PENATA LAKSANAAN PENYAKIT PARASIT
Oleh: Triyo rachmadi, S.Kep.
POKOK BAHASAN 9 : PENYAKIT PARASITSUB POKOK BAHASAN : PENATALAKSANAAN ASKARIASIS
WAKTU SESI : 1 jam pelajaran @ 45 menit |
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Memberikan kemampuan kepada peserta latih dalam mengenali dan menangani pasien dengan Askariasis |
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah mengikuti sesi ini diharapkan :
|
PROSES PEMBELAJARANLangkah 1. Persiapan peserta
Langkah 2. Penyampaian materi pelatihan
Langkah 3. diskusi /tugas individu atau kelompok
|
METODE Ceramah Tanya jawab Diskusi Penugasan/kasus VCD |
ALAT BANTU LATIHOHPWhite board LCD CD |
EVALUASI Evaluasi dilakukan secara tertulis maupun praktek dengan instrumen terlampir |
RUJUKAN Hoole., A. J., Picard G. C., Quimetto M. R., Lohr J. A., Greenberg R. A. (1988). Patient Guidelines for Nurse Practioners. (4 th ed. ), Philadelphia : J. B. Lippincott Company. Ikatan Sarjana Farmasi (2004). ISO Indonesia. Vol. 39. Jakarta. |
ASKARIASIS
I. Definisi
Askariasis adalah infestasi oleh spesies roundworm (Ascaris lumbricoides) yang mapu menembus kulit manusia.
II. Etiologi
Penyebab askariasis adalah Ascaris Lumbricoides. Manusia merupakan satu-satunya hospes bagi cacing jenis ini Anak mungkin membawa telur cacing dengan main atau tertelan tanah yang terpapar oleh telur cacing. Pada orag dewasa kemasukan telur melalui makan makanan yang tidak dicuci sayuran yang tumbuh ditatanah yang terkontaminasi.
Setelah masuk telur akan menjadi larva dan bermigrasi dari usus kecil ke hati dan paru melalui circulasi darah vena. Larva masuk kedalam alveoli paru-paru dan kemudian migrasi ketrakea dimana mereka dapat menyebabkan terbatuk atau tertelan. Tertelannya larva kedalam usus kecildimana larva akan matang. Cacaing betina dewasa kan mnghasilkan banyak telur pada saat mereka melewati usus bersama feses.
III. Gambaran Klinis
A. Gejala
1. Beberapa pasien tanpa gejala,
2. Batuk dan demam mungkin terjadi selama migrasi paru dalami fase kehidupan.
3. Pada anak kecil dengan jumlah cacing yang banyak akan menyebab anoreksi, gangguan digestive, iritabel dan kurus.
4. Anak dengan pica (kecenderungan terkena) lebih mudah terkena infkesi. Pica kadang dihubungkan dengan anemia akibat kekurangan zat besi.
B. Tanda
1. Cacing dewasa dapat terlihat dalam feses
2. Berkurangnya berat badan yang besar mungkin pada anak kecil ketika makin banyaknya jumlah cacing
3. Pneumonia akut
4. Cacing tidak menyebabkan kehilangan darah atau diare.
IV. Laboratorium
A. Tidak diperlukan bila cacing dewasa dapat ditemukan.
B. Pemerikasaan mikroskopis feses pada orang yang terinfeksi akan ditemukan telur askaris
V. Diagnosis banding
A. Gejala kelainan paru selama migrasi paru oleh larvae dapat dikacaukan oleh pneumonia virus atau bakteri atau dengan asma
B. Penyebab lainnya dari tidak naiknya berat badan atau gejala kelainan digestive
C. Oleh karena pada bebrapa pasien tidak ada gejala diperolehnya kasus mungkin menyebabkan problem.
D. Beberapa kasus pada saat cacing dewasa ditemukan di feses atau ketika pasien yang diperiksa fesesnya untuk menemukan telur cacing akan ditemukan eosinophil dalam smear darah.
VI. Pengobata
A. Perbaiki sanitasi , perbaiki personal hygiene dan perhatian kebersihan makanan.
- Eliminasi pica dengan pengobatan anemia defisiensi zat besi dan konsultasi pada orang tua dalam untuk nutrisi.
- Pemberian obat infeksi cacing
1. Pyrantel Pamoat suspensi diberikan secara single dosis secara oral 1ml (50 mg) tiap 5 kg (10 pon) berat badan maksimum 20 ml.
2. Mebendazple 100 mg pertablet – 1 tabblet dua kali sehari aselama 3 hari
Perhatian /peringatan : tidak boleh diberikan anak dibawah 2 tahun
VII. Komplikasi
Obstruksi intestinal oleh karena sumbatan masa cacing
VIII. Konsultasi dan rujukan
Umumnya tidak dibutuhkan pada semua kasus
IX. Tindak lanjut
Pada keluarga dengan resiko tinggi perlu dilakukan pemeriksaan feses sebab mungkin bias terjadi reinfeksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar