Halaman

Minggu, 18 September 2011

RESUSITASI JANTUNG PARU

RESUSITASI JANTUNG PARU

Oleh: Triyo Rachmadi, S.Kep.

Waktu

1 Sesi, 4 jam @ 45 menit, Pertemuan ke 5.

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mempelajari bahasan resusitasi jantung paru, linatih diharapkan terampil dalam resusitasi jantung paru secara mandiri

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari bahasan resusitasi jantung paru linatih diharapkan memahami:

1. Pengertian resusitasi jantung paru,

2. Langkah- langkah resusitasi jantung,

3. Tehnik intubasi trachea,

4. Obat- obatan yang perlu dipersiapkan dan resusitasi jantung paru.

Metoda

1. Ceramah,

2. Tanya – jawab,

3. Simulasi, demontrasi.

Alat Bantu

1. Alat bantu pembelajaran,

2. Panthom resusitasi jantung paru untuk dewasa, anak dan bayi,,

3. Alkhohol 70 %,

4. Tisue..

Langkah-langkah

1. Persiapan.

a. Fasilitator mempersiapkan materi di transparan, atau media lain untuk ditayangkan di kelas,

b. Fasilitator mempersiapkan alat- alat untuk simulasi, demontrasi resusitasi jantung paru,

2. Proses pembelajaran.

  1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan, tujuan instruksional umum dan khusus yang ingin dicapai,
  2. Fasilitator menjelaskan pengertian resusitasi jantung paru, langkah- langkah resusitasi jantung, tehnik intubasi trachea, Obat- obatan yang perlu dipersiapkan dan resusitasi jantung paru.
  3. Linatih untuk membagi kelompok antara 5 sampai dengan 8 orang
  4. Fasilitator memsimulasikan/ demontrasi resusitasi jantung paru,
  5. Fasilitator menugaskan kepada linatih untuk mensimulasikan/ mendemontrasikan resusitasi jantung paru kepada semua linatih,
  6. Fasilitator mempersilahkan kepada linatih untuk menanyakan hal- hal yang belum jelas,.
  7. Fasilitator merangkum pembahasan triase dan menutup pertemuan.

Rujukan

Pedoman resusitasi jantung paru, RSCM., Jakarta.

MATERI

RESUSITASI JANTUNG PARU

AIRWAY : JALAN NAFAS

Orang tidak mungkin bernafas apabila jalan nafas tersumbat/obstruksi. Obstruksi jalan nafas sering disebabkan oleh : lidah, benda asing (seperti gigi palsu, darah, muntah dan mukus) membuka jalan nafas pada penderita yang tidak sadar adalah tindakan pertama.

1. Obstruksi yang disebabkan oleh Lidah

Lidah pada penderita yang tidak sadar dengan tidur terlentang, sangat mudah jatuh kearah dinding faring posterior (tenggorokan belakang) sehingga menyebabkan obstruksi jalan nafas kepala jangan diganjal.

Jalan nafas dapat dibebaskan kembali dengan melakukan tindakan manual atau dengan memakai alat khusus.

2. Ekstensi Kepala

Menggunakan satu tangan dibawah leher dan tangan lainnya pada kening, tarik kepala kearah kaudo posterior, tindakan ini sering menimbulkan nafas spontan. Pada bayi ekstensi minimal saja (kalau maksimal bisa menyebakan obstruksi jalan nafas)

3. Tarik Dagu

Gunakan kedua tangan untuk mengangkat/mendorong rahang/pada waktu yang bersamaan pertahankan mulut terbuka dan ekstensi kepala (gerak tripsi jalan nafas)

Indikasi : Apabila tindakan manusal tidak berhasil atau bila dibutuhkan waktu yang lama untuk mempertahankan jalan nafas terbuka

4. Pipa Orofaring

Ini adalah alat sederhana yang cukup baik untuk mempertahankan lidah terangkat, gigi dan bibir terpisah dari bagian atas dan bawah pada penderita koma.

5. Pipa Endotrakea

Tujuan intubasi trakea :

* Memudahkan ventilasi/oksigenasi

* Mencegah aspirasi

* Memudahkan pengisapan benda asing, darah/lendir/cairan dari jalan nafas/paru

6. Obstruksi yang disebabkan benda asing

Obstruksi akibat benda asing harus dicurigai apabila pernafasan buatan dengan cara yang betul telah dilakukan tetapi dada tidak berkembang/terasa berat.

Benda asing yang berada dijalan nafas bawah harus ditarik keatas sebelum dapat dikeluarkan melalui mulut.

Silang jari telunjuk dengan ibu jari tekankan dengan ujung-ujung jari tersebut pada giginya pada satu sisi mulut. Bersihkan kearah luar benda asing tersebut dengan jari telunjuk yang lain. Pukul antara dua scapula (hanya dianjurkan untuk bayi dan anak kecil). Batuk buatan akan timbul dengan jalan memberikan beberapa pukulan diantara dua skapula, sehingga benda yang mengakibatkan obstruksi akan terlepas. Pada bayi/anak yang kecil waktu dilakukan pemukulan, dada dan dagu ditahan, tapi kepala harus lebih rendah.

Hentakan abdomen.

Lakukan hentakan pada daerah epigastrium abdomen atas beberapa kali. Tidak dianjurkan untuk bayi dan anak kecil.

Alat penghisap

Aspirasi cairan langsung kedalam trakea atau paru sangat berbahaya. Untuk mencegah hal ini dikeluarkanlah cairan yang berada didalam nafas dengan alat penghisap.

Posisi Stabil Miring

“Auto Drainage Position”

Apabila pernafasan spontan atau telah kembali sponta, letakkan penderita pada posisi stabil miring memudahkan mengalirnya sekresi/cairan yang mungkin ada dari mulut/faring/laring dan jangan terjadi aspirasi paru akibat regurgitasi dari lambung. Jadi prinsip posisi ini sumbu trakhea lebih tinggi dari pada faring/laring (cara tertera dibawah).

7. BREATHING – PERNAFASAN

Apabila pernafasan sangat lemah dan ireguler atau apne/henti nafas lakukan pernafasan buatan segera !!

Metode pernafasan buatan :

a. Mulut ke mulut :

Ekstensi kepala untuk membuka jalan nafas. Tutup lubang hidung dengan jepitan jari telunjuk-ibu jari atau dengan pipi penolong lalu tarik nafas dalam

Rapatkan bibir pada penolong disekitar mulut penderita. Tiupkan udara ekspirasi penolong kedalam paru penderita dan perhatikan dada berkembang atau tidak

Lepaskan mulut penolong untuk membiarkan penderita ekshalasi secara pasif dan perhatikan dada mengempis

Ulang pernafasan buatan sebagaimana frekuensi nafas normal (12 x /menit)

Tutup mulut penderita rapat rapat dengan menekankan bibir bagian bawah. Lingkari hidung penderita dengan bibir penolong rapat dan ditiup.

Untuk memudahkan ekshalasi, coba untuk membuka mulut penderita atau sekurang-kurangnya pisahkan kedua bibir penderita

Ulang pernafasan buatan sesuai dengan frekuensi normal,

b. Mulut kemulut dan hidung

Untuk bayi /anak kecil

Tiuapan memakai hembusan dengan tena pipi (20-30 kali/menit)

Letakkan sungkup muka (face mask) diatas mulut dan hidung

Tiupkan ke udara ekspirasi penolong melalui lubang sungkup muka

Lepaskan mulut penolong untuk membiarkan penderita ekspirasi secara pasif.

Catatan :

> Nafas buatan memakai mulut ()2 yang didapat 16 %)

> Orang dewasa dengan menarik nafas dalam dan ditiup kira-kira 2x nafas biasa

> Anak besar/dewasa kecil. Nafas biasa dan ditiup dengan tenaga ekspirasi biasa,

c. Bag-mask ventilation.

Pada penolong yang terlatih baik, cara ini sangat berguna dan menyenangkan.

d. Udara bebas

Kalau alat ini dipakai )2 tabung (02 yang didapat 21 %)

e. Tambahan 02 tabung

02 yang didapat penderita bisa mencapai 100 %

CIRCULATION – SIRKULASI

Apabila denyut jantung berhenti lakukan segera kompresi jantung luar kombinasi dengan pernafasan buatan yang dikenal rebagai resusitasi jantung paru

Henti Jantung.

Cara mengenal adanya henti jantung :

1. Tidak sadar

2. Tidak terabanya nadi karotis atau femoralis (pada bayi atau neomatus nadi brakhialis atau femoralis)

3. Henti nafas

4. Tampak seperti mati

5. Orang-orangan mata melebar

6. Warna kulit pucat sampai kelabu

Jika No. 1 dan 2 positif, pasti terdapat henti jantung !!!

KOMPRESI JANTUNG LUAR.

Pada orang dewasa : korban diletakkan di tempat yang keras dan rata, pangkal telapak tangan ditindihkan satu sama lain pada posisi dua jari diatas ujung tulang dada korban. Ditekan sedalam 3 – 5 cm kearah tulang belakang korban dengan kecepatan 80 – 100 kali permenit.

Pada anak-anak

Korban diletakkan ditempat, keras dan rata, sebelah dari panglak telapak tangan diletakkan dipertengahan tulang dada. Ditekan sedalam 2 – 3 cm kearah tulang belakang dengan kecepatan kurang lebih 100 kali permenit.

Pada Bayi

Punggung korban diletakkan dikedua telapak tangan kedua ibu jari dibawah pertemuan tulang dada dengan garis interpapilaris . kedua ibu jari tersebut dihentakkan kearah tulang belakang 1-2 cm sebanyak 100-120 kali permenit

Cara lain.

Penekanan dilakukan dengan ujung jari telunjuk dan jari tengah.

TEHNIK KOMBINASI KOMPRESI JANTUNG LUAR DENGAN PERNAFASAN BUATAN

Dengan satu penolong.

Setiap 15 kali kompresi jantung luar diikuti 2 kali pernafasan buatan.

Dengan dua penolong.

Dengan satu penolong sewaktu memberikan pernafasan buatan, kompresi jantung luar terhenti. Sedangkan dengan kedua penolong : pernafasan buatan diberikabn setelah kompresi kelima. Tehnik kombinasi ini dinyatakan berhasil kalau ada tanda-tanda. Nadi karatis mulai berdenyut, pernafasan mulai spontan dan kulit yang tadinya berwarna keabu-abuan mulai menjadi merah. Bila denyut karotis sudah timbul teratur maka kompresi dapat dihentikan tetapi pernafasan buatan tetap diteruskan sampai timbul nafas spontan.

Bila orang-orangan mata tetap lebar, warna kulit tetap pucat kelabu, tetap tidak sadar dan resusitasi sudah berlangsung 15-30 menit, maka resusitasi dihentikan. Bila orang-orangan mata mengecil, warna kulit menjadi kemerah-merahan, tetapi denyut karotis belum teraba, maka kompresi jantung dan pernafasan buatan tetap diteruskan dan bawa korban ke rumah sakit secepatnya.

Tehnik kombinasi pada anak/bayi perbandingan kompresi jantung luar dengan pernafasan buatan adalah 5 : 1 pada satu ataupun dua penolong.

SKEMA TINDAKAN RESISITASI

Tidak sadar ---à Bebaskan jalan nafas

Nafas








Ada tidak ada









Pertahankan Pernafasan buatan 2 kali

Posisi yang baik

Nadi karotis

Ada tidak ada











Text Box: Satu Penolong : 15 : 2  Dua Penolong : 5 : 1



Pernafasan buatan Tehnik kombinasi

( 2 – 20 kali/menit)

(dewasa) Kompresi jantung luar

20-30 kali/menit dengan

(anak bayi) pernafasan buatan

TEHNIK INTUBASI TRAKEA

1. Sebaiknya ada asisten di samping

2. Pilih, siapkan dan periksa alat-alat. Jangan tergantung pada orang lain

  1. Pilih ukuran pipa endotrakea yang sesuai, selalu diambil 2 buah (yang dianggap cukup dan yang lebih kecil)
  2. Pilih tipe laringoskopi yang biasa dipakai
  3. Oleskan pipa endotrakea dengan “Jelly” yang larut dalam air (misal : Xylocain, K-Y Jelly)
  4. Periksa balon pipa endorakea bocor apa tidak

3. Penderita dalam posisi terlentang.

Kepala ditinggikan sedikit dengan mengganjal occiput sedikit (dengan bantal tipis). Leher fleksi dan kepala hiperekstensi agar daun laringoskopi) satu garis dengan trakea

4. Oksigenasi penderita dengan 02 100 % selama 2 menit

5. Waktu memasukkan pipa endotrakea tahan nafas penolong, apabila tidak bisa lagi hentikan intubasi (pada penderita apne)

6. Memasukkan pipa endrotrakea (intubasi)

  1. Pertama-tama buka mulut dengan tangan kanan (dengan cara “Gerak jari silang”)
  2. Pegang gagang laringoskopi dengan tangan kiri, masukkan daun laringoskopi dari sudut mulut kanan, dorong lidah kearah kiri. Hati-hati jangan melukai bibir akibat gigi dan laringoskopi
  3. Dorong daun laringoskopi kearah tengah depan dan lihat mulut penderita, valvula, farings dan epiglotis
  4. Perhatian aritenoid dan garis tengah (terpenting), kemudia pita suara (diharapkan tapi tidak merupakan keharusan), pipa endotrakea

7. Pipa endrotrakea dimasukkan dan balon pipa endotrakea diisi secukupnya

DRUG – OBAT-OBATAN

CARA :

1. Intravena (parifer) semua obat

2. Intra pulmoner : melalui trakea (hanya adrenalin dan lignokain)

3. Intra kardial : tidak dianjurkan pada waktu kompresi jantung luar

Farmakologi Obat Emergenci Serta Dosis.

Perangsang Miokard

1. Adrenalin

Obat ini bereaksi sebagai stimulan alfa dan beta, didalam tubuhh dan dikeluarkan/ disekresikan oleh adrenalin medula kelenjar suprarenal. Efek stimulan alfa akan mengakibatkan vasokonstriksi perifer sseperti kulit, ginjal, daerah splangnik dan sedikit sekali berakibat pada otak.

Efek stimulan beta akan mengakibatkan vasodilatasi terhadap pembuluh darah jantung, otot lurik dan juga berefek bronkodilator. Efek total pada dosis kecil menaikkan tapi pada dosis besar melah menurunkan resistensi perifer. Terhadap jantung akibat beta stimulan ini akan mempunyai efek inotropik dan kronotropik positif. Ini mengakibatkan menaiknya kontratilitas miokard, konduksi atrioventrikular, eksitabilitas miokard dan denyut jantung.

Dosis pemakaian adrenalin adalah 5 – 10 cc 1/10.000 (0,5-1 mg) tiap 3 menit. Pada anak 0,01 mg/kg. BB

2. Isoprenalin

Ia mempunyai efek terutama stimulan beta dan jauh lebih kuat dari pada drenalin. Pada jantung mempunyai efek inotropik positif dan ronotropik positif. Isoprenalin adalah suatu brokodilator yang kuat dan juga mengurangi vasokonstriksi paru sehingga menaikkan Pa02. Dosis isoprenalin adalah 0,1 – 0,2 mg tiap 3-5 menit. Seperti adrenalin, isoprenalin mempunyai efek antagonis dengan metabolik asidosis tapi potensial dengan metabolik alkalosis terhadap jantung,

3. Kalsium Klorida

Kontraksi miokard timbul akibat kerjasama dengan aktin, dan filamen-filamen dari aktimiosin. Terapi kalsium menaikkan kekuatan kontraksi jantung, memperpanjang sistole dan menaikkan eksitabilitas miokard.

Dosis kalsium klorida adalah 5 – 10 cc cairan konsentrasi 10 % jadi 500 – 1000 mg pada dewasa dan 1 – 2 cc (100-200 mg) pada neonatus tiap 3-5 menit. Dengan digitalis mempunyai efek sinergistik. Kalsium klorida baik untuk resusitasi jantung karena mudah terioniosasi.

BUFFER

1. Sodium Bikarbonat

Ini berguna untuk mengoreksi metabolik asidosis dimana bisa terjadi setelah beberapa lama henting jantung, metabolik asidosis menurunkan daya kerja jantung, menurunkan ambang untuk terjadinya fibrilasi ventrikel, mendepresi “Glikolisis anerobik” dan mempunyai efek yang berlawanan dengan simpatomimetik amin, juga mengakibatkan menaikkan resistensi vaskuler dari paru dan ginjal. Pemberian sodium ini mengakibatkan harusnya pemberian diuretipost henti jantung yang lama terutama pada edema paru, dosis sodium bikarbonat yang pertama diberikan : 1 mEq/kg. BB

Dosis sodium bikarbonate setelah 10 menit dalam millequivalen (8,4 % cairan 1 cc = 1 mEq)

Berat badan penderita dalam kg. Kali lama henti jantung (menit)

VASOKONSTRIKTOR

1. Narodrenalin (levophed)

Mempunyai efek vasokonstriksi yang sangat kuat. Dosis diberikan 0,1-0,2 mg tiap 5-10 menit. Setlah jantung mulai bekerja kembali obat ini bisa diberikan perinfus untuk mempertahankan tekanan darah.

2. Metaraminol (Aramine)

Dalam percobaan ternyata obat ini lebih kuat daripada noradrenalin selama resusitasi jantung terutama terhadap tekanan darah rata-rata. Daya kerja lebih panjang. Aliran darah ginjal tidak begitu menurun dan tidak mengakibatkan nekrosis jaringan tapi waktu mulai kerja dari obat ini lebih panjang. Dosis metaraminol adalah 2-5 mg tiap 10 menit . seperti noradrelin obat ini bisa diberikan perinfus 20-100 mg dalam 500 cc glukosa 5 %. Tetapi tidak mempunyai resiko “withdrawal hypotension”

3. Fenilefrin

Obat ini mempunyai efek terutama sebagai stimulan alfa dan sedikit atau tidak sama sekali efek terhadap jantung. Dosisi adalah 2-5 mg tiap 10-15 menit.

PENEKANAN KESTABILITAS MIOKARD.

Obat ini diindikasi pada keadaan fibrilasi ventrikel dan distritimia lainnya

1. Lignokain (Xylocard)

Obat ini menurunkan eksitabilitas miokard dengan jalan menaikkan “Conduction time retractory periode”. Kekuatannya dua kali prokain amida dan tidak seperti obat ini. Lignokain hanya mendepresi kontraktibilitas miokard kalau dosis berlebihan. Dosisnya adalah 5-10 cc cairan 1 % (50-199 mg) tiap 5-10 menit sampai mencapai 50 cc (500 mg) perjam. Dapat digunakan perinfus dengan konsentrasi 1-2 % didalam glukosa 5 %.

2. Prokain amida

Obat ini mendepresi eksitabilitas dan kontraktilitas miokard. Dosis adalah 50 – 100 mg tiap 5 menit dan maksimal dosis 750 mg

K.G – ELEKTRO KARDIO GRAFI

Diagnosis EKG :

- Fibrilasi ventrikal

- Asistole/hiposistole

- Kolaps kardio vaskuler

FIBRILATION TREATMENT – PENGOBATAN FIBRILASI

Defibrilasi Eksternal.

D.C. 1 – 2 sec (joules)/kg BB, maksimal 5 joule/kg BB,

Simulasikan secara bergantian untuk melakukan resusitasi jantung paru pada panthom yang teah dipersiapkan, kerjakan sampai merasa terampil.


Tidak ada komentar: