Halaman

Minggu, 18 September 2011

PENANGANAN PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN

PENANGANAN PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN

Oleh: Triyo Rachmadi,S.Kep.


Penyakit-penyakit Telinga Hidung dan Tenggorok yang dibahas dalam pokok bahasan 4 ini meliputi 3 sub pokok bahasan yaitu :

1. Otitis Eksterna

2. Otitis Media Akuta Purulenta

3. Epistaksis

Kasus ini cukup banyak dijumpai di puskesmas dan masyarakat sehingga dengan pembekalan ini diharapkan anda memiliki kemampuan dalam menanganinya atau paling tidak mengenalinya untuk merujuknya.

POKOK BAHASAN 4 : PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN

SUB POKOK BAHASAN : PENATALAKSANAAN OTITIS EKSTERNA

WAKTU SESI : 1 jam pelajaran @ 45 menit

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Memberikan kemampuan kepada peserta latih dalam mengenali dan menangani pasien dengan Otitis Eksterna

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti sesi ini diharapkan :

  1. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian, gambaran klinis Otitis Eksterna
  2. Peserta dapat melakukan pemeriksaan terhadap Otitis Eksterna
  3. Peserta dapat menentukan diagnosis dan diagnosis banding Otitis Eksterna
  4. Peserta dapat melakukan penanganan Otitis Eksterna

PROSES PEMBELAJARAN

Langkah 1. Persiapan peserta

  1. Pelatih mempersiapkan suasana pelatihan dan mental peserta dalam mengikuti pelatuhan
  2. Pelatih menjelaskan tujuan pelatihan

Langkah 2. Penyampaian materi pelatihan

  1. Pelatih menjelaskan materi pelatihan
  2. Pelatih memberikan pertanyaan terkait dengan materi
  3. Pelatih menyampaikan beberapa masalah/keadaan /isu
  4. Pelatih melakukan simulasi pemeriksaan dan penanganan shok

Langkah 3. diskusi /tugas individu atau kelompok

  1. Pelatih menyampaikan beberapa realita atau kasus/tuga terkait materi
  2. Pelatih menugaskan untuk diskusi dan membahas tugas/kasus
  3. Pelatih menyimpulkan, merangkum hasil diskusi dan pembahasan atau penugasan

METODE

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

Penugasan/kasus

VCD

ALAT BANTU LATIH

OHP

White board

LCD

CD

EVALUASI

Evaluasi dilakukan secara tertulis maupun praktek dengan instrumen terlampir

RUJUKAN

Hoole., A. J., Picard G. C., Quimetto M. R., Lohr J. A., Greenberg R. A. (1988). Patient Guidelines for Nurse Practioners. (4 th ed. ), Philadelphia : J. B. Lippincott Company.

Ikatan Sarjana Farmasi (2004). ISO Indonesia. Vol. 39. Jakarta.

OTITIS EKSTERNA

I. Pengertian

Infeksi saluran pendengaran bagian luar dan daun telinga yang disebabkan oleh karena bermacam agen yang masuk karena adanya lecet atau tidak utuhnya kulit yang disebabkan trauma atau tarikan, pemakaian alat bantu pendengaran, anting atau sebab lain. Kerusakan jaringan pada telinga luar dapat pula disebabkan oleh masuknya air kedalam rongga telinga setelah berenang.

II. Penyebab

1. Bakteri: tersering Psedudomonas sp, Proteus sp s, Staphylococcus aureus dan Streptococcus.

2 Fungi/jamur

III. Gambaran Klinis

1. Gejala:

a. Nyeri telinga

b. Kadang, penurunan fungsi pendengaran atau adanya rasa tersumbat

2. Tanda

a. Nyeri yang dirangsang oleh gerakan daun telinga baik tekanan pada tragus atau karena jeweran.

b. Mungkin sebagian saluran telinga tersumbat oleh edem atau cairan

c. Saluran telinga tampak kemerahan atau bengkak, kadang ditemukan eksudat pada pemeriksaan dengan otoskop.

d. Membrana timpani mungkin tampak normal, bengkak, atau tertutup oleh kumpulan eksudat tetapi tidak menunjukan adanya infeksi OM

e. Pembesaran kelenjar preaurikuler atau postaurikuler

f. Tidak ditemukan nyeri pada penekanan daerah mastodeus.

IV. Pemeriksaan Laboratorium :

tidak perlu

V. Diagnosis Banding

1. Otitis Media

2. Mastoiditis

3. Dermatitis Kronis , tipe : Seboroik, eksim dan psoriasis

VI. Pengobatan

A. Pencegahan:

Nasehati pasien untuk mengikuti kegiatan pencegahan

1. Jangan mempergunakan jari dan instrumen lain termasuk kapas, kapas untuk swap untuk membersihkan lubang telinga (lubang telinga tidak perlu dibersihkan sendiri ). Bersihkan kapas untuk membersihkan telinga luar dengan benar serta bersihkan jari-jari sebelum membersihkan

2. Jika ada rasa gatal pada lubang telinga jangan memasukkan benda asing tetapi segera mencari pertolongan pada medis atau tenaga kesehatan.

B. Pengobatan spesifik

1. Berikan Asetaminopen : untuk menghilangkan sakit untuk semua usia dan Aspirin untuk dewasa

2. Untuk menghangatkan gunakan kompres hangat, dengan mempergunakan botol hangat atau pemanas atau pak penghangat

3. Penggguunaan tetes telinga. Pengobatan dengan tetes telingan tidak efektif bila lubang tertutup oleh serumen dan cairan eksudat. Untuk itu pasien harus tidak berubah posisi selama 5 menit setelah ditetesi. Bila memungkinkan masukkan lidi kapas kemudian alirkan obat tetes telinga melalui lidi kapas untuk masuk kedalam telinga.

4. Cortikospurin solusion (Kombinasi Polimiksin Sulfat, Neomisin dan Hidrokortison) 4 tetes 4 kali sehari.

5. Contoh sediaan obat tetes telinga : Cendocitrol, Otopain, Otozambon, Otolin.

VII. Komplikasi

Memberatnya Otitis eksterna berhubungan dengan:

1. Pembengkakan yang menutupi saluran telingan yang ditandai dengan :

a. Nyeri hebat

b. Demam

c. Pembengkakan saluran, teliga luar dan jaringan

2. Reaksi alergi local misalnya terhadap Neomycin

3. Pasien dengan Diabetes Militus kadang-kadang reaksi infeksi atau alergi lebih hebat.

VIII. Konsultasi dan Rujukan

Rujukan dan konsultas kedokter dilakukan bila didapatkan keadaan berikut:

1. Otitis eksterna hebat

a. Nyeri hebat

b. Demam

c. Pembengkakan telinga dalam yang menghalangi tetes telinga

2. Selulitis dari jaringan telinga

3. Kegagalan pengobatan setelah diberikan 1 minggu

4. Terjadinya kekambuhan dalam beberapa minggu

IX. Tindak Lanjut

Kunjungan ulang bila dalam waktu 1 minggu kondisi tidak ada perubahan.

Rounded Rectangle: Tugas individu modul 4 pokok bahasan  1 1. Bagaimana teknik memasukkan obat tetes telinga apabila lubang telinga tertutup oleh kotoran ? 2. Kapan anda merujuk pasien dengan Otitis  Eksterna 3. Apa yang anda nasehatkan kepada keluarga pasien  terkait dengan  Otitis Eksterna?





Rounded Rectangle: Tugas kelompok   1. Jelaskan bagaimana prosesnya berenang dapat menjadi salah satu penyebab jalan masuknya kuman ? 2. Jelaskan apa tujuan kompres hangat pada pasien dengan OE? 3. Bagaimana cara melakukan kompres ?


Rounded Rectangle: Latihan  1. Apa etiologi dari OE? 2. Bagaimana kuman dapat masuk dan menyebabkan infeksi pada OE? 3. Apa saja gejala dari OE? 4. Tanda apa yang menurut anda penting pada OE? 5. Bagaimana terapi OE ?


POKOK BAHASAN : PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN

SUB POKOK BAHASAN : PENATALAKSANAAN OTITIS MEDIA AKUTA PURULENTA

WAKTU SESI : 1 jam pelajaran @ 45 menit

TUJUAN INSTRUKSIONALUMUM

Memberikan kemampuan kepada peserta latih dalam mengenali dan menangani pasien dengan Otitis Media Akuta Purulenta.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti sesi ini diharapkan :

1. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian dan gambaran klinis

2. Peserta dapat melakukan pemeriksaan terhadap Otitis Media Akuta Purulenta

3. Peserta dapat menentukan diagnosis dan diagnosis banding Otitis Media Akuta Purulenta

4. Peserta dapat melakukan penanganan Otitis Media Akuta Purulenta

PROSES PEMBELAJARAN KHUSUS

Langkah 1. Persiapan peserta

1. Pelatih mempersiapkan suasana pelatihan dan mental peserta dalam mengikuti pelatuhan

2. Pelatih menjelaskan tujuan pelatihan

Langkah 2. Penyampaian materi pelatihan

a. Pelatih menjelaskan materi pelatihan

b. Pelatih memberikan pertanyaan terkait dengan materi

c. Pelatih menyampaikan beberapa masalah/keadaan /isu

d. Pelatih melakukan simulasi/demonstrai pemeriksaan dan penanganan otitis media akuta purulenta

Langkah 3. diskusi /tugas individu atau kelompok

  1. Pelatih menyampaikan beberapa realita atau kasus/tuga terkait materi
  2. Pelatih menugaskan untuk diskusi dan membahas tugas/kasus
  3. Pelatih menyimpulkan, merangkum hasil diskusi dan pembahasan atau penugasan

METODE

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

Penugasan/kasus

VCD

ALAT BANTU LATIH

OHP

White board

LCD

CD

EVALUASI

Evaluasi dilakukan secara tertulis maupun praktek dengan instrumen terlampir

RUJUKAN

Hoole., A. J., Picard G. C., Quimetto M. R., Lohr J. A., Greenberg R. A. (1988). Patient Guidelines for Nurse Practioners. (4 th ed. ), Philadelphia : J. B. Lippincott Company.

Ikatan Sarjana Farmasi (2004). ISO Indonesia. Vol. 39. Jakarta.

OTITIS MEDIA AKUTA PURULENTA

I. Definisi

Infeksi pada telinga tengah dengan akumulasi cairan seropurulen dalam rongga telinga tengah

II. Etiologi

Sebagai pencetus adalah adanya salah fungsi (disfungsi) dari tuba Eustakius. Sebagian besar kasus disebabkan oleh infkeksi bakteri. Paling sering adalah infeksi Pneumococcus, sedang H. Influenzae jarang terutama pada anak-anak. Tidak mungkin dilakukan diagnosis klinik untuk identifikasi pasien dengan eksudat yang steril.

III. Gambaran Klinis

1. Gejala:

a. Sakit pada telinga

b. Gejala adanya infeksi pada saluran nafas atas

c. Demam

d. Berkurangnya fungsi pendengaran

e. Kadang-kadang tidak ada gejala

2. Tanda

a. Pembengkakan (bulging) pada beberapa bagian membrana tympani dengan akumulasi eksudat pada rongga telinga tengah.

b. Bayamgan tulang maleus tidak tampak pada membrana tymphani ( tulang landasan). Proses infeksi biasanya ditandai oleh berkurangnya fungsi tulang ini

c. Adanya perforasi membrana timpani

d. Adanya bula pada membrana timpani

e. Menurunnya atau hilangnya gerakan membrana timpani

IV. Pemeriksaan Laboratorium

Tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium

V. Diagnosis Banding

1. Infeksi saluran nafas atas kadamng-kadang menimbuljan peradangan dari membrana timpani .

2. Otitis media serosa

3. Otitis eksterna

VI. Pengobatan

1 Pasien yang berumur dibawah 18 tahun

Jangan memberi makan bayi atau anak dengan posisi telentang karena keadaan tersebut merupakan faktor predisposisi untuk otitis media. Faktor lain adalah orang tua yang perokok juga meningkatkan angka kejadian otitis media pada anak.

DOSIS ORAL AMOKSILIN SUSPENSI ANAK

( 125 MG PER 5 ML)

BERAT BADAN

DOSIS

FREKUENSI

6-8 Kg

100 mg (4 ml)

Tiap 4 jam slm 10 hri

8-10 Kg

125 mg(5 ml)

Tiap 8 jam slm 10 hri

Untuk anak dengan berat badan badan lebih 10 kg dipergunakan table berikut.

DOSIS ORAL AMOKSILIN SUSPENSI ANAK

( 250 MG PER 5 ML)

BERAT BADAN

DOSIS

FREKUENSI

10-12 Kg

150 mg (3 ml)

Tiap 8 jam slm 10 hri

12-15 Kg

200 mg (4 ml)

Tiap 8 jam slm 10 hri

`> 15 kg

250 mg ( 5ml)

Tiap 8 jam slm 10 hri

2 Untuk dewasa dengan umur diatas 18 th dan sudah dapat minum kapsul dapat diberikan amoksilin kapsul 250 mg 3 kali sehari selama 10 hari.atau regimen campuran Trimetoprim 80 mg dan Sulfametoksasol 400 mg (Kotrimoksasok) kapsul 250 mg 4 kali sehari selama 10 hari.

3 Sediaan obat merek yang ada antara lain : Omemox, Bimoxil, Scanmoksil

4 Sediaan obat Kotrimoksasol yang lain : Otoprim, Fameprim,Sulprim, Primadex

VII. Komplikasi(bila gejala memberta rujuk)

1 Otitis media serosa kronika

2 Otitis Media Purulenta Persisten

3 Mastoiditis

4 Otitis Media Kronika dengan perforasi membrana timpani

5 Penyebaran ke Sistim Saraf Pusat

6 Terbentuknya Kolesteatoma karena Otitis Media Kronika dan perforasi marginal/tepi atau pars flaccida

VIII. Konsultasi dan Rujukan

Konsultasi ke dokter apa bila didapatkan :

1 Penderita dibawah 3 bulan

2 Nyeri hebat

3 Apa bila dalam 2 hari mengalami kegegalan dalam memperbaiki gejala

4 Adaya tanda-tanda :

a. Kelemahan /letargi

b. Sangat mudah kejang karena terangsang

c. Fontanela menonjol

d. Adanya kekakuan kuduk/leher

e. Otitis media puruleta persisten yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat

f. Lebih 2 kali episode pada Anak usoa dibawah 1 tahun

5 Dewasa lebih beberapa kali dalam 1 periode

6 Kecurigaan adannya infeksi tulang Mastoid

7 Otitis media Kronika persisten dengan drainase berulang karena perforasi membrana timpani.

IX. Tindak lanjut

Pemeriksaan ulang setelah 3 minggu







Rounded Rectangle: Tugas individu  1. Sebagai bidan apa yang anda nasehatkan kepada keluarga pasien  menderita OMPA  ? 2. Bagaimana penanganan pasien bayi umur 2  bulan  dengan Otitis Media Akuta Purulenta  yang diterapkan di Puskesmas ? Bandingkan dengan teori dalam modul ? Adakah perbedaann ? 3. Bagaimana pendapat anda tentang pengobatan yang dilakukan di Puskesmas tersebut ?


Rounded Rectangle: Tugas kelompok 1. Mengapa terjadi penurunan fungsi membrana tympani pada penderita OMAP ? 2. Kapan anda merujuk pasien dengan Otitis Media Akuta Purulemta ?



Rounded Rectangle: Latihan modul 4 pokok bahasan 4  1. Sebutkan etiologi dari OMPA 2. Sebutkan tanda – tanda yang dapat ditemukan dari OMPA? 3. Sebutkan 5 Komplikasi  dari OMPA? 4. Jelaskan bagaimana penanganan pasien dengan OMPA?


Latihan modul 5 pokok bahasan

POKOK BAHASAN 4 : PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN

SUB POKOK BAHASAN : PENATALAKSANAAN EPISTAKSIS

WAKTU SESI : 1 jam pelajaran @ 45 menit

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Memberikan kemampuan kepada peserta latih dalam mengenali dan menangani pasien dengan Epistaksis.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti sesi ini diharapkan :

1. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian, gambaran klinis epistaksis

2. Peserta dapat melakukan pemeriksaan terhadap Epistaksis

3. Peserta dapat menentukan diagnosis dan diagnosis banding Epitaksis

4. Peserta dapat melakukan penanganan Epitaksis

PROSES PEMBELAJARAN

Langkah 1. Persiapan peserta

a. Pelatih mempersiapkan suasana pelatihan dan mental peserta dalam mengikuti pelatuhan

b. Pelatih menjelaskan tujuan pelatihan

Langkah 2. Penyampaian materi pelatihan

  1. Pelatih menjelaskan materi pelatihan
  2. Pelatih memberikan pertanyaan terkait dengan materi
  3. Pelatih menyampaikan beberapa masalah/keadaan /isu
  4. Pelatih melakukan simulasi pemeriksaan dan penanganan shok

Langkah 3. diskusi /tugas individu atau kelompok

  1. Pelatih menyampaikan beberapa realita atau kasus/tuga terkait materi
  2. Pelatih menugaskan untuk diskusi dan membahas tugas/kasus
  3. Pelatih menyimpulkan, merangkum hasil diskusi dan pembahasan atau penugasan

METODE

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

Penugasan/kasus

VCD

ALAT BANTU LATIH

OHP

White board

LCD

CD

EVALUASI

Evaluasi dilakukan secara tertulis maupun praktek dengan instrumen terlampir

RUJUKAN

Hoole., A. J., Picard G. C., Quimetto M. R., Lohr J. A., Greenberg R. A. (1988). Patient Guidelines for Nurse Practioners. (4 th ed. ), Philadelphia : J. B. Lippincott Company.

Ikatan Sarjana Farmasi (2004). ISO Indonesia. Vol. 39. Jakarta.

EPISTAKSIS

I. Pengertian

Keluarya darah secara mendadak dari lubang hidung

II. Penyebab

1. Rupture spontan pembuluh darah dalam hidung yang sering dijumpai pada anak dan orang tua.

2. Insidennya tinggi pada musim panas

3. Trauma hidung oleh karena tiupan langsung

4. Kerusakan karena udara panas, kerusakan jaringan nostril, kerusakan sehubungan infeksi

5. Jarang karena hipertensi

6. Jarang karena kelainan perdarahan

III. Gambaran Klinis

1. Gejala:

Pada umumnya tanpa gejala kecuali keluarnya/menetesnya darah dari lubang nasoparing posterior yaitu perdarahan diluar.

2. Tanda:

a. Perdarahan dari lubang hidung dan turun bagian belakang nasoparing

b. Adanya daerah perdarahan yang terlokasir

c. Tekanan darah normal

d. Tidak ada perubahan tekanan darah

e. Sering tidak ditemukan kelainan perdarahan atau pembekuan misalnya peticahe.

IV. Pemeriksaan Laboratorium

1. Umum tidak ada

2. Hematokrit jika ada perdarahan banyak

V. Diagnosis Banding

Tidak ada

VI. Pengobatan

1. Perdarahan akut :

a. Tempatkan pasien dalam posisi duduk dengan kepala condong kedepan untuk menjaga darah tidak masuk kedalam nasoparing posterior

b. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk menekan kedua sisi hidung selama 15 menit

c. Pada bayi usahakan agar bayi tidak menangis

2. Pencegahan

a. Jangan mengorek hidung

b. Menjaga kebersihan rumah terutama tempat tidur misalnya pot pemanas atau air

c. Menganjurkan untuk memberi rubbing petrolatum diluar septum naso 2 kali sehari

VII. Komplikasi

Anemia bila terjadi banyak perdarahan dan lama

VIII.Konsultasi dan Rujukan

1. Bila terjadi perdarahan yang tidak terkontrol setelah dikompres lebih 15 menit

2. Tanda-tanda / bukti adanya perdarahan lebih dari 1 jam

3. Kejadian berulang sebelum seminggu

4. Perdarahan dari nasoparing posterior

IX. Tindak Lanjut

Bila terjadi kejadian ulang





Rounded Rectangle: Tugas individu  1. Seberapa banyak kasus Epitekasis di polindes anda ? 2. Bagaimana penanganan yang selama ini anda lakukan  ? 3. Bagaimana hasilnya ? 4. Mengapa dilakukan pemeriksaan Hematokrit ?


Rounded Rectangle: Tugas Kelompok 1. Bagaimana anda membedakan pasien mimisen dengan perdarahan hidung karena demam berdarah ? 2. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan Rumple Leed?  3.  Bagaimana caranya melakukan pemeriksaan RL? 4. Bagaimana penilaian terhadap hasil pemeriksaan Rumple Leed ?


Rounded Rectangle: Latihan  1. Apakah yang dimaksud dengan epitaksis ? 2. Bagaimana mengdiagnosisnya ? 3. Kasus penyakit apa saja yang dapat menjadi pembanding diagnosis epitaksis ? 4. Bagaimana penanganannya ?


Tidak ada komentar: