PENYAKIT SALURAN NAFAS BAGIAN BAWAH
Oleh: Triyo Rachmadi,S.Kep.
ASMA BRONKHIALE
I. Pengertian
Adalah penyakit saluran nafas yang dapat baik kembali yang dengan karakteristik klinis episode batuk berulang, sesak nafas dan ekspirasi pernafasan memanjang.
II. Penyebab
Asma Bronkial saat ini dianggap sebagai penyakit peradangan dengan karakteristik adanya infiltrasi eosinofil pada saluran nafas. Pada anak ada hubungan antara flu dengan terjadinya peradangan, demikian pula pada orang dengan tidak ada riwayat alergi dapat terjadi asma.
Saluran bronkus pada penderita asma menjadi lebih konstriksi oleh karena bermacam bentuk stimuli dan mempunyai ciri lebih reaktif dibandingkan dengan orang yang tidak asmatis.
Stimulasi yang terkait dengan serangan asma meliputi :
1. Alergi inhalasi misalnya debu, alergen binatang antara lain kucing, jamur dan serbuk sari, makanan.
2. Infeksi misalnya infeksi saluran nafas atas akut atau sinusitis bakterialis, virus flu merupakan pencetus asma terbanyak pada bayi dan anak .
3. Iritasi non spesifik, rokok tembakau, polusi udara dan uap bahan kimia
4. Olahraga atau beban fisik
5. Faktor psikogenik
6. Pergantian cuaca.
III. Gambaran Klinis
Banyaknya jumlah saluran udara yang tersumbat sering menentukan beratnya tanda dan gejala. Namun bagaimanapun adanya sumbatan saluran udara yang signifikan mungkin tanpa gejala.
1. Gejala
a. Batuk
b. Wheezing/ mengi
c. Sesak nafas atau dada mencembung , gelisah
d. Sulit tidur atau sering terbangun karena batuk
e. Mungkin ditemukan batuk paroksimal dan muntah
2. Tanda:
a. Umumnya wheezing pada ekspirasi dan selalu berhubungan dengan panjangnya ekspirasi. Wheezing pada inspirasi mungkin juga karena keadaan baik.
b. Perkusi dada hiper resonan
c. Takhipneu
d. Tarikan intercostals
e. Meningkatnya diameter dada
f. Sianosis terjadi serangan asma yag berat
g. Adanya infeksi saluran nafas atas
h. Adanya bukti rinitis alergi kronika. Rinitis alergi akan menyebabkan asma dan mudah untuk ditemukan.
i. Demam jarang menyebabkna demam kecuali virus yang menyebabkan asma dan demam
3. Studi diagnosis
1. Tanda adanya peningkatan aliran udara:
a. Mengukur puncak aliran udara saat pernafasan ekspirasi
b.Mengukur maksimum kekuatan tiupan
c. Mudah dilakukan dikantor atau dirumah
d. Murah
2. Spirometri
a. Mengukur besar kecilnya fungsi pernafasan
b.Hanya dapat dilakukan di kantor
c. Digunakan untuk conformig diagnosis dari asma
3. Rontgen dada
a. Sering diperlukan
b. Dipakai untuk pneumonia terutama yang ada demam
IV. Pemeriksaan Laboratorium
tidak ada
V. Diagnosis Banding
1. Bronkhiolitis
2. Fibrosis
3. Batuk oleh karena sinusitis atau rinitis alergika
4. Anatomi yag tidak normal dari saluran nafas
5. Infeksi Chlamedia
VI. Pengobatan
A. Beta agonis
1. Dosis
a. Inhaler 2-3 tarikan setiap 4-6 jam (Albuterol)
b. Nebulizer :
1). Albuterol (5mg/ml) : 0,10 - 0,15 mg/kg in 2 cc normal salin , maksimum
5, 0 mg.
2). Metaproterenol (50mg/ml) : 0,25 – 0, 50 mg/kg dalam 2 cc normal salin ,
maksimum 15,0 mg
3). Oral
a. Albuterol 0,1 - 0,15 mg/kg BB I tiap 4-6 jam atau apabila diperlukan
b. Metaproterenol: 0,3- 0,5 mg/kg dalam 4-6 jam atau sesuai kebutuhan atau 4 mg dalam tablet hisap 2 kali sehari.
Efek samping: muntah,.mual, iritabel, meningkatnya aktivitas, takhikardia, aritmia
B. Inhalasi Kortikosteroid
Triamcinolon (100 ug/isap)
Dosis : 2-4 isapan 2-4 kali sehari
Efek samping : sariawan, terbakar
C. Kortikosteroid oral
1. Prednison 1mg/kg dengan dosis diturunkan xecara bertahap
2. Relatif aman
3.Lakukan Konsultasi bila pemakaian lama
4.Efek samping bila penggunaan lama:
Pertumbuhan lambat, penekanan kelenjar adrenalin, penurunan kepadatan tulang, imunosupresi, aseptic nekrosis tulang femur.
5. tersedia di formularium dengan ukuran 5 mg/tablet
D. Teophylin
1. Penggunaannya diberikan dengan pelepasan menengah/sedang dengan waktu tiap 6 jam atau dengan pelepasan lambat untuk12- 24 jam.
2. Bentuk dapat cairan atau kapsul.
3. Level dalam darah antara 5-15 ug/ml level harus selalu dikontrol secara rutin
4. Efek samping : mual dan muntah, takikardi, hiperaktivitas, kadang aritmia
5. Sediaan tablet 200 mg/tablet dan injeksi dalam bentuk ampul 24mg/ml.
VII. Pengobatan serangan akut dirumah
A. Pengobatan inisial
1. Pemberian nebulizer atau inhaler beta antagonis setiap 20 menit sampai 3 kali pemberian dosis 2 kali isapan/semprotan atau 0,15 mg/kg dosis obat Nebulizer
2. Jika sianosis atau PEFR < 50 % segera bawa atau kirim ke unit emergensi
3. Berikan albuterol (atau beta agonis) tiap 4 jam. Panggil dokter atau emergensi apa bila gejala menunjukkan PEFR < 70% dari standar setelah 1 jam
4. Pelihara semua standar medikasi kronik
5. Sediaan tidak tersedia di Puskesmas/WOD
B. Respon yang tidak lengkap
1. Ulangi dengan beta agonis sebagaimana huruf A. Panggil petugas kesehatan/dokter
2. Mulailah dengan pencatatan dari penggunaan prednison atau prednisolon (1-2 mg/kg/ dosis pertama lebih dari 1 mg/kg/hari).
3. Jika tidak ada peningkatan dalam 1 jam atau PEFR jauh/turun sampai 60% perkiraan. Kirimkan segera unit emergensi atau panggil petugas kesehatan/medis.
4. Bila ada perbaikan lakukan hubungan lewat telpon selama 24 jam .
C. Komplikasi dari asma akut
1. Pneumothorakas
2. Atelektasis
3. Kegagalan pernafasan
4. Kematian
VIII. Terapi/penanganan pemeliharaan
A. Strategi terapi asma
1. Asma ringan . Gunakan beta agonis dan untuk propilaksis gunakan beta agonis atau cromolin . Beta agonis antara lain digunakan melalui nebulixer, inhakler atau oral. Penggunaan oral lebih banyak efek sampingnya
2. Asma moderat
a. Anti inflamasi
1) Kortikosteroid inhalasi (800 sampai 1000 mikrogram/hari )
2) Oral kortikosteroid mungkin diperlukan diberikan setiap hari atau dengan
program
3) Lakukan konsultasi bila diperlukan pemberian kortikosteroid lama
4) Pemberian Teopilin diberikan . Efek samping besar dan lvel dalam darah( 5-15 mg/ml) perlu dipantau secara ketat.
b. Bronkhodilator
1. Penggunaan Beta agonis bila diperlukan berikan sampai 4 kali sehari
2. Bila diperlukan dosis (inhaler atau long acting) pada saat seblum tidur untuk mengurangi gejala .
3. Terapi penyokong . untuk rinitis alergi atau sinusitis pada penyakit ini dapat berakibat asma.
4. tetapkan asma setiap 4-6 bulan bila memburuk dan pengobatan direncanakan
B. Pendidikan pasien
1. Pendidikan dasar
a.Kemampuan mengidentifikasi pencetus asma
b. Kebutuhan pasien terhadap pengetahuan tentang pengobatan spesifik yang digunakan termasuk efek sampingnya.
c. Bagaimana penggunaan dosis meter inhalasi
d. Pengetahuan tentang terjadinya inflamasi alami
2. Pendidikan spesifik
a. Penjelasan ujuan pengobatan (untuk mengurangi gejala kegiatan /aktivitas normal harus dikurangi termasuk olahraga dengan pengobatan minimal yang memberikan efek samping)
b. Rencana pendidikan spesifik:
Pasien perlu menulis rencana kegiatan harian (pengobatan pemeliharaan) dan rencana pengobatan dan evaluasi tentang serangan akut. Penetapan penyebab alergi dan mengontrol lingkungan penyebab alergi.
X. Sumber bacaan lain
a. Pedoman pengobatan asma NHLBI
POKOK BAHASAN 6 : PENYAKIT SALURAN RESPIRASI NAGIAN BAWAHSUB POKOK BAHASAN : PENATALAKSANAAN BRONKHITIS AKUTWAKTU SESI : 1 jam pelajaran @ 60 menit |
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Memberikan kemampuan kepada peserta latih dalam mengenali dan menangani pasien dengan bronchitis akut |
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah mengikuti sesi ini diharapkan : a. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian, gambaran klinis dan pemeriksaan laboratorium Bronkhitis Akut b. Peserta dapat melakukan pemeriksaan terhadap Bronkhiolitis c. Peserta dapat menentukan diagnosis dan diagnosis banding Bronkhitis Akut d. Peserta dapat melakukan penanganan Bronkhitis akut |
PROSES PEMBELAJARANLangkah 1. Persiapan peserta
Langkah 2. Penyampaian materi pelatihan
Langkah 3. diskusi /tugas individu atau kelompok
|
METODE Ceramah Tanya jawab Diskusi Penugasan/kasus VCD |
ALAT BANTU LATIHOHPWhite board LCD CD |
EVALUASI Evaluasi dilakukan secara tertulis maupun praktek dengan instrumen terlampir |
RUJUKAN Hoole., A. J., Picard G. C., Quimetto M. R., Lohr J. A., Greenberg R. A. (1988). Patient Guidelines for Nurse Practioners. (4 th ed. ), Philadelphia : J. B. Lippincott Company. Ikatan Sarjana Farmasi (2004). ISO Indonesia. Vol. 39. Jakarta. |
BRONKHITIS AKUT
I. Pengertian
Peradangan umum/ menyeluruh dari bronkhioli dengan karakteristik adanya sumbatan pengeluaran nafas, selalu menyertai penyakit epidemik yang terjadi dimusim semi dan musim gugur yang banyak ditemukan pada anak di bawah 3 tahun.
II. Penyebab
1. Terjadi secara epidemik seringkali disebabkan oleh virus “ syncytial respiratory”
2. Kasus-kasus spesifik selalu karena murni oleh virus tetapi bakteri, alergi dan mycoplasma pneumonia.
III. Gambaran Klinis
a. Gejala
a. Kejadian infeksi saluran nafas atas
b. Batuk paroksimal
c. Wheezing
d. Sesak nafas
e. Sulit tidur
b. Tanda
a. Nafas cepat
b. Wheezing ekspirasi simetris atau adanya suara tiupan
c. Peningkatan nadi
d. Adanya penimbunan udara menyebabkan liver tertekan kebawah, suara perkusi yang hipersonor, fase ekspirasi memanjang
e. Kadang demam
V. Diagnosis Banding
1. Pneumonia
2. Asma
3. Tracheobronchiolitis
4. Pertusis
5. Aspirasi
VI. Pengobatan
1. Pemberian cairan yang memadai
2. Pengobatan dengan Beta Adrenergik jenis aerosol dengan pengawasan dokter
3. Antibiotika bila ada indikasi medik
VII.Komplikasi
1. Hipoksia
2. Kelelahan yang ditandai oleh kegagalan pernafasan
3. Super Infeksi termasuk infeksi Otitis Media Akuta
4. Dehidrasi sesudah 48 jam
VIII.Konsultasi dan Rujukan
Konsultasi dan rujukan kedokter dilakukan bila :
1. Adanya respirasi distress
2. Anak kecil dibawah 3 bulan
3. Adanya kelainan jantung bawaan
4. Terjadi renjatan 2 kali dalam satu episode
IX. Tindak Lanjut
1. Kontrol dalam waktu 24 jam
2. Kunjungan ulang untuk menilai perbaikan kondisi
![]() | |||
![]() | |||
![]() |
POKOK BAHASAN 6 : PENYAKIT SALURAN RESPIRASI BAWAHSUB POKOK BAHASAN : PENATALAKSANAAN INFLUENZAWAKTU SESI : 1 jam pelajaran @ 60 menit |
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Memberikan kemampuan kepada peserta latih dalam mengenali dan menangani pasien dengan Influenza |
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah mengikuti sesi ini diharapkan : a. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian, gambaran klinis dan pemeriksaan laboratorium influenza b. Peserta dapat melakukan pemeriksaan terhadap Influenza c. Peserta dapat menentukan diagnosis dan diagnosis banding Influenza d. Peserta dapat mengenali dan melakukan penanganan Influenza |
PROSES PEMBELAJARANLangkah 1. Persiapan peserta a. Pelatih mempersiapkan suasana pelatihan dan mental peserta dalam mengikuti pelatuhan b. Pelatih menjelaskan tujuan pelatihan Langkah 2. Penyampaian materi pelatihan a. Pelatih menjelaskan materi pelatihan b. Pelatih memberikan pertanyaan terkait dengan materi c. Pelatih menyampaikan beberapa masalah/keadaan /isu d. Pelatih melakukan simulasi pemeriksaan dan penanganan shok Langkah 3. diskusi /tugas individu atau kelompok a. Pelatih menyampaikan beberapa realita atau kasus/tuga terkait materi b. Pelatih menugaskan untuk diskusi dan membahas tugas/kasus c. Pelatih menyimpulkan, merangkum hasil diskusi dan pembahasan atau penugasan |
METODE Ceramah Tanya jawab Diskusi Penugasan/kasus VCD |
ALAT BANTU LATIHOHPWhite board LCD CD |
EVALUASI Evaluasi dilakukan secara tertulis maupun praktek dengan instrumen terlampir |
RUJUKAN Hoole., A. J., Picard G. C., Quimetto M. R., Lohr J. A., Greenberg R. A. (1988). Patient Guidelines for Nurse Practioners. (4 th ed. ), Philadelphia : J. B. Lippincott Company. Ikatan Sarjana Farmasi (2004). ISO Indonesia. Vol. 39. Jakarta. |
INFLUENZA
I. Pengertian
Penyakit karena kontak virus secara akut, sering menjadi epidemis dengan karakteristik demam, malaise, mialgia dan gejala gangguan pernafasan.
II. Penyebab
Salah satu dari 3 myxovirus mempunyai hubungan dengan virus influenza type A,B dan C Virus influenza A menunjukkan adanya mutasi yang menghasilkan turunan yang menyebabkan epidemik dunia.
III. Gambaran klinis
1. Gejala:
a. Sakit kepala
b. Malaise, lemah lesu
c. Mialgia
d. Batuk tidak produktif
2. Tanda
a. Demam biasanya antara 39-39,3 C
b. Ronkhi
IV. Pemeriksaan Laboratorium
Pada umumnya tidak perlu
V. Diagnosis Banding
1. Penyakit virus lainnya
2. Pneumonia bakterial
3. Penyakit – penyakit infeksi akut
VI. Pengobatan
A. Terapi penunjang:
a. Asetaminopen 325 mg, 2 tablet secara oral tiap 4 –6jam diberikan utuk demam
b. Memperbanyak minum
c. Obat penekan batuk misalnya Dekstrometrophan
B. Imunisasi anti influenza
C. Amantadine
VII. Komplikasi
Secara umum tidak ada .
VIII. Rujukan dan konsultasi
1. Sakitnya berat segera rujuk
2. Distress pernafasan/ sesak nafas atau adanya tarikan atau ronki pada pemeriksaan fisik
3. Pasien dengan hamil
IX. Tindak lanjut
Bila memerlukan
![]() | |||
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar