Tujuannya Slinting (spalk) adalah untuk mencegah pergerakan tulang yang patah. Ujung tulang yang patah mengiritasi saraf, menyebabkan rasa nyeri tetapi juga mengurangi kerusakan lanjut dari otot, saraf, pembuluh darah dengan mengurangi pergerakan tulang yang patah.
Kapan digunakan Splinting
Tidak ada aturan apapaun yang dapat diikuti, apabila ragu-ragu lebih baik pasang saja. Secara umum, pasien trauma yang berat akan lebih baik bila dilakukan imobilisasi spinal sebelum dipindahkan. Pasien yang memerlukan pemindahan tempat, memerlukan imobilisasi yang baik dengan mempergunakan Long Spine Board.
Peraturan Umum dalam Splinting
1. Anda harus benar-benar melihat bagian – bagian dari yang luka. Pakaian semuanya harus dibuka, kecuali bila ada yang terlokalisir dan tidak memperlihatkan masalah untuk melakukan imobilisasi.
2. Periksa dan catat sensasi distal dan sirkulasi sebelum dan sesudah splinting. Periksa gerakan distal dari fraktur jika mungkin (contoh, minta pasien menggerakkan jari atau ekstremitasnya dan aplikasikan dengan rangsang nyeri). Denyut nadi dapat ditandai dengan balpoin untuk mengidentifikasi letak.
3. Jika ekstremitas pasien tersebut menunjukkan angulasi, dan denyut nadi ridak ada, anda harus melakukan traksi yang halus untuk meluruskannya. Traksi ini tidak boleh lebih dari 5 kg. Jika tidak berhasil, pertahankan ekstremitas tersebut dalam posisi angulasi. Sangat penting bagi anda untuk yakin dalam meluruskan eksterimtas tersebut. Hanya dengan kekuatan yang sedikit saja, dapat menyebabkan laserasi dari dinding pembuluh darah, dan mengganggu suplai darah dari pembuluh yang lebih besar. Jika rumah sakit sangat dekat, tetap pertahankan posisi tersebut.
4. Luka terbuka harus ditutup dengan alat steril sebelum dilakukan splint. Splint harus selalu dilakukan dari sisi berlawanan dari luka terbukanya untuk mencegah nekrosis.
5. Pergunakan splint itu yang dapat mengimobilisasi satu persendian diatas dan dibawah dari luka.
6. Luruskan splint dengan benar. Hal ini mungkin benar bila terdapat defek kulit atau penonjolan tulang yang dapat menekan splint dengan keras.
7. Jangan lakukan penekanan ujung tulang dibawah kulit. Jika dilakukan traksi dan ujung tulang retraksi kembali pada lika, jangan menambah jumlah traksi. Jangan menggunakan tangan atau peralatan apapun untuk menarik ujung tulang keluar, etapi pastikan untuk menemui dokter. Ujung tulang harus secara hati-hati diluruskan dengan menggunakan perban. Penyembuhan tulang dapat dipercepat jika ujung tulang dijaga tetap pada posisi normal bila waktu transportasi lama.
8. Jika terdapat keadaan yang mengancam jiwa, fraktur dapat di splint sambil memindahkan penderita. Tetapi bila fraktur tersebut tidak serius, lakukan splinting sebelum memindahkan pasiennya.
9. Splint luka yang memungkinkan saja.
Macam-macam Splint
Ø Rigid Splint.
Tipe ini dapat dibuat dari macam bahan termasuk papan panjang, plastik keras, besi atau kayu.
Ø Soft Splint
Tipe ini meliputi splint udara, bantal dan mitela.
Splint udara baik untuk fraktur pada lengan bawah dan tungkai bawah. PASG (Pneumatic Antishock Garment) adalah suatu splint udara yang baik. Splint udara berguna untuk memperlambat perdarahan, tetapi juga meningkatkan tekanan seperti peningkatan suhu atau tekanan. Soft slpint sebaiknya tidak diperguanakan pada fraktur angulasi, karena akan meningkatkan tekanan secara otomatis.
Beberapa kelemahan dari splint udara adalah :
· Nadi tidak dapat dimonitor bila splint terpasang.
· Dapat menimbulkan sindrom kompartemen.
· Menimbulkan sakit pada kulit dan nyeri bila dibuka.
Mengembangkan splint udara adalah dengan cara meniup dengan mulut atau dengan pompa kaki sampai diperoleh tekanan yang cukup.
Saat menggunakan splint udara, harus secara rutin diperiksa tekanannya untuk memastikan bahwa splint tidak terlalu kencang atau kendor.
Ingat bahwa jika splint udara dipakai pada lingkungan yang dingin dan pasien dipindahkan pada lingkungan yang hangat, tekanannya akan meningkat.
Jika terdapat ambulan udara, harus diingat bahwa tekanan pada splint udara meningkat jika digunakan di tanah dan setelah pasien dipindahkan ke rumah sakit. Harus diingat pula bahwa jika tekanan dikurangi dalam penerbangan, tekanan akan terlalu rendah saat pasien kembali ke tanah.
Bantal adalah splint yang baik untuk trauma pada lutut atau kaki. Juga berguna untuk digunakan pada stabilisasi dislokasi bahu.
Mitela adalah sangat baik untuk fiksasi trauma klavikula, bahu, lengan atas, siku, dan kadang-kadang telapak tangan. Beberapa trauma pada bahu menyebabkan bahu tidak dapat didekatkan pada dinding dada tanpa menggunakan paksaan.
Dalam kasus ini bantal digunakan untuk menjembatani gap yang ada antara dinding dada dan lengan atas.
Ø Traction Splint
Berguna untuk :
· Imobilisasi
· Mengurangi nyeri
· Mengurangi perdarahan
Bentuk ini dirancang untuk fraktur ekstermitas bawah. Splint ini menyebabkan imobilisasi paha dengan melakukan tarikan pada ektremitas dengan menggunakan counter traction terhadap ischium dan sendi panggul. Traksi ini akan mengurangi terjadinya spasme pada otot. Jika trasksi ini tidak dilakukan akan menyebabkan nyeri hebat karena ujung tulang akan saling bersinggungan. Traksi ini juga mengurangi ujung femur yang dapat menyebabkan laserasi n.femoralis, arteri, atau vena. Ada banyak design dan tipe dari splint yang cocock untuk traksi ekstremitas bawah, tetapi harus hati-hati dan teliti untuk mencegah tarikan yang terlau besar sehingga dapat menyebabkan gangguan sirkulasi kaki.
Syarat utama dalam pembidaian adalah bidai harus dapat mempertahankan kedudukan dua sendi tulang di dekat tulang yang patah, tidak boleh terlalu kendor karena akan merubah posisi tuylang yang patah dan tidak boleh terlalu ketat/ kencang karena akanmerusak jaringan tubuh.
| Dipersilahkan kepada semua linatih untuk mempraktekan bermacam- macam pembidaian, dengan secara kelompok atau berpasangan sesuai dengan pembidaian yang akan dipraktekan. |
Contoh- contoh pembidaian.