidak enak pada saluran nafas bagian atas
3. Pembesaran/pembengkakan kelenjar parotis:
a. Pembengkakan menyebar
b. 25 % kasus terdapat pembengkakan yang asimtris
c. Pembengkakan menyebabkan hilangnya sudut mandibula dan mendekati telinga
d. Adanya variasi pembengkakan kelenjar paroris pada penyakit campak
e. Mungkin kelenjar Stensen”s sudah terkena infeksi
f. Mungkin meliputi beberapa kelenjar ludah lain
4. Komplikasi :
Kadang dapat terjadi meningoencepalitis dan orkitis.
IV. Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan
V. Diagnosis Banding
A. Diagnosis Parotitis sering dikacaukan dengan :
1. Limpadenitis anterior, servikal atau preaurikular
2. Parotitis kambuhan idiopati
3. Batu saluran parotis yang disertai infeksi sekunder
4. Mikuliz syndrome yang ditandai nyeri dan pembengkakan kelenjar ludah dan lakrimalis
B. Meningoecepalitis
VI. Pengobatan
A.Pencegahan
1. Pemberian vaksin Gondok
2. Pemberian vaksin pada remaja yang belum pernah terkena penyakit gondong
B.Terapi
1. Tidak ada terapi spesifik
2. Pemberian asetaminopen untuk panas dan nyeri
3.Isolasi penderita gondong selama 7 sampai 9 hari setelah kejadian
VII. Komplikasi
1. Meningoencepalitis
2. Berkurangnya fungsi saraf yang bersifat unilateral
3. Orchitis : selalu unilateral, tidak selalu disertai impotens dan yang sering adalah steril.
VIII.Konsultasi dan rujukan kedokter
Semua pasien sebaiknya dikonsultasikan atau dibicarakan dengan dokter.
IX. Follow up
1. Pasien dengan komplikasi diawasi selama 24 jam
2. Tidak perlu dilakukan tindak lanjut pada kasus tanpa komplikasi
POKOK BAHASAN 11 : PENYAKIT VIRUSSUB POKOK BAHASAN : PENATALAKSANAAN VARISELA
WAKTU SESI : 1 jam pelajaran @ 45 menit |
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Memberikan kemampuan kepada peserta latih dalam mengenali dan menangani pasien dengan Varisela |
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah mengikuti sesi ini diharapkan : 1. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian, gambaran klinis dan pemeriksaan laboratorium Varisela 2. Peserta dapat melakukan pemeriksaan terhadap Varisela 3. Peserta dapat menentukan diagnosis dan diagnosis banding Varisela 4. Peserta dapat mengenali dan menjelaskan penanganan serta merujuk penderita Varisela |
PROSES PEMBELAJARANLangkah 1. Persiapan peserta a. Pelatih mempersiapkan suasana pelatihan dan mental peserta dalam mengikuti pelatuhan b. Pelatih menjelaskan tujuan pelatihan Langkah 2. Penyampaian materi pelatihan a. Pelatih menjelaskan materi pelatihan b. Pelatih memberikan pertanyaan terkait dengan materi c. Pelatih menyampaikan beberapa masalah/keadaan /isu d. Pelatih melakukan simulasi pemeriksaan dan penanganan Varisela Langkah 3. diskusi /tugas individu atau kelompok a. Pelatih menyampaikan beberapa realita atau kasus/tuga terkait materi b. Pelatih menugaskan untuk diskusi dan membahas tugas/kasus c. Pelatih menyimpulkan, merangkum hasil diskusi dan pembahasan atau penugasan |
METODE Ceramah Tanya jawab Diskusi Penugasan/kasus VCD |
ALAT BANTU LATIHOHPWhite board LCD CD |
EVALUASI Evaluasi dilakukan secara tertulis maupun praktek dengan instrumen terlampir |
RUJUKAN Hoole., A. J., Picard G. C., Quimetto M. R., Lohr J. A., Greenberg R. A. (1988). Patient Guidelines for Nurse Practioners. (4 th ed. ), Philadelphia : J. B. Lippincott Company. Ikatan Sarjana Farmasi (2004). ISO Indonesia. Vol. 39. Jakarta. |
VARISELA
I. Definisi
Adalah penyakit akut, sering ringan, penularan penyakitnya tinggi pada anak dan yang ditandai dengan pruritus, rush vesikuler.
II. Etiologi
Virus Varicella Zoster sedang penyebab kedua Virus Chickenpox dan Herpes zoster.
III. Gambaran Klinis:
A. Gejala
1. Priode inkubasi antara 11-20 hari denganrata-rata 14-16 hari.
2. Gejala prodormal tidak tampak pada anak-anak, pada remaja tampak gejala prodormal : demam 1 atau 2 hari, malaise dan anoreksia.
3. Ruam dengan larakteristik:
a. Ruam muncul tersebar dalam kelompok-kelompok, dengan evolusi/perubahan yang cepat (dalam 6-8 jam) dari lesi-lesi dari macula menjadi papula ke vesikula ke krusta. Lesi menetap dalam semua tingkatan ditemukan dalam waktu yang sama dan beberapa membentuk area.tertentu.
b. Ruam/Lesi dimulai pada badan dan menyebar keperifer dan terakhir pada ekstremitas.
c. Sering kali ditemukan kelainan pada membrana mukosa mulut yang berkembang dari vesikula menjadi ulceratif
d. Ruam sering menyebabkan gatal yang sangat
e. Lesi-lesi baru terjadi pada 3-5 hari
4.. Munculnya demam selalu pada saat munculnya ruam dan banyak sedikitnya menggambarkan majin beratnya penyakit..
5. Sakit kepala, malaise dan anoreksia umumnya berhubungan dengan tingginya demam.
B. Tanda: Banyak tanda secara phisik ditemukan berkaitan dengan rush.
IV. Studi laboratorium
Tidak perlu pemeriksaan laboratorium
V. Diagnosis banding
A. Sangat mudah untuk melakukan diagnosis
B. Diagnosis lain yang sering dikacaukan dengan Chickenpox :
1. Infeksi hipervirus hominis
2. Erupsi oleh karena obat
3. Impetigo
4. Sipilis sekunder
5. Erythema multiforme
6. Penyakit tangan kaki dan mulut (Coxsackie virus)
VI. Pengobatan
A. Pencegahan
1. Tidak ada vaksin yang dapat dipakai sebagai pencegahan
2. Jika terekpose oleh varisela anak-anak dan orang dewasa yang non immune jangan menerima kortikosteroid atau obat imunosupresif, atau berhubungan dengan pasien dengan AIDS atau gangguan imunologi. atau penyakit malignan dan bayi baru lahir sebaiknya dirujuk
3. Jika terjadi pada orang dewasa non imun, terutama. ibu hamil bila kontak dengan individu yang terinfeksi segera rujuk untuk mendapatkan imunisasi Globulin ..
B. Terapi
1.Gejala pada kulit
a. Kuku jari dijaga tetap pendek untuk meminimalisir ekskoriasi dan bekas luka karena garukan
b. Penggunaan lotion kering misal Calamin dapat dipergunakan untuk mengurangi gatal.
c. Sabun dan cuci tangan tidak mengurangi penyebaran virus dan tidak menurunkan kemungkinan infeksi sekunder
d. Antipruritus, missal diphenhidramin HCl (Benadryl) atau hydroxyzine HCl (Atarax), mungkin dapat menolong untuk kontrol penyakit gatal.
2. Antipiretik-asetaminopen misalnya parasetamol
Catatan :
Aspirin tidak boleh dipergunakan pada varisela oleh karena cenderung menyebabkan meningkatnya gejala Reye’ s syndrome pada pasien dengan influenza atau chickenpox.
3. Isolasi. Penyakit menular 1-2 hari segera sebelum penyebaran rash sampai lesi menjadi krusta..
VII. Komplikasi
A. Infeksi bakteri sekunder
B. Pneumonia
C. Enchepalitis
D. Penyebaran penyakit demam berat termasuk pada bayi, pasien dengan pengobatan stroid, AIDS dan defisiensi imunologik
E. Kelainan Perdarahan
F. Reye’s syndrome
VIII. Konsultasi dan rujukan
1. Rujuk semua pasien yang dicurigai chickenpox dan dengan kondisi yang merupakan predisposisi penyebaran penyakit yang berat untuk segera mendapatkan pengobatan antivirus
2. Rujuk pasien yang non imun yang kontak dan cenderung berat bila terkena chickenpox untuk segera mendapatkan Iminisasi globulin untuk Varisela (VZIG).
3. Berkembangnya penyakit pneumonia, masalah perdarahan atau gejala gangguan system saraf pusat.
4. Infeksi baktrei sekunder berat
IX. Tindak lanjut
A. Pada kasus – kasus yang rutin tidak perlu dilakukan tindak lanjut
B. Pasien disarankan untuk kunjungan ulang dalam waktu 48 jam jika ada infkesi sekunder bakterial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar