BALUTAN
Dalam pelaksanaan balutan terhadap pasien, perlu kita ketahui dahulu hal- hal yang berhubungan dengan konsep dasar balut-membalut. Oleh karena itu perlu kita tentang macam-macam balutan, guna pembalut dan bentuk anggota tubuh manusia yang akan dibalut.1. Macam- macam pembalut.
a. Kain segitiga (Mitella), dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis, sifatnya lemas dan keadaannya kuat, karena tipis dan lemas mudah sekali bila dilipat-lipat hingga menyerupai dasi panjang.
Untuk membuat mitella diambil kain dengan panjang dan lebarnya sama (90cm), menurut ukuran kain, sehingganempat persegi-panjang, selanjutnya dipotong lurus antara sudut satu dengan lainnya melalui garis tengah sampai putus, maka akan terdapat dua mitella.
Cara memberi nama, salah satu pinggir atau sisi yang terpanjang diantara ketiga sisi dinamakan sis alas dan kedua sisi pinggir yang lain dinamakan sisi kaki, pertemuan antara sisi kaki dengan sisi kaki dinamakan sudut puncak, pertemuan ujung sisi kaki dengan ujung sisi sisi alas dianami sudut alas.
Pinggir atau sisi mitella tidak boleh dijahit/ diobras, sebab apabila dijahit untuk membalut salah satu anggota badan ada kemungkinan jahitan akan menekan kulit, akibatnya pembuluh darah dibawahnya akan tertekan, mungkin pula kulit akan lecet. Mitella dapat untuk membalut seluruh anggota badan, dengan cara bermacam-macam.
Cara menggunakan mitella:
Dengan cara dilebarkan dilipat-lipat menyerupai dasi, dibelah dari puncak sampai setengahnya dinamakan Plantenga, sedangkan dibelah pada sebelah kiri dan kanan dinamakan mitella Funda.
Cara simpulan dalam balutan.
Simpulan dalam balutan dengan mempergunakan istilah simpul laki-laki dan simpul perempuan. Simpul yang dipakai adalah simpul laki-laki karena simpul laki-laki mempunyai simpulan yang rata dan pipih, akibatnya tidak menekan pada kulit, sedangkan simpul perempuan mempunyai simpulan bulat, sehingga akan menekan pada kulit.
b. Plester (Klifplester).
Pembalut pita bergetah dapat dipergunakan untuk: merekatkan kain kasa dengan dilipat-lipat direkatkan kekulit, balutan penarik pada patah tulang, Fixasi, contoh pada tulang iga yang patah tidak tembus kulit biasanya direkatkan dari mulai tulang punggung melalui tulang rusuk yang patah sampai ketulang dada (Sternun), Benton, apabila ada luka lama/ulcus yang lebar antara kedua pinggirnya untuk direkatkan, agar lekas tertutup.
c. Pembalut pita biasa
Pembalut pita biasa terdiri dari bermacam-macam, tiap bahan dipergunakan dengan bentuk yang berlainan.
1) Pembalut kain kasa (gaas), bentuk kain tipis dan jarang, dipakai untuk pembalut luka yang sederhana, pembalut basah, pembalut ulcus, dan juga dipakai sebagai bahan pembalut gips.
2) Pembalut Cambric, hampir serupa dengan kain kasa, bedanya lebih kasar, oleh karena itu sedikit lebih tebal, dipakai sama dengan pembalut kasa,
3) Pembalut kain kasa bertajin (Stifsel-verban, dibuat dari kain kasa tetapi mengandung cairan, oleh karena itu akan menjadi kaku, bila hendak dipakai terlebih dahulu direndam dalam air hangat, sesudah basah lalu diperas, gunanya untuk memperbaiki circuler gips yang sudah mulai agak rusak agar menjadi baik kembali.
4) Pembalut kain katun, biasanya terbuat dari kain mori dipakai sebagai penutup luka, atau juga dapat dipakai pembalut penarik, meskipun hasilnya kurang bagus,
5) Pembalut Flanel, agak berbulu, sebelah dalanya dan lebih tebal dari pembalut katun, dipakai untuk balutan penekan dan balutan penarik,
6) Pembalut Edial, rupanya seperti akus, sifatnya elastis, dipakai untuk balutan penekan istimewa bila ada haematom, juga dipakai untuk membalut amputasi dan trepanasi,
7) Pembalut Tricot, rupanya seperti kaus, juga agak elastis, bentuknya hampir sama dengan ban dalam sepeda, ditengah-tengahnya berlubang, oleh karena itu mudah sekali diisi dengan kapas, bila hendak membuat ransel verban, dipakai untuk pemblut amputasi, trepanasi dan untuk membuat ransel verban,
8) Pembalut Cepat, dari pabrik pembuatnya sudah dibuat steril dan dibuat pengikat/ kain pengikat kedua sisi, sehingga apabila ada perdarahan langsung bisa untuk menutup luka sekaligus menekan perdarahan.
9) Pembalut Gips, dibuat dari pembalut kain kasa atau semacamnya, dibubuhi dengan tepaung gips diatasnya, lal digulung. Menggulung pembalut gips tidak boleh terlalu padat/ agak longgar, agar air mudah masuk kedalam gulungan, dipergunakan untuk pengobatan lebih lanjut jika ada tulang patah, terutama tangan dan kaki.
Mempergunakan pembalut gips dapat dengan cara gips spalk (bidai gips), gips cerculair, gips bed, gips corset dan gips brok.
10) Pembalut Martin, dibuat dari karet, oleh karena itu sangat elastis, pembalut ini untuk membalut keras dan setengah keras, dinamakan Martin karena penemu pertama adalah Dr, Martine.
2. Syarat- syarat balutan.
a. Biasanya jalannya pembalut dari kiri kekanan,
b. Balutan harus menutup pinggirnya rapat,
c. Balutan masuk dua pertiga,
d. Balutan tidak boleh terlalu kencang, sehingga akan mengakibatkan stiwung,
e. Kepala pembalut diluar,
f. Menyimpulkan tidak boleh di atas yang sakit,
g. Cara menyambung balutan, pangkal pembalut yang kedua diletakan di bawah ujung pembalut yang pertama.
Dipersilahkan kepada semua linatih untuk mempraktekan bermacam- macam balutan, dengan secara kelompok atau berpasangan sesuai dengan pembalutan yang akan dipraktekan.
Contoh- contoh balutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar