Halaman

Minggu, 18 September 2011

PENATA LAKSANAAN PENYAKIT PARASIT

PENATA LAKSANAAN PENYAKIT PARASIT

Oleh: Triyo rachmadi, S.Kep.


POKOK BAHASAN 9 : PENYAKIT PARASIT

SUB POKOK BAHASAN : PENATALAKSANAAN ASKARIASIS

WAKTU SESI : 1 jam pelajaran @ 45 menit

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Memberikan kemampuan kepada peserta latih dalam mengenali dan menangani pasien dengan Askariasis

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti sesi ini diharapkan :

  1. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian, gambaran klinis dan pemeriksaan laboratorium Askariasis
  2. Peserta dapat melakukan pemeriksaan terhadap Askariasis
  3. Peserta dapat menentukan diagnosis dan diagnosis banding Askariasis
  4. Peserta dapat mengenali dan menjelaskan penanganan serta merujuk penderita Askariasis

PROSES PEMBELAJARAN

Langkah 1. Persiapan peserta

  1. Pelatih mempersiapkan suasana pelatihan dan mental peserta dalam mengikuti pelatuhan
  2. Pelatih menjelaskan tujuan pelatihan

Langkah 2. Penyampaian materi pelatihan

  1. Pelatih menjelaskan materi pelatihan
  2. Pelatih memberikan pertanyaan terkait dengan materi
  3. Pelatih menyampaikan beberapa masalah/keadaan /isu
  4. Pelatih menjelaskan pemeriksaan feses untuk melihat Askariasis

Langkah 3. diskusi /tugas individu atau kelompok

  1. Pelatih menyampaikan beberapa realita atau kasus/tuga terkait materi
  2. Pelatih menugaskan untuk diskusi dan membahas tugas/kasus
  3. Pelatih menyimpulkan, merangkum hasil diskusi dan pembahasan atau penugasan

METODE

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

Penugasan/kasus

VCD

ALAT BANTU LATIH

OHP

White board

LCD

CD

EVALUASI

Evaluasi dilakukan secara tertulis maupun praktek dengan instrumen terlampir

RUJUKAN

Hoole., A. J., Picard G. C., Quimetto M. R., Lohr J. A., Greenberg R. A. (1988). Patient Guidelines for Nurse Practioners. (4 th ed. ), Philadelphia : J. B. Lippincott Company.

Ikatan Sarjana Farmasi (2004). ISO Indonesia. Vol. 39. Jakarta.

ASKARIASIS

I. Definisi

Askariasis adalah infestasi oleh spesies roundworm (Ascaris lumbricoides) yang mapu menembus kulit manusia.

II. Etiologi

Penyebab askariasis adalah Ascaris Lumbricoides. Manusia merupakan satu-satunya hospes bagi cacing jenis ini Anak mungkin membawa telur cacing dengan main atau tertelan tanah yang terpapar oleh telur cacing. Pada orag dewasa kemasukan telur melalui makan makanan yang tidak dicuci sayuran yang tumbuh ditatanah yang terkontaminasi.

Setelah masuk telur akan menjadi larva dan bermigrasi dari usus kecil ke hati dan paru melalui circulasi darah vena. Larva masuk kedalam alveoli paru-paru dan kemudian migrasi ketrakea dimana mereka dapat menyebabkan terbatuk atau tertelan. Tertelannya larva kedalam usus kecildimana larva akan matang. Cacaing betina dewasa kan mnghasilkan banyak telur pada saat mereka melewati usus bersama feses.

III. Gambaran Klinis

A. Gejala

1. Beberapa pasien tanpa gejala,

2. Batuk dan demam mungkin terjadi selama migrasi paru dalami fase kehidupan.

3. Pada anak kecil dengan jumlah cacing yang banyak akan menyebab anoreksi, gangguan digestive, iritabel dan kurus.

4. Anak dengan pica (kecenderungan terkena) lebih mudah terkena infkesi. Pica kadang dihubungkan dengan anemia akibat kekurangan zat besi.

B. Tanda

1. Cacing dewasa dapat terlihat dalam feses

2. Berkurangnya berat badan yang besar mungkin pada anak kecil ketika makin banyaknya jumlah cacing

3. Pneumonia akut

4. Cacing tidak menyebabkan kehilangan darah atau diare.

IV. Laboratorium

A. Tidak diperlukan bila cacing dewasa dapat ditemukan.

B. Pemerikasaan mikroskopis feses pada orang yang terinfeksi akan ditemukan telur askaris

V. Diagnosis banding

A. Gejala kelainan paru selama migrasi paru oleh larvae dapat dikacaukan oleh pneumonia virus atau bakteri atau dengan asma

B. Penyebab lainnya dari tidak naiknya berat badan atau gejala kelainan digestive

C. Oleh karena pada bebrapa pasien tidak ada gejala diperolehnya kasus mungkin menyebabkan problem.

D. Beberapa kasus pada saat cacing dewasa ditemukan di feses atau ketika pasien yang diperiksa fesesnya untuk menemukan telur cacing akan ditemukan eosinophil dalam smear darah.

VI. Pengobata

A. Perbaiki sanitasi , perbaiki personal hygiene dan perhatian kebersihan makanan.

  1. Eliminasi pica dengan pengobatan anemia defisiensi zat besi dan konsultasi pada orang tua dalam untuk nutrisi.
  2. Pemberian obat infeksi cacing

1. Pyrantel Pamoat suspensi diberikan secara single dosis secara oral 1ml (50 mg) tiap 5 kg (10 pon) berat badan maksimum 20 ml.

2. Mebendazple 100 mg pertablet – 1 tabblet dua kali sehari aselama 3 hari

Perhatian /peringatan : tidak boleh diberikan anak dibawah 2 tahun

VII. Komplikasi

Obstruksi intestinal oleh karena sumbatan masa cacing

VIII. Konsultasi dan rujukan

Umumnya tidak dibutuhkan pada semua kasus

IX. Tindak lanjut

Pada keluarga dengan resiko tinggi perlu dilakukan pemeriksaan feses sebab mungkin bias terjadi reinfeksi






Rounded Rectangle: Tugas individu   1. Mengapa pada penderita askariasis dapat timbul batuk dan demam ? 2. Mengapa pada penderita infekasi askariasis dapat terjadi anoreksia dan gangguan digestive ?



Rounded Rectangle: Tugas kelompok  1. Mengapa  pada anak dibawah  2 tahun tidak boleh derikan Mebendazole ? 2. Apa yang dapat diberikan pada pasien tersebut ? 3. Apa efek samping mebendacole ? 4. Apa saran yang anda berikan pada keluarga pasien ?



Rounded Rectangle: Latihan   1. Bagaimana diagnosis Askariasis? 2. Apa penting dalam melakukan diagnosis askariasis ? 3. Bagaiamana gejala utama Asakariasis? 4. Apa tanda-tanda terjadinya Askariasis ? 5. Bagaimana terapinya ?

Tidak ada komentar: