Materi I:
MK: Terminologi Medis I
Dosen: Dr. H. Triyo Rachmadi, S.Kep., M.H.Kes.
Tgl: 25 November 2025
Sesi 8: 18.30 – 20.00 WIB
Diharapkan mahasiswa mampu mengeja, menulis, mengerti definisi, meringkas
dan menerjemahkan istilah medis dan tindakan medis dengan tepat dan benar bagi
kepentingan persyaratan sistem informasi statistik morbiditas dan mortalitas
yang dikembangkan untuk kebutuhan nasional dan internasional
Tujuan Kompetensi Khusus:
Mengetahui sejarah terminologi medis
Mengetahui cara mempelajari Terminologi Medis
Mengenal penggunaan prefik angka, lawan kata, prefik warna, prefik kata
negatif, prefik ukuran dan perbandingan, prefik posisi, prefik posisi kata,
suffik kondisi, suffik istilah bedah dan sufik tambahan.
Mengenal akar kata dalam istilah anatomi.
SEJARAH
Bahasa Yunani atau bahasa Gerika atau dalam bahasa aslinya disebut Ellenika merupakan anak cabang
tersendiri dalam rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa ini telah bertahan selama lebih dari ribuan
tahun dan telah dituliskan selama kurang lebih 3500 tahun. Bahasa Yunani juga
dianggap sebagai salah satu bahasa tertua yang masih bertahan hingga kini
dengan jumlah kosakata kurang lebih
600.000 kata. Saat ini bahasa Yunani terutama dipertuturkan oleh bangsa Yunani di Yunani dan Siprus.
Bukti tertua bahasa Yunani adalah tablet-tablet batu
dari Minoa.
Yunani Attik merupakan varian bahasa Yunani yang
dipakai di wilayah Athena pada masa silam. Sebagian besar karya sastra
Yunani ditulis dalam varian ini. Bahasa ini dipakai pula pada masa
kekuasaan Romawi dilanjutkan dengan masa kerajaan Bizantium hingga menjadi Yunani Modern seperti sekarang.
Bahasa Yunani memiliki peran yang tinggi
dalam ilmu pengetahuan, terutama Ilmu Pengetahuan Barat. Filsafat yang
menjadi dasar ilmu pengetahuan bermula dari Yunani. Oleh karena itu tidak
mengherankan apabila bahasa Yunani memberikan sumbangsih yang cukup besar untuk
ilmu pengetahuan.
Bangsa asing yang pertama kali mengakui sumbangsih besar bangsa Yunani
ialah bangsa Romawi. Oleh karena itu dalam bahasa Latin banyak
terdapat kata-kata serapan dari bahasa Yunani.
Katharevousa (καθαρεύουσα)
/kaTa'revusa/, adalah sebuah bentuk bahasa Yunani yang
diciptakan oleh Adamantios Korais pada abad ke 18.
Peran bahasa ini ialah sebuah bentuk transisi antara bahasa Yunani kuno dan
Modern (kala itu). Sebenarnya Katharevousa mengandung bentuk-bentuk modern yang
‘dikunokan’ dan tatabahasa kuno yang disederhanakan.
Tujuan diciptakannya bahasa ini ialah adanya perseteruan antara kaum
‘arkhais’ dan kaum ‘modernis’.. Kaum arkhais memilih menggunakan bentuk kuno
sedangkan kaum modernis memilih menggunakan bentuk modern. Salah satu alasan
mengapa kaum arkhais ingin menggunakan bahasa Yunani kuno ialah bahwa bahasa
Yunani modern sudah ‘dikotori’ dengan pengaruh bahasa-bahasa asing,
terutama bahasa Turki, bahasa kaum penjajah. Di sini harap diingat
bahwa semenjak runtuhnya Konstantinopel pada
tahun 1453,
bangsa Yunani dijajah oleh orang Turki.
Nama Katharevousa secara harafiah kurang
lebih berarti 'yang bersih', di sini ditekankan bahwa maksudnya bentuk bersih
bahasa Yunani tanpa pengaruh luar. seperti kemungkinan besar secara hipotetis
akan berkembang dari bahasa Yunani kuno dalam kondisi dan situasi normal.
Pada tahun-tahun kemudian, Katharevousa terutama hanya digunakan pada
situasi-situasi resmi saja seperti pembicaraan politik,
penulisan surat-surat resmi, dan warta berita. Sementara bahasa Dhimotiki adalah
bahasa sehari-hari. Tetapi pada tahun 1976 status resmi Katharevousa pun
ditiadakan.
Asklepios adalah dewa pengobatan. Dia adalah putra Apollo dan koronis,
putri Flegias, raja Thessalia. Orang Romawi memanggilnya Aesculapius.
Asklepios menikahi Epione, putri Merops. Asklepios memiliki dua orang
putra, Makhaon dan Podalirios, yang sempat melamar Helene meski gagal. Mereka
berdua membawa 30 kapal ke Troya dari Trikke dan Oikhalia. Mereka terkenal
karena kehebatan mereka sebagai dokter dan kemampuan tempur mereka.
Asklepios memiliki banyak anak perempuan, antara lain Akesis (obat), Aigle,
Iaso (kesembuhan), Higeia atau Higieia (kesehatan), Ianiskos dan Panakeia
(penyembuhan).
Kemampuan Asklepios untuk menyembuhkan segala macam penyakit, dan bahkan
menghidupkan kembali orang mati, pada akhirnya berakibat buruk bagi dirinya.
Zeus membunuhnya dengan petir karena khawatir Asklepios akan merusak
keseimbangan kehidupan dan kematian. Apollo marah dan membalas kematian
putranya dengan membunuh salah satu Kiklops, yang membuat petir Zeus. Murka
atas tindakan APollo, Zeus menghukumnya untuk mengabdi sebagai pembantu bagi
Admetos, raja Ferai, selaam satu tahun.
Meskipun telah membunuh Asklepios, Zeus menaruh tongkat Asklepios di
angkasa sebagai rasi bintang Ophiuchus – "Pawang ular". Simbol
Asklepios adalah ular, yang terlihat melilit tongkatnya.
Para dewa minor dikelompokkan menjadi empat kategori,
yaitu dewa langit, dewa bumi, dewa air, dan dewa lainnya.
Dewa langit adalah dewa-dewi yang berkuasa atas objek
angkasa dan juga cuaca, seperti cahaya, matahari, bulan, dan angin. Ada banyak
dewa matahari dan dewi bulan dalam mitologi Yunani. Hiperion, Helios, Apollo dan Fanes disebut sebagai dewa matahari, sedangkan dewi
bulan malah lebih banyak lagi, antara lain Foibe, Artemis, Selene, Hekate,
Nemesis, dan bahkan beberapa manusia, misalnya Britomartis (kemudian menjadi
Diktinna), dan Pasifae.
Dalam mitologi Yunani, perjalanan hidup manusia di
bumi mengalami beberapa tahap. Kehidupan manusia diawali dengan Zaman Emas yang
penuh kebahagiaan dan kemudian terus mengalami penurunan kualitas kehidupan
pada zaman-zaman berikutnya sampai zaman terakhir, yaitu Zaman Besi.
Zaman Emas
Zaman Emas adalah periode pertama yang dialami oleh manusia, masa ini
terjadi di bawah kekuasaan Kronos. Pada zaman ini semua manusia merasakan
kebahagiaan dan kedamaian. Di dunia tidak ada penyakit, perang, kesedihan, atau
penderitaan. Manusia hidup bersama para dewa dan tidak perlu bekerja keras
karena makanan selalu tersedia belimpah. Hanya ada satu musim, yaitu musim
semi. Manusia hidup dalam waktu yang lama tapi penampilan mereka selalu muda
dan manusia mati dengan damai. Manusia yang mati akan berubah menjadi roh yang
tetap tinggal di bumi dan ikut menjaga umat manusia. Pada masa ini Semua
manusia baik dan tidak ada yang jahat. Ketika Zeus menggulingkan kekuasaan para
Titan, Zaman Emas pun berakhir.
Zaman Perak
Setelah Zeus berkuasa, dia membuat manusia mengalami keadaan yang berbeda
dari sebelumnya. Pada periode ini, Zeus membagi setahun menjadi empat musim.
Penampilan dan kebijaksanaan manusia mengalami penurunan di banding masa
sebelumnya. Manusia harus bertani dan beternak untuk makan, serta harus membuat
rumah untuk tempat berlindung. Manusia menghabiskan waktu seratus tahun sebagai
seorang bayi yang bergembira sedangkan masa dewasa yang pendek dilalui dalam
penderitaan. Orang-orang tidak mau menyembah para dewa sehungga akhirnya Zeus
menghancurkan umat manusia. Setelah mereka mati, mereka disebut sebagai
"Roh Terhormat di Dunia Bawah."
Zaman Perunggu
Periode yang ketiga adalah Zaman Perunggu. Setelah memusnahkan umat manusia
sebelumnya, Zeus menciptakan lagi umat manusia dari pohon abu (pohon untuk
membuat tombak). Umat manusia pada zaman ini sangat kuat dan suka berperang.
Mereka senang melakukan kekejaman. Mereka membuat alat-alat perang dan baju
perang dari perunggu, bahkan rumah mereka pun dibuat dari perunggu. Ketika
mereka mati, mereka pergi ke dunia bawah. Karena umat manusia sudah saling
membunuh, Zeus memutuskan untuk memusnahkan lagi mereka, kali ini dengan banjir
besar.
Zaman Pahlawan
Zeus menciptakan lagi umat manusia. Pada periode ini perilaku manusia agak
lebih baik daripada masa sebelumnya. Banyak bermunculan manusia setengah dewa.
Mereka adalah para pahlwan yang sangat berani dan melakukan banyak petualangan.
Banyak pahlawan yang membunuh monster-monster dan menyelamatkan manusia lain.
Banyak di antara para pahlawan itu yang mati dalam perang karena beberapa
perang besar terjadi pada masa ini, misalnya adalah Perang Tujuh Pahlawan, dan
Perang Troya. Setelah mati, roh para pahlawan pergi ke Elision, tempat yang
berisi kebahagiaan yang dipimpin oleh Kronos.
Zaman Besi
Ini adalah periode yang terakhir. Masa ini adalah yang terburuk karena pada
masa ini kebaikan kalah oleh kejahatan. Anak-anak tidak menghormati orang
tuanya, saudara saling bunuh demi harta, orang-orang tak lagi punya rasa malu,
banyak terjadi penipuan, pembunuhan, dan peperangan, serta berbagai perilaku
rendah lainnya. Selain itu, rakyat banyak menderita di bawah kekejaman para
penguasa yang serakah dan hanya peduli pada kekuasaannya. Karena dunia sudah
dipenuhi oleh kejahatan, para dewa pun pergi meninggalkan dunia dan mengabaikan
umat manusia. Periode ini berlangsung hingga saat ini dan suatu hari nanti Zeus
pun akan menghancurkan umat manusia dari zaman ini.
Ditemukan catatan klinik kesehatan pada masa Hipocrates, Aristoteles dan
Galen
Hipocrates
Tokoh yang sangat berperan dalam pelaksanaannya adalah Hippocrates (460 SM
- 377 SM). Hippocrates adalah seorang dokter berkebangsaan Yunani yang
melahirkan konsep “menyembuhkan orang sakit harus memperhatikan sifat dasar
manusia secara umum, sifat-sifat individu, dan karakteristik setiap penyakit”.
Dengan kata lain, seorang dokter harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan
ketika seorang pasien mengidap seuatu penyakit, tidak hanya berfokus pada
penanggulangan jenis penyakitnya saja.
Hippocrates berfikir sangat maju dibandingkan cendekiawan-cendekiawan
sezamannya. Saat itu, banyak dari mereka hanya memfokuskan urusan medis dengan
hal-hal yang bersifat gaib, atau di luar nalar manusia. Sehingga hasil
pemikiran Hippocrates belum banyak diterima, dan cenderung ditentang oleh
masyarakat. Hippocrates banyak menghasilkan karya tulis mengenai ilmu
kedokteran dan etika kedokteran. Gagasan-gagasan Hippocrates bahkan lebih
menyerupai pemikiran seseorang dari abad ke-20, ketimbang pemikiran seorang
dokter yang hidup pada abad ke-4 SM.
Salah satu gagasan Hippocrates yang sangat
terkenal adalah mengenai proses penyembuhan patah tulang. Ia menyadari bahwa
jika ada anggota badan yang patah, maka penyembuhannya dengan cara
meluruskannya agar dapat kembali normal. Teknik penarikan harus dilakukan pada
kedua ujung bagian yang patah, yang kemudian dilepaskan perlahan-lahan, agar
bagian tubuh tersebut dapat menyesuaikan.
Ia memperhatikan betul berbagai kondisi
yang dialami pasien, mulai dari bagian tubuh lain yang tidak patah, hingga
reaksi total pasien menghadapi keadaannya tersebut.
Secara ilmiah, jika
melihat ilmu medis saat ini, karya-karya Hippocrates kiranya agak terbatas.
Beberapa gagasannya betul-betul keliru, seperti tentang sirkulasi darah, yang
tidak sesuai dengan kaidah ilmiahnya. Tetapi walau demikian, Hippocrates telah meninggalkan dasar-dasar penemuan ilmu kedokteran yang paling ilmiah untuk
genarasi-generasi selanjutnya selama beradab-abad. Pada hakikatnya, Hippocrates
berhasil memformulasikan teori, metode, dan prosedur mendasar yang menjadi inti
dari ilmu kedokteran.
Hipocrates disebut "Bapak Kedokteran". Ia belajar
dunia kedokteran dari sekolah kedokteran Kos dan mungkin
merupakan salah satu murid dari Herodikus. Tulisan hasil karyanya yang
dikenal dengan Corpus
Hippocraticum telah membuang semua pemikiran takhyul
masyarakat Yunani kuno
mengenai penyakit dan obat-obatan. Orang-orang sebaya yang hidup
bersamanya, dibuat tercengang oleh Hippokrates, karena ia sangat menentang
bahwa penyakit itu datang dari ilah-ilah yang membalas dendam. Pada abad-abad
pertengahan Hippokrates tercatat sebagai seseorang yang
menemukan mode-mode kepribadian, sekaligus mendalilkan bahwa pribadi seseorang
dipisahkan berdasarkan empat temperamen. Sumbangsih pemikiran Hippokrates,
dilanjutkan oleh Galen yang adalah seorang sarjana pada zaman Renaissance
dengan dasar pendekatan, yaitu kebijaksanaan Hippokrates dan ilmu kedokteran
Hippokrates.
Tokoh yang dikenal sebagai bapak Ilmu Kedokteran ini mendasarkan
pandangannya pada teori Empedocles, namun lebih mengembangkannya ke dalam wujud eksistensi manusia
dalam hal temperamen. Di dalam hal itulah, Hippokrates mengatakan bahwa manusia
dapat dibagi-bagi dalam empat golongan berdasarkan temperamennya, yaitu:
Sanguine: orang yang mempunyai kelebihan
(terlalu banyak atau ekses) darah dan mempunyai temperamen
penggembira. Seseorang sanguine, umumnya optimis, periang,
rasional, yakin, dan dengan senang mencintai.
Melankolik: orang yang
mempunyai terlalu banyak sumsum hitam, bertemperamen pemurung. Seorang melankolik cenderung
selalu tampil sempurna dan menjadi sangat teliti dalam mencari keinginan dan
cara menggapai itu.
Kholerik: orang yang terlalu banyak sumsum
kuning dalam tubuhnya, bertemperamen bersemangat dan gesit. Seorang kholerik cenderung memiliki banyak
ambisi, energik, dan penggerak dalam suatu wadah.
Phlegmatik: orang yang
terlalu banyak lendir dalam tubuhnya dan bertemperamen lamban. Seorang phlegmatik cenderung
santai, dan tidak mengeluarkan emosi dalam menanggapi sesuatu permasalahan.
Tulisan-tulisan Hippokrates pun masih ada yang dipergunakan hingga saat
ini, seperti Sumpah Hippokrates (Hippocratic Oath) dan berbagai
risalah lainnya. Menurut ahli-ahli sejarah, karya ini adalah hasil
usahanya, tetapi dalam prosesnya juga melibatkan murid-murid yang mewariskan
tulisan dokter Yunani ini.
Sumpah Hippokrates adalah sumpah yang
secara tradisional dilakukan oleh para dokter tentang etika yang harus mereka lakukan dalam melakukan
praktik profesinya. Sebagian besar orang menganggap bahwa sumpah ini ditulis
sendiri Hippocrates pada 400 tahun
sebelum masehi atau oleh salah seorang muridnya. Seorang peneliti, Ludwig
Edelstein mengajukan pendapat lain bahwa sumpah tersebut ditulis oleh Pythagoras. Akan tetapi teori ini masih diragukan karena
sedikitnya bukti yang mendukungnya.
Sumpah Hipocrates
Manuskrip Sumpah Hippocrates Bizantium dari abad
ke-12.
(Lafal Asli, diterjemahkan dari bahasa Yunani.)
I swear by
Apollo Physician and Asclepius and Hygieia and Panaceia and all the gods and
goddesses, making them my witnesses, that I fulfil according to my ability and
judgement this oath and this covenant.
Saya bersumpah demi (Tuhan) ... bahwa saya akan memenuhi sesuai dengan
kemampuan saya dan penilaian saya guna memenuhi sumpah dan perjanjian ini.
To hold him who
has taught me this art as equal to my parents and to live my life in
partnership with him, and if he is in need of money to give him a share of
mine, and to regard his offspring as equal to my brothers in male lineage and
to teach them this art-if they desire to learn it-without fee and covenant; to
give a share of precepts and oral instruction and all the other learning of my
sons and to the sons of him who instructed me and to pupils who have signed the
covenant and have taken an oath according to medical law, but to no one else.
Memperlakukan guru yang mengajarkan ilmu (kedokteran) ini kepada saya seperti
orang tua saya sendiri dan menjalankan hidup ini bermitra dengannya, dan
apabila ia membutuhkan uang, saya akan memberikan, dan menganggap keturunannya
seperti saudara saya sendiri dan akan mengajarkan kepada mereka ilmu ini bila
mereka berkehendak, tanpa biaya atau perjanjian, memberikan persepsi dan
instruksi saya dalam pembelajaran kepada anak saya dan anak guru saya, dan
murid-murid yang sudah membuat perjanjian dan mengucapkan sumpah ini sesuai
dengan hukum kedokteran, dan tidak kepada orang lain.
I will use
treatment to help the sick according to my ability and judgment, but never with
a view to injury and wrongdoing. neither will I administer a poison to anybody
when asked to do so, not will I suggest such a course.
Saya akan menggunakan pengobatan untuk menolong orang sakit sesuai kemampuan
dan penilaian saya, tetapi tidak akan pernah untuk mencelakai atau berbuat
salah dengan sengaja. Tidak akan saya memberikan racun kepada siapa pun bila
diminta dan juga tak akan saya sarankan hal seperti itu.
Similarly I
will not give to a woman a pessary to cause an abortion. But I will keep pure
and holy both my life and my art. I will not use the knife, not even, verily,
on sufferers from stone, but I will give place to such as are craftsmen
therein.
Juga saya tidak akan memberikan wanita alat untuk menggugurkan kandungannya,
dan saya akan memegang teguh kemurnian dan kesucian hidup saya maupun ilmu
saya. Saya tak akan menggunakan pisau, bahkan alat yang berasal dr batu pada
penderita(untuk percobaan), akan tetapi saya akan menyerahkan kepada ahlinya.
Into whatsoever
houses I enter, I will enter to help the sick, and I will abstain from all
intentional wrongdoing and harm, especially from abusing the bodies of man or
woman, slave or free.
Ke dalam rumah siapa pun yang saya masuki, saya akan masuk untuk menolong yang
sakit dan saya tidak akan berbuat suatu kesalahan dengan sengaja dan
merugikannya, terutama menyalahgunakan tubuh laki-laki atau perempuan, hamba
atau bebas.
And whatsoever
I shall see or hear in the course of my profession, as well as outside my
profession in my intercourse with men, if it be what should not be published
abroad, I will never divulge, holding such things to be holy secrets.
Dan apa pun yang saya lihat dan dengar dalam proses profesi saya, ataupun di
luar profesi saya dalam hubungan saya dengan masyarakat, apabila tidak
diperkenankan untuk dipublikasikan, maka saya tak akan membuka rahasia, dan
akan menjaganya seperti rahasia yang suci.
Now if I carry
out this oath, and break it not, may I gain for ever reputation among all men
for my life and for my art; but if I transgress it and forswear myself, may the
opposite befall me.
Apabila saya menjalankan sumpah ini, dan tidak melanggarnya, semoga saya
bertambah reputasi di masyarakat untuk hidup dan ilmu saya, akan tetapi bila
saya melanggarnya, semoga yang berlawanan yang terjadi.
Beberapa bagian terhadap
sumpah tersebut telah dihilangkan atau diubah sejalan dengan berjalannya waktu.
Setiap negara, sekolah ataupun organisasi memiliki variasi yang berbeda-beda
terhadap sumpah ini. Banyak sekolah membuat versi sumpahnya masing-masing,
tetapi sebagian besar tidak menggunakan versi aslinya, yang
mengagung-agungkan dewa,
memberi pelajaran pada laki-laki tetapi tidak pada perempuan, melarang dokter
umum untuk melakukan operasi, aborsi, euthanasia, atau melakukan perubahan pada resep. Juga yang tidak
tercantum dalam versi aslinya dan kemudian dikembangkan di versi modernnya
adalah mengenai asuransi, surat wasiat serta
pil kontrasepsi yang dapat
dikatakan mendekati praktik aborsi.
Aristoteles
Aristoteles (bahasa Yunani:
‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM)
adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru
dari Alexander Agung. Ia menulis tentang
berbagai subyek yang berbeda
termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang
filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat
Aristoteles lahir di Stagira,
kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya
termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM.
Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari
Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia
meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama
20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah
Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.
Saat Alexander berkuasa
pada tahun 336 SM,
ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia
kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum,
yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM.
Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali
kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami
Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut.
Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk
menekankan pengetahuan
Filsafat Aristoteles
berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi
Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika
dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya
tulisnya yang membahas masalah logika,
yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya
di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan
karya seni.
Di bidang ilmu alam,
ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi
secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisis
kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.
Berlawanan dengan Plato
yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles
menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis).
Pemikiran lainnya adalah tentang gerak di mana dikatakan semua benda bergerak
menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena
benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak di mana
penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak
pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang
dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan.
Logika Aristoteles
adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang
bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran
tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia
menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
Hal lain dalam kerangka
berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah silogisme yang dapat
digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang
telah ada. Misalkan ada dua pernyataan (premis).
· Setiap
manusia pasti akan mati (premis mayor).
· Sokrates
adalah manusia (premis minor)
· maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati
Di bidang politik,
Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk
demokrasi dan monarki.
Karena luasnya lingkup
karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan
skala ensiklopedis, di mana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat
beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya
studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika
formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Di bidang seni, Aristoteles
memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike. Aristoteles sangat
menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa
pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles
keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material.[2] Menurut
Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan
hasil chatarsis disertai dengan estetika.
Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke
luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif.] Dorongan
normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada
perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam
kenyataan. Aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu
Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan
tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut dia juga Sejarah
adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau
bukti-bukti yang konkrit.
Meskipun sebagian besar
ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari
hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang
bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi karena
teori-teori tersebut dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat
pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total
karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.
Dapat dikatakan bahwa
pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran
keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan
teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas
Aquinas pada abad ke-13,
dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135
– 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126
– 1198). Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai
sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap
sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who
know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante Alighieri.
Galenus (Galen)
Galenus (Yunani:
Γαληνός, Latin: Claudius Galenus dari Pergamum (129-199)[1],
lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Galen), adalah
seorang dokter (atau
tabib) dari Yunani kuno.
Ia memiliki pengaruh besar dalam kedokteran Eropa.
Galen dilahirkan di Pergamum (kini: Bergama, Turki), putra dari Nicon,
seorang arsitek kaya. Ada perbedaan pendapat mengenai masa hidupnya, pendapat
pertama mengatakan Galen hidup tahun 129-199, sementara pendapat kedua
mengatakan tahun 130-200.
Ia memiliki ketertarikan
pada bidang pertanian, arsitektur, astronomi, astrologi, filsafat,
hingga akhirnya ia memilih untuk berkonsentrasi pada kedokteran.
Pada usia 20 tahun ia telah
menjadi seorang tabib pada kuil Asclepius selama
4 tahun. Setelah kematian ayahnya pada 148 atau 149, ia merantau untuk
belajar di Smyrna, Korintus,
dan Alexandria selama
12 tahun. Ketika ia kembali ke Pergamum pada 157, ia bekerja sebagai
seorang dokter di sekolah gladiator sleama 3 sampai 4 tahun. Selama masa itu, ia
banyak belajar mengenai perawatan dan penyembuhan trauma dan luka. Kemudian ia
mengistilahkan luka sebagai "jendela untuk masuk ke tubuh".
Galen melakukan operasi
yang berbahaya yang tidak pernah dilakukan lagi hampir selama 2 milenium
terakhir termasuk pembedahan otak
dan mata. Untuk mengoperasi katarak, ia menyelipkan sebuah alat seperti benang ke mata
hingga di belakang lensa mata. Ia kemudian menariknya untuk mengangkat katarak.
Kesalahan sedikit dapat menyebabkan buta permanen. Selain
itu ia juga meletakkan dasar standar untuk kedokteran modern.
Pada 162, ia pindah ke Roma di mana ia
banyak menyebarkan ilmu anatomi. Reputasinya kian naik dan dikenal sebagai ahli
kedokteran yang berpengalaman dan memiliki klien yang tersebar luas. Salah
satunya adalah konsul Flavius Boethius yang
akhirnya memperkenalkan ia menjadi tabib kerajaan. Ia turut merawat Lucius Verus, Commodus dan Spetimius Severus. Ia
sempat kembali ke tanah airnya, Pergamum selama 166 hingga 169.
Galen menghabiskan sisa
hidupnya di kerajaan. Sesuai tradisi, tahun meninggalnya ditetapkan sekitar
tahun 200 sesuai
dengan dokumen Suda Lexicon dari
abad ke-10. Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa ia meninggal
pada 216,
disebabkan perkiraan karya tulis terakhirnya dituliskan pada akhir 207.
Galen memberikan kontribusi
yang substansial pada pemahaman Hippocrates tentang penyakit. Di bawah
teori humoralisme tubuh Hippocrates,
perbedaan suasana hati atau mood manusia datang sebagai akibat dari
ketidakseimbangan pada salah satu dari empat cairan tubuh,
yaitu: darah, empedu kuning, empedu hitam, dan dahak. Galen mempromosikan teori
ini dan tipologi temperamen manusia. Dalam
pandangan Galen, ketidakseimbangan setiap cairan tubuh tersebut berhubungan
dengan jenis temperamen manusia tertentu (darah-optimis, empedu
hitam-melankolis, empedu kuning-koleris, dan dahak-apatis). Dengan demikian,
individu dengan temperamen sanguin bersifat ekstrovert dan sosial; individu
dengan tempramen koleris memiliki energi, gairah, dan karisma; melankolis
biasanya kreatif, baik, dan perhatian; serta temperamen phlegmatik yang
ditandai dengan suka bergantung, ramah, dan suka berkasih sayang.
Ketertarikan utama Galen
adalah dalam bidang anatomi manusia, tetapi hukum Romawi melarang pembedahan
mayat manusia sejak sekitar tahun 150 SM. Karena pembatasan ini, Galen
melakukan pembedahan anatomis terhadap makhluk hidup (viviseksi) dan binatang mati, di mana
kebanyakan berfokus pada babi dan primata.
Karya ini berguna karena Galen percaya bahwa struktur-struktur anatomis
hewan-hewan ini sangat mirip dengan manusia. Galen mengklarifikasi
anatomi trakea dan
dia merupakan orang yang pertama kali menunjukkan bahwa laring dapat
menghasilkan suara. Dalam satu percobaan, Galen menggunakan bellow untuk
mengembang paru-paru binatang yang mati. Karya Galen tentang anatomi tetap tak
tertandingi dan tak terlawan hingga abad ke-16 di Eropa. Pada pertengahan abad
ke-16, ahli anatomi Andreas Vesalius menantang pengetahuan anatomi Galen dengan
melakukan pembedahan pada mayat manusia. Penyelidikan ini memungkinkan Vesalius
membantah aspek-aspek anatomi Galen.
Di antara kontribusi besar
Galen terhadap kedokteran adalah karyanya tentang sistem peredaran darah. Dia merupakan orang
pertama yang menyadari bahwa ada perbedaan jelas antara darah vena (gelap)
dan arterial.
Meskipun eksperimen anatomi pada model hewan membawanya ke pemahaman sistem
peredaran darah yang lebih komprehensif, sistem saraf, sistem pernapasan,
dan struktur lainnya, tetapi karyanya berisi kesalahan ilmiah.
Salah satu karya
besar Galen berjudul On the Diagnosis and Cure of the Soul's Passion,
membahas tentang bagaimana pendekatan dan penanganan masalah psikologis. Hal
ini merupakan awal mula upaya Galen yang kemudian disebut sebagai psikoterapi.
Bukunya berisi petunjuk tentang bagaimana memberikan nasihat kepada mereka
yang memiliki masalah psikologis supaya mereka dapat
mengungkapkan passions dan rahasia terdalam mereka, dan akhirnya
menyembuhkan mereka dari penyakit mental. Individu, atau terapis terkemuka,
yang biasanya seorang pria, dengan usia lebih tua, lebih bijak, dan telah
terbebas dari kontrol passions (gairah atau nafsu). Gairah ini,
menurut Galen, menyebabkan masalah psikologis yang dialami oleh seseorang.
Galen meneruskan
kedokteran Hippokrates pada zaman Renaisans.
Ia pun mengemukakan empat humor (cairan) tubuh yaitu darah, empedu kuning
(yellow bile), empedu hitam (black bile) dan mukus. Empat hal ini akan berputar
sesuai dengan empat musim. Ia menysuun teorinya sendiri dari prinsip tersebut
dan banyak karyanya didasarkan pada prinsip Hippokrates.
Karya terbesarnya adalah
tujuh belas buku dari On the Usefulness of the Parts of the Human Body. Ia
juga menulis tentang filsafat dan anatomi.
Teori yang dikemukakan oleh
Galen didasarkan dari penciptaan oleh Pencipta ("Alam" -
Greek phusis) - alasan utama mengapa kelak para sarjana Islam dan Kristen dapat
menerima pandangannya.
Menurutnya, prinsip
kehidupan yang paling dasar adalah pneuma atau udara yang kemudian
dapat dikaitkan dengan jiwa.
Hal ini membuktikan bahwa dunia kedokterannya sangat dipengaruhi oleh hal-hal
filosofis. Pneuma physicon (roh hewani) di otak mengatur
pergerakan, persepsi, dan indra. Pneuma zoticon (roh hayati) yang ada
di jantung mengatur darah dan suhu tubuh.
"Roh alamiah"
di hati mengatur nutrisi dan metabolisme.
Galen memperluas wawasannya
dengan melakukan penelitian pada hewan. Salah satu metodenya adalah menunjukkan
pembedahan pada seokar babi, memotong saraf laringealnya (nantinya
bagians araf ini dikenal sebagai Saraf Galen) yang dapat menghentikan
erangan babi tersebut. Ia juga pernah mengikat ureter pada
hewan yang masih hidup untuk menunjukkan bahwa urin berasal
dari ginjal,
dab merusak saraf untuk menunjukkan paralisis.
Metode penunjukkan kepada publik seperti yang dilakukan oleh Galen ini
digunakan sebagai cara belajar bagi mahasiswa kedokteran dan tak jarang
menimbulkan perdebatan.
Ada bebrapa teori Galen
yang terbukti benar seperti argumentasinya akan pikiran yang terdapat di otak,
bukan di hati seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles.
Bagaimanapun juga ada
beberapa teori yang cacat seperti pemahaman Galen akan sistem sirkulasi. Ia
menduga sistem vena dan arteri adalah
dua sistem yang terpisah. Teori ini akhirnya ditolak oleh William Harvey pada
abad ke-17. Oleh karena ia menggunakan hewan sebagai media percobaannya,
terdapat kesalahpahaman antara organ hewan dan organ manusia. Hal ini
dikarenakan tidak semua organ serupa pada setiap spesies.
Ilmu kedokteran di Arab pada
zaman pertengahan mengembangkan apa yang telah ditemukan para pakar Yunani
kuno, termasuk pula karya Galen seperti teori humoralnya. Banyak karya Galen
yang dituliskan dalam bahasa Yunani diterjemahkan ke bahasa Suriah oleh
Imam Nestor di Universitas Gundishapur, Persia.
Oleh ilmuwan Arab, karya Galen kemudian diterjemahkan ke bahasa Arab.
Terminologi
Medis banyak dipengaruhi kosakata dari bahasa Yunani dan latin. Dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Yunani kuno lebih banyak diisi dengan kegiatan berperang
sehingga dalam Terminologi Medis makna katanya mengambil dari peralatan perang
mereka, misalnya:
1. Thorax dalam
terminologi medis berarti Dada atau rongga dada, dalam arti Bahasa Yunani
sebenarnya adalah baju perang.
2. Guilotine dalam
terminologi medis berarti pisau bedah untuk memotong tonsil (amandel) tetapi
dalam arti sebenarnya dalam Bahasa Yunani dan Perancis berarti Alat untuk
memenggal kepala pelaku kejahatan di zamannya.
Contoh-contoh
Terminologi Medis yang lain adalah : Bronchus, Carsinoma,Cocyx, Diastole,
Sistole, Emphysema, Erythema, Glaucoma, Herpes, Meninges, Pancreas, Urethra dan
lain-lain.
Menurut Webster's 3rd
International Dictionary, "Terminology is the Technical or special terms
or expression used in a bussines, art, science or special subject, nomenclature
as a field of study"
Dapat disimpulkan
bahwa, terminologi medis bermakna Bahasa profesi medis/ kesehatan yang
merupakan sarana komunikasi diantara yang berkecimpung langsung atau tidak
langsung di bidang asuhan atau pelayanan medis atau kesehatan.
Terminologi medis juga
dapat diartikan sebagai bahasa khusus dan alat komunikasi antar profesi medis
kesehatan.
Terminologi medis
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari istilah-istilah dalam bidang kesehatan
sebagai bahasa komunikatif, profesional agar tepat dan efektif.
DERIFAT
Dalam terminologi
medis dikenal istilah Derifat.
Derifat merupakan
penulisan dan arti yang memakai bahasa Yunani dan Latin
Kamus terminologi yang
baik bila disertai asal usul kata tersebut, misal:
Anatomi atau penyakit
(L)
Anatomi
Penyakit (G)
-
Li'en.......Li'en-itis
Spleen .... Sple'n-itis
- Mam'ma (s)
Mastos... Mast-itis
- Mammae
- Ren (s) ,
re'nes
Ne'phros ....kidney
Nephrosis
Nephritis
- Ren-al (berkaitan
dengan ren)
- Os (s), Or-a
(mulut)
Stoma....stomat-itis
- O-al (berkaitan
dengan mulut)
- Os (eous0 tulang
....os-te-itis
- Vesica
(kantung)
Cyst ....Cyst-itis
Pneumonia
Myel-itis (Myelos)
Rhin-itis (Rhine = hidung,
-itis = hidung)
ANALISIS KATA
Analisis kata adalah
metode pemisahan dari seluruh kata yang menjadi bagian-bagian komponennya.
Caranya:
1. Memisahkan sebuah
kata yang menjadi bagian tertentu
2. Menambahkan
pengertiannya sesuai dengan maksud dan yang akan dipahami maksud kata tersebut.
KOMPONEN TERMINOLOGI
MEDIS
WORD/ ISTILAH/
TERMINOLOGI MEDIS
1. PREFIKS/ AWALAN
2. ROOT/ KATA DASAR
3. SUFFIK/
AKHIRAN
Komentar