Dalam kehidupan sehari-hari
kita harus selalu beradaptasi dengan lingkungan sekitar untuk mempertahankan
kondisi yang homeostasis. Jika tidak dapat menyesuaikan secara fisik dengan
lingkungan sekitar maka kita merasakan tidak nyaman dan pada akhirnya akan
jatuh dalam kondisi sakit. Lingkungan sekitar kita dapat berupa suhu (thermal)
maupun suara (akustik), oleh karena itu dalam tubuh sudah disediakan
organ-organ yang membuat tubuh selalu dapat mendeteksi lingkungan sekitar
melalui reseptor saraf dan segera direpon yang diatur di pusat saraf. Pada pertemuan ini, kita bukan mempelajari tentang fungsi
tubuh, namun lebih kepada suhu dan suara, kita akan mempelajari sumber,
mekanisme penghantarannya dan respons tubuh terhadap rangsangan tersebut. Di
samping dua hal tersebut juga akan kita pelajari tentang lensa mata, mekanisme
kerja lensa mata serta permasalahan-permasalahan terkait dengan kelainan lensa
mata. Secara garis besar Bab ini (Bioakustik, Biooptik dan Biothermik) ini
disusun berdasarkan kebutuhan pemahaman mahasiswa di tempat kerja dalam
menerapkan ilmu kesehatan pada khususnya. Penyusunan Bab ini terdiri dari
beberapa sub pokok bahasan sebagai
berikut:
Topik
1 : Biooptik
Topik
2 : Bioakustik
Topik
3 : Biothermik
Setelah
mempelajari Bab ini kita akan mempunyai kemampuan sesuai tujuan umum yaitu
mahasiswa dapat menjelaskan aukustik, optik dan thermik dalam organ manusia.
Sedangkan tujuan khusus Bab ini adalah setelah mempelajari modul biokimia para
peserta pembelajaran jarak jauh dapat:
(1) menjelaskan pengertian dan macam akustik,
optik dan thermik dalam organ manusia;
(2) menjelaskan mekanisme penyampaian akustik,
optik dan thermik dalam organ manusia.
(3) menjelaskan respons tubuh
terhadap stimulasi aukustik, optik dan thermik dalam organ manusia.
Kompetensi-kompetensi di atas sangat diperlukan mahasiswa
dalam
menerapkan standar profesi baik di sarana pelayanan kesehatan maupun di
masyarakat. Wawasan dan pemahaman mahasiswa mengenai akustik, optik dan thermik
dalam organ manusia, akan mempermudah pekerjaan dalam mengidentifikasi masalah
secara tepat dan menyusun rencana kerja dengan cermat terhadap pasien baik di
sarana pelayanan kesehatan maupun di masyarakat.
Proses
pembelajaran materi akustik, optik dan thermik dalam organ manusia yang sedang
kita pelajari ini, dapat berjalan dengan mudah jika kita mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pahami dahulu sumber-sumber aukustik,
optik dan thermik yang ada di sekitar kita dan berikan contoh-contohnya.
2. Lakukan kajian penghantaran sumber akustik,
optik dan thermik sehingga dapat berdampak terhadap tubuh.
3. Pelajari dahulu Topik 1, 2, dan 3 lalu
praktekkan untuk mengidentifikasi respons dan kelianan-kelainan organ yang
terkait dengan akustik, optik dan thermik di klinik maupun di masyarakat.
4. Tanda-tanda adanya masalah akustik,
optik dan thermik dalam organ manusia yang ditemukan,dan silakan dipelajari
ulang konsep yang ada di modul, sehingga akan semakin dapat memahami kondisi
tersebut.
5. Keberhasilan proses pembelajaran jarak
jauh yang dijalani
saat ini sangat tergantung pada kesungguhan mahasiswa dalam belajar dan
mengerjakan latihan, guna mempertahankan motivasi mahasiswa, silakan belajar berkelompok
dengan teman sekelas.
6. Jika mengalami kesulitan, silakan menghubungi dosen pengampu yang
mengajar atau hubungi nomor kontak yang tersedia.
Baiklah,
selamat belajar semoga sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata
kuliah ini untuk meningkatkan kemampuan dalam melayani masyarakat di tempat kerja
dengan baik.
Bagi kita, mata adalah organ yang sangat
penting untuk dapat melihat dan
mengintepretasikan benda-benda di sekitar kita. Namun demikian dalam keseharian
kita selalu melihat ada orang yang memakai kaca mata dan ada pula yang tidak,
dan ada pula yang dulunya tidak memakai kacamata tetapi sekarang memakai kaca
mata. Dengan bantuan kaca mata pun ada kalanya masih tidak dapat melihat suatu
benda tersebut dengan jelas. Sampai abad ke-4 sebelum Masehi orang masih berpendapat
bahwa benda-benda di sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan
sinar-sinar penglihatan. Anggapan ini didukung oleh Plato (429-348 ) dan
Euclides (287-212 SM) oleh karena pada mata binatang di malam hari tampak
bersinar. Pendapat di atas ditentang oleh Aristoteles (384-322 SM) karena pada
kenyataan kita tidak dapat melihat benda-benda di dalam ruang gelap. Namun
demikian Aristoteles tidak dapat memberi penjelasan mengapa mata dapat melihat
benda.
Pada
abad pertengahan Alhazan (965-1038) seorang ilmuwan
Mesir
di Iskandria berpendapat bahwa benda di sekitar itu dapat dilihat oleh karena
benda-benda tersebut memantulkan cahaya atau memancarkan cahaya yang masuk ke
dalam mata, teori ini akhirnya di terima sampai abad ke-20 ini.
1. ANATOMI
FISIOLOGI MATA
Meskipun mata merupakan organ yang relatif
kecil namun sangat penting karena akan memberikan informasi kepada kita dari
semua keadaan dan situasi di sekitar kita. Untuk mengetahui bagaimana kita
dapat melihat di sekitar kita, pada materi kali ini kita akan mempelajari
struktur penyusun organ penglihatan mata kita.
Mata merupakan organ
penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya dan akan disalurkan ke otak
oleh saraf sensorik menjadikan informasi visual. Organ mata atau sering disebut
bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak pada
bagian depan tulang tengkorak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan ke suatu arah
dengan bantuan tiga otot penggerak mata yang dikendalikan oleh saraf-saraf
motorik, otot penggerak tersebut adalah:
a. Muskulus rektus okuli medial (otot di
sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata.
b. Muskulus obliques okuli inferior,
berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.
c. Muskulus obliques okuli superior,
berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah.
Selain
dapat menggerakkan bola mata,
otot penggerak pada kelopak mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat
kelopak mata sehingga permukaan koroid mata dapat terlindung secara fisik dan
dapat menjaga selalu basah
pada permukaan bola mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus
orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang
berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator palpebralis superior.
Bagian-bagian Mata
Bola
mata merupakan keseluruhan dari jaringan yang menyusun bola mata. Bola mata
tersusun dari tiga lapis jaringan, yaitu sklera, koroid dan retina. Lensa mata
di ikat oleh otot-otot
cilliar sehingga lensa mata dapat menjadi pipih dan cembung, proses tersebut di
sebut akomodasi. Lensa berakomodasi untuk meletakkan bayangan yang ditangkap
lensa tepat pada makula lutea.
a. Sklera
Untuk bagian mata pertama
adalah sklera, yang merupakan bagian luar dari bola mata, tersusun dari zat
tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Sklera berfungsi dalam
melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk
bola mata. Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan
transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi
oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air
mata.
b. Selaput
hitam
Selaput
hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak mengandung
pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan oksigen ke
mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata
bagian dalam. Pada koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa
mata, titik dekat mata, dan titik jauh mata. Iris adalah selaput mata yang
merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang telah
melepaskan diri.
Iris
atau selaput pelangi memiliki pigmen atau
warna
yang akan menentukan warna mata seseorang, yaitu warna mata biru, hitam,
cokelat,abu-abu, dan hijau. Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah
iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata.
Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan
cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika cahaya terang celah
pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak
berlebihan. Lensa mata berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya
akomodasi, yaitu kemampuan untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis).
Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang
dilihat. Jarak benda yang dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut
dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh
mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada mata
normal adalah tak terhingga.
c. Retina
Retina adalah lapisan paling
dalam pada mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf.
Pada retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian
retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan
sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita bisa melihat apabila
bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel
batang. Fungsi dari sel kerucut dan sel batang:
1) Sel kerucut berfungsi untuk
melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan protein iodopsin.
2) Sel batang berfungsi untuk
melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein mata yang disebut
rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan
vitamin A
2. Mekanisme proses melihat,
Bila kita melihat benda,
maka kita bisa mempersepsikan jarak, konsistensi berat dan lain-lain, presisi
suatu obyek dapat diterjemahkan dengan jelas. Kita
akan belajar, mekanisme mata sebagai optik tubuh berproses untuk menterjemahkan
obyek yang kita lihat. Pada dasarnya mata bisa melihat benda karena adanya
cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang
dipantulkan benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata
melihat benda adalah sebagai berikut:
a. Cahaya yang dipantulkan
oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil.
b. Intensitas cahaya yang
telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa
mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya
diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke
otak akan diterjemahkan oleh otak sehingga kita bisa mengetahui apa yang kita
lihat.
Gambar 3.2. Mekanisme Mata dalam Menangkap Obyek Cahaya
Gambar di atas menunjukkan secara normal lensa mata
akan memfokuskan bayangan yang jatuh tepat pada ujung saraf penglihatan (makula
lutea). Lensa mata akan selalu berusaha untuk menjadi pipih atau cembung sesuai
dengan jarak obyek sehingga bayangan jatuh tepat pada makula lutea.
Jika kita melihat suatu obyek berada yang jauh dari
jarak pandang kita maka lensa mata akan memipih, sehingga bayangan akan jatuh
tepat pada retina terutama pada makula lutea. Sedangkan jika jarak obyek benda
berada dekat dengan kita maka mata akan berusaha untuk akomodasi (menyembung),
sehingga bayangan obyek benda akan jatuh tepat pada retina terutama pada makula
lutea. Proses kontraksi dari lensa mata tersebut sangat menentukan terhadap
kualitas bayangan yang ditangkap oleh sel saraf mata (nervus optikus). Jika
mekanisme akomodasi tersebut tidak dapat dilakukan maka akan terjadi
kelainan-kelainan refraksi optik mata kita. Kelainan refraksi tersebut adalah
miopi, hipermetropi dan presbiopi. Berikut ini ilustrasi refraksi lensa mata secara normal
dan yang mengalami abnormalitas:
Gambar 3.4. Mekanisme Akomodasi pada Lensa Mata
Gambar di atas menunjukkan lensa cembung jika obyek
dekat dengan mata serta lensa pipih jika objek yang dilihat jauh sehingga
bayangan selalu jatuh tepat pada makula lutea.
Gangguan pada Mata
a. Rabun Dekat
Rabun dekat disebut hipermetropi, terjadi jika mata
tidak mampu untuk melihat benda dari jarak dekat. Kondisi demikian disebabkan
oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh di belakang retina
atau lensa mata tidak mampu menyembung sehingga bayangan jatuh di belakang
retina. Pada seseorang yang secara anatomis normal namun mempunyai kebiasaan
membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan mempercepat timbulnya cacat
mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung.
Lensa cembung merupakan lensa positif.
Gambar Rabun
Dekat
Gambar di atas menunjukkan bahwa objek yang dekat oleh lensa bayangan di proyeksikan
jatuh di belakang makula lutea akibat lensa tidak dapat memfokuskan bayangan.
b. Rabun Jauh
Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat
benda yang berjarak jauh. Rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah
ukuran bola mata terlalu panjang dari ukuran normal sehingga bayangan benda
jatuh di depan retina. Rabun jauh dapat diatasidengan menggunakan kaca mata
berlensa cekung. Lensa cekung merupakan lensa negatif.
Gambar. Rabun Jauh
Gambar di atas menunjukkan bahwa objek yang jauh oleh lensa bayangan di proyeksikan
jatuh di depan makula lutea akibat lensa tidak dapat memfokuskan bayangan.
c. Rabun jauh dan dekat
Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi atau
rabun tua ialah suatu keadaan di mana lensa kehilangan elastisitasnya karena
bertambahnya usia. Akibatnya daya akomodasi lensa mata berkurang. Kelainan mata
ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua atau kira-kira berumur di atas
45 tahun. Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu jauh dan
terlalau dekat. Supaya penderita presbiopi dapat melihat dengan jelas, maka
dibutuhkan kaca mata rangkap, yaitu kacamata cembung dan cekung.
d. Katarak
Katarak atau bular mata merupakan gangguan
penglihatan. Gangguan penglihatan ini merupakan keadaan di mana terjadi
kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa (Sidarta Ilyas,
1998). Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa
atau kapsul lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua
orang lebih dari 65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000).
Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi keruh
akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini
terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada
berbagai usia tertentu. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan serat
lensa masih berlangsung atau sesudah serat lensa berhenti dalam perkembangannya
dan telah memulai proses degenerasi. Penyebab katarak adalah lensa mata keruh
sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina, selain itu karena proses
ketuaan, sinar X, kencing manis, dan pemberian obat-obat tertentu dalam waktu
yang lama. Katarak dapat menimbulkan kebutaan tanpa rasa sakit. Penderita
katarak umumnya berumur di atas 55 tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi
dengan operasi mata.
Gambar di atas menunjukkan adanya kekeruhan lensa (tanda merah) yang
disebabkan oleh banyak hal, terutama akibat proses penuaan. Kekeruhan lensa
mengakibatkan obyek tidak dapat diteruskan oleh lensa menjadi bayangan.
e. Astigmatisme
Astigmatisme
atau mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa mata
atau kornea tidak rata, keadaan kelengkungan permukaan kornea atau lensa yang
tidak mulus. Akibatnya bila penderita melihat suatu kotak, garis-garis vertikal
terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas atau sebaliknya. Cacat ini
dapat ditolong dengan kacamata berlensa silindris.
Gambar 3.7. Astigmatisma
Pada gambar di atas bayangan yang jatuh pada retina menyebar hal ini
disebabkan lensa mata tidak merata sehingga bayangan akan di proyeksikan menyebar.
Bayangan yang menyebar tidak bisa fokus ke makula lutea, sehingga bayangan
menjadi kabur. Pada dasarnya pada biooptik kali ini kita sudah mengetahui
proses sistem optik berfungsi dalam sitem organ penglihatan kita. Secara normal
lensa mata merupakan organ sangat penting untuk mengatur kejelasan bayangan
yang jatuh pada makula lutea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar